Akhir tahun 2013 kemarin saya tutup dengan lari 5K sore. Walaupun ternyata gagal untuk mengantarkan terbenamnya matahari karena hujan yang membasahi ibukota. Pun, 31 Desember 2013 genap 4 tahun saya berlari dengan Nike+. Produk, layanan, sistem yang membuat saya mendapat kebahagiaan dalam berlari. Dan pastinya, terus selalu memotivasi.

Selama 2013, hanya 374 km yang bisa saya catatkan. Lebih sedikit dari tahun 2012 dengan 380 km. Tapi untungnya dengan pace yang lebih baik dan frekuensi yang lebih sering. Memang, semester pertama 2013 menjadi semester terakhir studi saya. Banyak begadang dalam menyusun tesis tentunya menyita waktu. Urusan lari-larian prioritasnya tak lagi tinggi. Tahun 2014 ini mestinya bisa menembus angka 500 km.

2013 pun saya tidak banyak mengikuti lomba. Saya bolos pada Jakarta Race Series yang saya ikuti sejak 2011 untuk fokus pada studi. Pun Standard-Chartered Marathon Singapore 2013 saya absen. Selain di Adidas KOTR 2013 dengan jarak 16.8K, saya hanya mengambil kategori 5K dan 10K saja. Padahal di 2013 banyak sekali lomba lari yang diadakan di tanah air. Saya mencoba untuk selektif.

Namun, di tahun 2013 pula saya mendapat kepercayaan dari teman-teman di kantor, termasuk bagian sumber daya manusia (SDM) perusahaan untuk mengelola komunitas pelari XL Runners. Amanah yang tidak ringan, walaupun untungnya di tahun 2013 lari menjadi "trend" sehingga tidak sulit untuk mengajak orang memulai berolahraga, tapi sejatinya menjaga keberlangsungan (sustainability) lah yang berat.

Dengan dukungan, kebersamaan, dan kekeluargaan dari teman-teman XL Runners pula, saya yang mulai merasa "bosan" mengikuti lomba lari, kembali meramaikan perlombaan setelah menuntaskan studi. Apalagi beberapa lomba memang disponsori oleh perusahaan, sehingga kami punya slot untuk berpartisipasi. Termasuk undangan korporat, seperti Mandiri Run 2013 di mana tim perwakilan XL Runners berhasil menduduki podium pertama untuk corporate challenge. Membuat saya semakin mencintai komunitas ini.

Tahun 2013 pula saya diberi kesempatan oleh Nike untuk mengikuti running clinic bersama Agus Prayogo dan mencicipi AirMax+ 2013 Limited Edition. Serta untuk pertama kalinya Nike We Run diadakan di Indonesia melengkapi euforia warga Indonesia yang lagi "rajin" meramaikan lomba lari.

Pun kembalinya fitur Nike+ Challenge, membangunkan kembali program lama Ganyang Lemak to Demak (GLTD), walaupun dengan beberapa penyesuaian yang membuat tidak lagi sefleksibel dulu. Tapi tak jadi halangan. Keriaan berlomba dalam membakar lemak harus kembali hadir.

1 Januari 2014 kembali saya buka dengan berlari dalam dingin dan hujannya pagi Jakarta. Saya tak lagi terjaga di malam pergantian tahun, lebih memilih untuk lelap di tengah histeria dan ledakan kembang api yang menerangi langit. Berharap di tahun ini dapat mencetak catatan rekor pribadi yang baru baik untuk 5K, 10K, 16.8K, dan mungkin pula 21K (lagi). Tidak ada catatan terbaik selama 2013 kecuali untuk 5K yang didapat beberapa minggu lalu. Full marathon? belum terpikir, mungkin nanti kalau saya sudah menjadi seorang ayah.

Apakah di tahun ini lari masih menjadi trend seperti halnya tahun lalu. Entahlah, saya memulai hobi ini sebelum populer di tanah air akhir-akhir ini, harusnya saya akan tetap berlari walaupun tidak lagi naik daun. Saya hanya berharap, kalaupun lari tak lagi populer, lomba lari tak menjadi langka. Untuk ke depannya saya akan mencoba melengkapi lari dengan renang dan bersepeda. Mudah-mudahan ketika menutup 2014 nanti saya sudah bisa renang dan sudah rajin pula bersepeda. Ya, untuk sepeda tampaknya perlu ada alokasi anggaran belanja.

Mari kita menempuh 2014!