Adham Somantrie

Setelah penantian panjang dan hanya bisa gigit jari sepanjang tahun 2014, kini pengguna Mac bisa sedikit berbahagia dengan hadirnya Microsoft Office 2016 for Mac walau masih dalam bentuk ujicoba (preview). Seperti yang kita tahu bahwa pengguna Windows dimanjakan dengan Office 2013 yang modern, sementara pengguna Mac masih harus bertahan dengan Office 2011 yang mulai tampak usang.

Dalam Office 2016, tampak peremajaan tampilan yang lebih streamlined seperti halnya Office untuk Windows dengan Ribbon UI yang intuitif dan produktif. Selain itu, Office 2016 juga mengusung integrasi dengan OneDrive sehingga memudahkan pekerjaan dengan berbagai perangkat dan juga kolaborasi dengan dukungan cloud. Selain OneDrive, Office 2016 juga bisa diintegrasikan dengan OneDrive for Business dan SharePoint. Microsoft menjanjikan pengalaman yang seragam untuk semua platform, sehingga nantinya tak akan banyak perbedaan pada Office di platform yang berbeda. Dan tentunya, Office 2016 akan memiliki banyak fitur modern dari Office 2013 yang banyak absen di Mac.

Read more...

Dengan hadirnya Apple Watch di tengah populernya olahraga lari dan bersepeda, tentunya banyak yang menanyakan kemampuan jam cerdas ini dalam mendukung aktivitas tersebut. Terlebih Apple memberikan satu varian khusus dengan embel-embel "Sport". Namun sejauh apakah Apple Watch Sport dapat dimanfaatkan untuk berolahraga terutama untuk berlari dan bersepeda? Mengingat sudah banyak jam tangan khusus olahraga yang didesain untuk kedua olahraga ini.

Pada dasarnya, fitur antara Apple Watch dan Apple Watch Sport adalah identik. Yang membedakannya adalah versi Sport menggunakan bahan campuran aluminum, sementara Apple Watch berbalutkan logam stainless steel. Selain itu, tali jam Apple Watch Sport menggunakan bahan semacam plastik karet yang tahan terhadap air dan keringat. Walau tidak menggunakan bahan safir untuk melapisi layarnya, Apple Watch Sport diklaim cukup kuat dengan bahan kaca berteknologi Ion-X.

Read more...

Di era modern seperti saat ini, internet sudah memasuki segala sendi-sendi kehidupan. Tak ayal, banyak orang yang memiliki lebih dari satu perangkat untuk mengakses internet. Setidaknya, memiliki satu ponsel yang terkoneksi internet dan satu komputer, entah itu laptop atau desktop. Beberapa orang lainnya, bisa jadi memiliki lebih dari satu ponsel, satu komputer tablet, dan satu komputer laptop. Namun seiring dengan banyaknya perangkat yang digunakan, seringkali informasi menjadi tidak tertata rapi karena bertebaran di perangkat yang terpisah. Tak selaras.

Begitu pula halnya dengan bookmark pada browser (peramban web). Setiap perangkat memiliki senarai yang berbeda. Sebagai pengakses internet dari banyak perangkat, hal ini menjadi salah satu keluhan terbesar saya. Seringkali saya menemukan laman web yang menarik saat menggunakan ponsel atau saat menggunakan komputer kantor, namun saya ingin membacanya di kemudian waktu menggunakan komputer di rumah atau tablet. Tentu saja melakukan penandaan bookmark bukanlah solusi yang efektif.

Read more...

Nike+ bisa dibilang merupakan salah satu pionir ekosistem atau platform digital sport. Berawal dari kerjasama dengan Apple di tahun 2006 dalam bentuk pertamanya, Nike+ iPod, lalu kemudian berkembang semakin luas hingga ke iOS dan Android. Bahkan Nike bekerja sama dengan TomTom untuk membuat perangkatnya sendiri, Nike+ Sportwatch GPS.

Kerjasama Nike dengan TomTom sepertinya hanya saat itu saja dan tak akan diteruskan lagi sejak TomTom membuat perangkat jam tangan berbasis GPS untuk olahraga lengkap dengan platform-nya sendiri: MySport. Dengan ditutupnya divisi perangkat keras Nike+, sudah bisa dipastikan tak akan ada lagi perangkat keras baru Nike+ di masa mendatang. Nike+ akan total dalam menyediakan platform dan perangkat lunak. Sementara untuk perangkat kerasnya, ekosistem Nike+ akan bergantung pada pihak lain seperti iPhone.

Read more...

Ketika memilih komputer, kita punya banyak parameter yang bisa ditinjau untuk pertimbangan. Apakah itu kecepatan prosesor, kemampuan grafik, kapasitas penyimpanan, ukuran layar, berat, dan sebagainya. Jika dirasa spesifikasinya kurang pas, masih bisa kita utak-atik dengan mengganti komponennya (upgrade) sesuai dengan yang kita inginkan. Apalagi untuk desktop, kita bisa merancang dan merakit sendiri komputer sesuai keinginan dan kebutuhan kita karena sangat modular.

Lalu, di era post-PC seperti saat ini, di mana orang lebih banyak menggunakan ponsel dan tablet daripada komputer, bagaimanakah pertimbangan dalam memilih gawai (gadget)? Spesifikasi ponsel cerdas biasanya sudah "terpatri". Tak banyak yang bisa kita ubah. Paling hanya sebatas kapasitas penyimpanan eksternal. Bahkan, kini umumnya sudah menggunakan penyimpanan permanen. Begitu juga halnya dengan misalnya prosesor ataupun kemampuan multimedianya. Belum lagi, dengan banjirnya pasar oleh berbagai pilihan yang mirip-mirip. Semakin bingung saat ingin membeli ponsel.

Read more...