Nokia baru saja memperkenalkan Asha 210. Sebenarnya hanya featurephone biasa. Yang tidak biasa adalah adanya tombol khusus untuk WhatsApp. Ini adalah kali pertama ponsel dengan dukungan untuk WhatsApp. Padahal sudah cukup lama Nokia dan WhatsApp bersinergi.

Ponsel dengan dukungan resmi aplikasi atau layanan pihak ketiga bukan hal yang baru. Ingat HTC Status yang jadi Facebook Phone? HTC First dengan dukungan Facebook Home sejak keluar kardus? Seperti HTC Status, Nokia Asha 205 juga dilengkapi tombol khusus untuk mengakses Facebook.

Tombol khusus ini tentunya didesain untuk jalan pintas fungsi yang sering digunakan. Dengan keyboard QWERTY, dapat dipastikan Asha 210 ditujukan untuk penggemar chatting. Tak salah memang meletakkan tombol WhatsApp. BlackBerry bahkan pada akhirnya membuatkan tombol khusus BBM pada seri Curve. Begitu juga dengan Samsung Galaxy Chat yang memberikan tombol khusus untuk ChatON.

Tapi jangan salah. Tak semua Asha 210 dilengkapi tombol WhatsApp. Ternyata hanya untuk pasar Asia dan Afrika saja. Sementara untuk pasar Amerika dan Eropa, tombol itu difungsikan untuk Facebook, sama seperti Asha 205.

Melengkapi itu semua, Nokia juga memberikan bonus khusus, yakni lisensi layanan WhatsApp seumur hidup untuk pengguna Asha 210. Dengan banderol 72 USD dan desain serta warna ala Lumia, tentunya menarik. Hanya sayangnya secara teknis, Asha 302 milik saya masih lebih baik: koneksi 3G misalnya.

Baik Nokia dan WhatsApp sepertinya memang perlu saling mendukung untuk saat ini. Nokia perlu mempertahankan posisi Asha di kelas "smart" featurephone. Mengingat pemain lain sedang sibuk bertempur di kawasan geniusphone. Tapi kelas featurephone juga bukan blue ocean, banyak pendatang baru yang berani berkompetisi dari sisi harga.

Begitu juga WhatsApp yang perlu bertahan dengan kehadiran alternatif lain. BBM mulai menyeruak dengan BBM Money. ChatOn memang tidak populer (setidaknya di sini), tapi Samsung sudah punya basis pengguna yang luas. Belum lagi Line dan KakaoTalk yang menghadirkan pengalaman chatting yang kaya plus platform untuk social gaming. Sementara iMessage sudah berhasil menurunkan trafik SMS pemilik iPhone. WhatsApp perlu berhati-hati, agar predikat "SMS-killer" tidak lepas.

Untuk kalangan pengguna seperti saya, di tengah maraknya smartphone dengan layar sentuh penuh, masih dibutuhkan adanya ponsel dengan keyboard fisik untuk kebutuhan messaging. Untuk segmen ini, Asha 210 saya pikir sudah pas, baik komposisi fitur, desain, maupun harganya. Toh, kalau penggunaan utamanya untuk messaging, tidak perlu terlalu canggih.

Adham Somantrie.