Beberapa waktu yang lalu, saya dan Lia mampir ke Nike Store yang baru di FX Mall, dan pulang sambil membawa dua pasang Nike Air Pegasus+ 30 Shield Flash Pack.

Sesuai dengan namanya, Nike Air Pegasus+ 30 ini adalah generasi ke 30 sejak pertama kali Nike meluncurkan Pegasus di tahun 1983. Sementara sol Nike Air mulai disematkan sejak Nike Air Pegasus 1987. Bertahan selama 30 tahun, tentunya Pegasus merupakan salah satu produk terbaik dari Nike. Pegasus pun merupakan salah satu sepatu favorit Mo Farah.

Sol Pegasus+ 30 cukup tebal untuk memberikan bantalan yang empuk. Tentunya bukan untuk yang mencari sepatu minimalis, walaupun tampilannya cukup sederhana. Sejauh ini saya baru mencoba berlari hingga jarak 10K. Cukup nyaman dan empuk, tidak membuat telapak pegal. Ruang toebox cukup lapang dan bobotnya pun relatif cukup ringan. Dengan total penggunaan mencapai 50 km, sejauh ini saya belum mengalami cidera maupun gangguan selama berlari dengan Pegasus+ 30.

Kaki saya termasuk medium arch, sesuai dengan Pegasus+ 30 yang berkarakter neutral ride. Mid-foot striker dan heel-striker bisa diakomodasi. Bahkan forefoot-striker pun bisa juga diakomodasi mengingat sol yang cukup fleksibel dan empuk di bagian depan, tapi sepertinya sol yang tebal di bagian tumit akan membuat kurang optimal untuk pelari forefoot-striker.

Walaupun empuk, tetapi sol Pegasus+ 30 masih cukup responsif dan stabil. Secara umum memang saya berlari di jalan raya aspal. Namun sol Pegasus+ 30 masih bisa digunakan untuk berlari di rerumputan ataupun tanah berbatu. Namun perlu berhati-hati dengan permukaan basah.

Untuk berlari hingga jarak half-marathon saya pikir Pegasus+ 30 masih cukup nyaman. Jarak yang lebih jauh dari itu, sepertinya akan tergantung dari jumlah pengalaman berlari.

Edisi Flash Pack tentunya sedikit berbeda dari edisi reguler. Nike Flash Pack yang didesain untuk musim salju ini dilengkapi dengan bahan pemantul cahaya (reflective) bermotif macan yang membantu menambah faktor keselamatan berlari saat gelap. Selain itu, bahan yang digunakan pun lebih tahan air (water repellent).

Tapi tidak seperti edisi Shield Pack 2011 maupun Hypershield Pack 2012, Shield Flash Pack 2013 kali ini tidak sepenuhnya kedap air. Hanya mampu bertahan dari percikan air. Pun, air akan meresap ke dalam sepatu. Namun, karena tidak sepenuhnya kedap, maka kaki pun tidak akan terasa terlalu gerah. Apalagi untuk kita yang berada di daerah tropis ini.

Walaupun diklaim sebagai Shield Flash Pack untuk musim salju, sol Pegasus+ 30 sama licinnya dengan AirMax+ 2013 saat dipakai melintasi ubin basah yang saya temukan di kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, selepas hujan menerpa.

Tentunya, sebagai sepatu lari, Pegasus+ 30 dilengkapi dengan kompartemen untuk meletakkan sensor Nike+ Running di bawah insole kiri.

Di kaki saya, Nike Air Pegasus+ 30 ini sangat mirip karakteristiknya dengan Nike AirMax Turbulence+ 15 yang sudah saya pensiunkan. Mengingat tempat saya bekerja yang cukup fleksibel, bekerja dengan kaos Nike Dri-Fit, celana jeans, dan Pegasus+ 30 pun diperbolehkan. Cukup nyaman untuk dipakai seharian bekerja, hanya saja edisi Shield Flash Pack yang agak kedap air membuat kaki terasa gerah.

Pegasus+ 30 ditawarkan seharga Rp.1.199.000,- di Nike Store di seluruh Indonesia, baik untuk edisi reguler maupun Shield Flash Pack. Untuk Shield Flash Pack, tersedia masing-masing satu pilihan warna untuk pria dan untuk wanita. Sementara edisi reguler ditawarkan dalam ragam yang berwarna-warni, terutama untuk holiday season.

Mari lari!