Setelah cukup sukses dengan Mi Band yang membuat Xiaomi menjadi salah satu penjual wearable devices terbanyak di dunia, kini Xiaomi kembali meluncurkan generasi terbarunya, Mi Band Pulse. Untuk beberapa pasar, Mi Band Pulse ini akan tersedia pada 11 November 2015. Namun untuk pasar Indonesia, sepertinya tidak secepat itu.

Apa yang baru dari Mi Band Pulse? Kalau menilik dari penamaannya, bisa diprediksi kalau perubahannya cukup “wah”, yakni penambahan fitur pembacaan denyut nadi (pulse reading). Namun pembaruan lainnya tak signifikan dan ekstrim. Bentuknya pun masih mirip. 

Saya merupakan salah satu pemilik Mi Band tapi bukan pemakai. Salah satu alasannya adalah karena saya sudah terlebih dahulu membeli Fitbit One sebelum mendapatkan Mi Band saat bertemu langsung dengan Hugo Barra. Namun, alasan terkuat kenapa saya akhirnya memutuskan untuk tetap menggunakan Fitbit One sangat personal: saya kurang menyukai menggunakan gelang atau bahkan jam tangan. Sementara untuk Fitbit One saya dapat menyelipkan di saku celana.

Namun dengan adanya fitur pembacaan denyut nadi, tentunya menjadi satu alasan tersendiri untuk memilih penjejak aktivitas (activity tracker) yang dikenakan di pergelangan tangan. Walau di Indonesia nanti harganya tak akan semurah di negara asalnya yang hanya sekitar 99 yuan (212 ribu rupiah), tetap akan kompetitif dibandingkan produk lain yang berkisar di atas 1 juta rupiah.

Menarik? Tentu saja menarik. Apakah saya akan beli? Kemungkinan besar! Apakah saya akan pakai? Belum tentu.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, saya kurang suka menggunakan aksesoris di pergelangan tangan, kecuali saat berlari. Seperti sebelumnya saat saya pakai Nike+ Fuelband, seringkali saya lepas misalnya saat duduk bekerja di kantor. Pun, saat berlari dan saya menggunakan jam tangan GPS, maka activity tracker seperti ini akan menambah “isi” pergelangan tangan. Itulah sebabnya kenapa saya lebih memilih penjejak aktivitas yang tidak di pergelangan. Walaupun Mi Band bisa digunakan tidak di tangan dengan aksesoris tertentu, namun fitur pengukuran denyut nadi yang menjadi andalan akan sia-sia. Selain itu, alasan lain adalah saya masih aktif menggunakan timbangan Fitbit Aria. Sehingga penggunaan Fitbit One membuat data saya menjadi terpusat. Ya, kita lihat saja nanti. Hehehe...

Bagaimana dengan Anda? Berminat untuk mencoba Mi Band? Jika Anda tidak dalam kondisi yang komplikatif atau terikat dalam ekosistem seperti saya, maka saya merekomendasikan Anda untuk menjajal Mi Band. Tapi untuk Mi Band Pulse sepertinya masih butuh waktu untuk tersedia di pasar Indonesia.