Masih pakai MacBook Pro generasi kedua? Apakah merasa MacBook Pro unibody ini sudah mulai menua? Ingin ganti baru tapi belum siap menerima MacBook Pro Touch Bar? Tenang, Anda bisa memperpanjang usia pakai MacBook Pro unibody dengan beberapa peremajaan seperti yang pernah saya tulis sebelumnya. Baterai bisa diganti baru untuk masa pakai baterai yang maksimal. Pun RAM bisa dengan mudah diganti untuk meringankan beban komputasi. Yang terakhir, harddisk bisa diganti dengan SSD yang lebih gegas, dan kalau perlu dengan yang kapasitas lebih besar.

Namun memang upgrade ke SSD cenderung mahal, terutama jika butuh kapasitas yang masif. Salah satu solusi SSD untuk pengguna kasual yang tak terlalu mahal adalah menggunakan SSD kelas entry level. Kali ini saya mendapat kesempatan untuk meremajakan MacBook Pro unibody 2009 (Core 2 Duo 2.56GHz) dengan SSD Crucial BX200 240GB.

Produk Crucial BX200 ini termasuk ekonomis. Saat tulisan ini dibuat, kapasitas 240GB hanya dibanderol Rp.950.000 sahaja. Sementara untuk kapasitas yang lebih besar, 480GB dan 960 GB, masing-masing dibanderol 1,8 juta dan 3,9 juta. Untuk kapasitas 240 dirasa sudah cukup untuk menggantikan harddisk aslinya yang berkapasitas 250GB. Solusi dual drive SSD-HDD juga tak dibutuhkan oleh pemiliknya karena masih nyaman dengan harddisk eksternal 2TB.

Crucial BX200 mengusung dimensi standar layaknya harddisk 2,5 inci, sehingga pemasangannya identik seperti harddisk internal laptop pada umumnya. Bahkan, Crucial BX200 sudah menggunakan profil ketebalan 7 mm yang umum digunakan pada ultrabook. Jangan takut, karena Crucial juga menyertakan spacer untuk notebook yang kesulitan menggunakan harddisk yang lebih tipis dari standar 9.5 mm. Namun untuk MacBook Pro unibody, spacer ini tidak dibutuhkan karena MacBook memiliki kerangka dudukan harddisknya sendiri.

Sebelum dipasangkan ke MacBook Pro, saya memasang Crucial BX200 ke external harddisk case USB, dan melakukan instalasi OSX. Tak lupa untuk melakukan format terlebih dahulu dengan Disk Utility, termasuk mengganti Partition Map Scheme ke GUID. Ini termasuk langkah penting yang sering dilupakan. Jika masih menggunakan Partition Table seperti pada PC Windows, maka SSD ini tidak dapat melakukan proses boot di Mac Intel.

Walau instalasi dilakukan melalui USB, waktu yang dibutuhkan untuk instalasi ke SSD relatif cepat, hanya sekitar 14 menit saja. Setelah OSX aktif di SSD, maka saatnya dipasang ke MacBook Pro.

Ya. OSX, bukan macOS. Saya masih percaya Yosemite!

Pemasangannya cukup gampang. Anda cukup membuka casing bagian bawah MacBook Pro, lalu melepaskan harddisk lama beserta kerangkanya. Lepaskan harddisk lama dari kerangka, lalu pasang SSD baru ke kerangka ini. Pasang harddisk ke MacBook Pro dan tutup kembali casing bawah MacBook Pro. Selesai!

Jika Anda pengguna Windows, maka Anda beruntung karena Crucial memberikan lisensi Acronis True Image HD dalam paket penjualannya. Dengan aplikasi ini, Anda dapat melakukan penyalinan data dari harddisk lama ke BX200 dengan mudah.

Tentunya kita perlu mempertanyakan kenapa harga Crucial BX200 ini cukup ekonomis. Ternyata yang menjadi trade-off adalah sisi kecepatan. Crucial memilih TLC (triple level cell) untuk BX200 yang kecepatannya hanya berkisar 80 mbps. Namun jangan cemas, BX200 tidak selambat itu, layaknya harddisk dengan piringan magnetik.

BX200 dilengkapi dengan cache berkecepatan tinggi, sehingga dari sisi pengalaman pengguna, kecepatan baca tulisnya sangat kencang. Tapi ada batasnya. Untuk kapasitas 240GB ini, besar cache adalah 3GB. Selama Anda hanya melakukan proses baca tulis berkas dengan kapasitas kecil, maka kecepatannya cukup cepat. Tak kalah dengan Plextor M5S yang saya pakai. Namun, ketika saya melakukan benchmark dengan ukuran berkas yang lebih besar, maka kecepatan akan menurun.

Sudah jelas kalau Crucial BX200 merupakan segmen SSD entry level yang ditujukan untuk pengguna awam. Pada kasus yang saya tangani, MacBook Pro 2009 menjadi jauh lebih responsif ketika menggunakan SSD ini dibanding saat masih menggunakan harddisk. Apalagi penggunanya hanya menggunakan untuk kebutuhan komputasi harian. Untuk pengguna profesional dan kelas berat yang kebutuhannya jauh di atas orang awam, tentunya tidak disarankan untuk menggunakan Crucial BX200. Setidaknya, MacBook Pro 2009 ini masih bisa produktif di tahun 2017.

Sebenarnya, ada solusi SSHD (solid state hybrid drive), yakni kombinasi harddisk piringan magnetik dan SSD sebagai cache, yang ekonomis namun berkapasitas masif. Namun saya belum berkesempatan untuk mencobanya karena sulit untuk didapat di pasar saat ini. Mungkin di lain waktu jika ada kesempatan akan saya coba ulas juga.

Jadi, sudahkah Anda beralih dari harddisk konvensional ke SSD?