Tentu saja hal berikut ini acapkali terjadi, ketika kita ingin membeli atau membayar sesuatu, ternyata dana atau uang yang kita miliki tidak mencukupi. Alhasil, kita membatalkan transaksi tersebut. Namun, belakangan ini sudah banyak sekali solusi pembiayaan atau financing yang membantu kita untuk melakukan pembayaran transaksi dengan mudah, dan memungkinkan kita untuk melunasinya di kemudian hari, bahkan dengan cara mencicil atau pelunasan bertahap.

Namun, tentunya ketika kita ingin menggunakan layanan pembiayaan tersebut, akan muncul pertanyaan di dalam batin: apakah kita perlu mengambil pinjaman atau cicilan untuk transaksi tersebut?

Jawabannya klise: Tergantung kebutuhan dan situasi keuangan kita masing-masing.

Ya memang se-klise itu, karena setiap individu memiliki kebutuhan dan kondisi keuangan yang berbeda-beda pula. Belum lagi ditambah dengan konteks lainnya. Maka, untuk menjawab pertanyaan tersebut, memang penelaahannya sangat personal dan kontekstual.

Untuk penganut paham keuangan konservatif, tentu saja mengambil pinjaman ataupun cicilan itu termasuk ke dalam kategori "tidak boleh dilakukan". Namun, karena perbedaan situasi tiap orang, tentunya ada kalangan lain yang menganut paham yang berbeda: sah-sah saja untuk mengambil pinjaman. Tentunya, ketika ingin mengambil pinjaman atau mencicil, perlu diputuskan secara bijak dan penuh perhitungan yang matang. Termasuk menghitung risiko jika tidak mampu melunasi pinjaman atau membayar cicilan sesuai dengan tempo waktu yang ditentukan.

Hal pertama yang perlu ditinjau sebelum mengambil pinjaman atau cicilan adalah tingkat kebutuhan kita terhadap produk atau layanan yang ingin kita beli. Seberapa perlu kah kita membeli barang tersebut? Apakah memang barang tersebut adalah barang yang memang menjadi kebutuhan kita?

Kita perlu menjawab dengan jujur, apakah ini adalah kebutuhan kita yang memang diperlukan, atau hanya kebutuhan tersier? Atau bahkan kita sebenarnya tidak butuh, hanya sekedar keinginan saja? Nah, perlu kebijakan dari diri kita untuk bisa membedakan mana yang benar-benar kebutuhan, dan mana yang hanya sekedar keinginan saja. Kalau ternyata hanya keinginan saja, ya berarti tidak perlu dibeli kan?

Salah satu tips yang cukup ampuh dan sering saya gunakan adalah dengan menunda pembelian barang tersebut. Jika ternyata hidup saya baik-baik saja walau pembelian ditunda, maka bisa dipastikan itu bukan kebutuhan yang tidak mendesak. Karena ada juga yang memang benar-benar penting dan kita butuhkan, namun tidak mendesak -- belum kita butuhkan untuk saat ini. Nah, untuk kebutuhan tidak mendesak, sebaiknya ditunda dulu sambil kita persiapkan dananya, sehingga pada waktu dibutuhkan nanti, kita sudah siap dengan dana tunai.

Oke, ternyata ini memang kebutuhan penting dan juga mendesak. Harus dibeli dan tidak bisa ditunda. Maka, sudah jelas kalau opsi satu-satunya adalah membelinya. Namun bagaimana jika tidak memiliki dana tunai untuk melakukan pembayaran?

Di artikel saya sebelumnya mengenai meminjam uang, ada beberapa alternatif yang bisa kita gunakan. Mulai dari mencari penghasilan tambahan, menggunakan kartu kredit, meminjam uang keluarga atau teman, sampai menggunakan layanan pinjaman online. Masing-masing memiliki kelebihan dan kesulitan yang berbeda-beda tentunya. Silakan dipilih opsi yang Anda anggap paling aman dan nyaman.

Solusi pinjaman online bukanlah sesuatu yang buruk jika Anda mengambilnya secara bijak dan cermat. Satu hal penting yang perlu diperhatikan sebelum Anda melakukan pinjaman online, adalah pastikan layanan kredit tersebut telah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia (OJK). Tunaiku, sebagai produk dari PT Bank Amar Indonesia Tbk. misalnya, telah terdaftar dan diawasi oleh OJK.

Untuk mengambil pinjaman melalui layanan Tunaiku, administrasinya hanya cukup dengan dokumen KTP saja, kita sudah dapat mengajukan pinjaman hingga 20 juta rupiah yang dapat pula dicicil hingga 20 bulan.

Langkahnya cukup mudah, dimulai dari pendaftaran akun dan pengajuan pinjaman dengan mengisi form, lalu pengajuan tersebut akan segera diproses oleh tim analis Tunaiku. Setelah kurang lebih 24 jam, maka pengajuan Anda akan dikonfirmasikan oleh tim Tunaiku. Jika disetujui, maka Anda perlu mengatur waktu untuk bertemu dengan kurir guna menandatangani kontrak pinjaman. Dalam waktu 1-3 hari, dana pinjaman akan ditransfer ke rekening Anda.

Oh iya, salah satu kelebihan dari Tunaiku adalah biaya pelunasan lebih awal yang gratis.

Nah, di dalam kasus lain, di saat kita memiliki dana tunai untuk membeli kebutuhan yang penting dan mendesak tersebut, mungkin semua orang tidak akan berpikir untuk mengambil pinjaman atau membayar dengan cara mencicil kan? Lah, dana tunainya tersedia dan mencukupi, kenapa mesti nyicil? Ini adalah paham konservatif yang tadi saya paparkan di atas. Tapi, tentu saja pola pikir ini tidak salah. Namun, belum tentu sepenuhnya benar juga.

Anda mungkin perlu mempertimbangkan juga kondisi arus kas keuangan (cash flow) Anda setelah melakukan pembelian atau pembayaran tersebut. Apakah masih memiliki saldo tunai yang cukup? Apakah dana cadangan Anda sudah memadai untuk hal-hal yang tak terduga? Jika aman, maka Anda sudah benar melakukan pembayaran secara tunai. Namun bagaimana jika tidak?

Untuk kasus ini, maka mencicil bukanlah ide yang buruk untuk menjaga agar cash flow Anda tetap "sehat". Yang paling penting, sebelum mencicil, Anda sudah memprediksi dan memperhitungkan dengan baik kondisi cash flow dan memastikan bahwa dapat membayar tagihan sesuai jatuh tempo dan melunasi cicilan tersebut.

Jadi, kuncinya adalah bijak dalam mengelola keuangan.