Saat ini banyak yang menyebutkan bahwa Indonesia darurat hoax. Informasi atau berita palsu bertebaran di mana-mana. Hoax sendiri bukanlah hal baru. Bahkan sebelum adanya internet, hoax sudah ada dan menyebar. Namun dengan penetrasi internet dan kemajuan TIK, laju penyebaran informasi pun menjadi semakin cepat. Wabah hoax pun semakin sulit dihentikan. Tak terkecuali hoax yang meresahkan, bahkan memprovokasi masyarakat.

Dulu ada jargon "tanpa skrinsut (screenshot) adalah hoax" untuk menangkis kabar yang tak jelas. Kini, tak hanya kabarnya yang palsu, screenshot-nya pun bisa jadi palsu juga. Tentunya, yang namanya informasi bisa dimanipulasi, termasuk informasi digital berupa gambar. Dengan adanya aplikasi pengolah gambar yang canggih seperti Adobe Photoshop, mengubah gambar adalah hal yang sangat mungkin. Bahkan, Anda bisa menggambar foto palsu. Sehingga, membuat screenshot "palsu" bukanlah hal yang mustahil.

Sekarang, orang bahkan tak perlu lagi menguasai Photoshop untuk bisa membuat screnshot palsu. Cukup beberapa detik saja, judul berita bisa diubah. Status media sosial seperti Facebook atau cuitan di twitter pun tak terkecuali. Alhasil, dengan semakin mudahnya memproduksi hoax, maka netizen pun semakin resah.

Seberapa mudah kah membuat screenshot berita bohong?

Catatan: Artikel ini dibuat untuk kepentingan edukasi. Dengan mengetahui hal berikut ini, diharapkan pembaca menjadi tidak mudah percaya dengan screenshot yang beredar. Semakin canggih teknologi informasi, maka semakin cepat dan mudah pula mencari informasi, sehingga pembaca dapat lebih mudah melakukan verifikasi kebenaran suatu kabar bohong. Penulis tidak bertanggung jawab atas penyalahgunaan informasi edukasi ini. Di sisi lain, informasi ini dapat dimanfaatkan secara positif, misalnya untuk membuat mock-up artikel berita.

Mari kita ambil satu contoh artikel di MakeMac. Artikel ini adalah soal produk Logitech Spotlight. Kita akan mengganti judul artikel ini menjadi sebuah berita bohong, yakni "Apple Diam-Diam Mengakuisisi Logitech Senilai 20 Miliar Dolar!"

Dalam kasus ini, saya menggunakan peramban Opera untuk Komputer versi 43 pada OSX Yosemite 10.10.8. Peramban desktop lain seperti Firefox, Chrome, dan peramban berbasis Chromium lain dapat digunakan.

Langkah pertama adalah melakukan klik kanan pada judul artikel yang hendak diubah. Lalu klik "Inspect Element". Di sebelah kanan layar peramban akan muncul panel konsol berisi kode HTML yang di-render oleh peramban. Elemen judul artikel harusnya sudah dalam keadaan tersorot. Klik kanan tulisan judul pada panel konsol tersebut. Pilih "Edit text", dan ganti judulnya dengan judul yang kita inginkan, yakni "Apple Diam-Diam Mengakuisisi Logitech Senilai 20 Miliar Dolar!". Jangan lupa tekan Enter setelah mengganti.

Selesai! Judul berita di situs sudah berubah. Tinggal mengambil screenshot sebagai materi berita bohong. Mudah kan?

Supaya lebih meyakinkan, tentunya isi artikel juga perlu kita ubah. Begitu pula dengan gambar, sebenarnya kita bisa mengubah gambarnya dengan gambar lain. Namun untuk mengganti gambar langkah yang perlu dilakukan lebih teknis: butuh pengetahuan dasar HTML.

Untuk mengubah gambar, yang dilakukan mirip: dimulai dengan klik kanan gambar, dan pilih "Inspect Element". Di panel konsol akan muncul tag "img" beserta atributnya. Klik kanan pada atribut "src" lalu pilih menu "Edit attribute". Nah, ganti nilai atributnya dengan URL gambar yang diinginkan.

Ah, tapi kalau kita lihat alamat URL di peramban, masih terlihat sisa-sisa judul lama yang membuat screenshot palsu kita kurang meyakinkan. Ya, silakan ubah saja alamat URL tersebut. Tapi jangan tekan Enter setelah mengubahnya.

Hal yang serupa dapat Anda lakukan pula pada cuitan di twitter, status Facebook, atau judul dan deskripsi video YouTube.

Jadi, semudah ini screenshot pendukung berita bohong dibuat. Hampir semua orang bisa melakukannya. Apakah Anda masih mudah percaya dengan kabar bohong provokatif yang dilengkapi dengan screenshot? Sebaiknya tidak lagi.