Yamaha Mio J merupakan penerus dari Yamaha Mio. Selain dimensinya yang lebih panjang dan bagasinya yang lebih besar serta penampilannya yang telah diremajakan, kekuatan Mio J yang paling signifikan adalah penggunaan injektor bahan bakar. Penggunaan sistem injeksi yang menggantikan karburator dalam mencampur bahan bakar diklaim mampu menekan konsumsi bahan bakar karena campuran dan pembakaran yang lebih sempurna. Seberapa iritkah Yamaha Mio J ini? Berikut pengalaman saya sebagai pemilik dan pengguna Yamaha Mio J terkait konsumsi bahan bakar skuter matik ini.

Saat pertama kali Mio J diantarkan oleh pihak Yamaha, tangki bahan bakar sudah diisi penuh. Saya tidak punya informasi akurat mengenai bahan bakar yang diisikan, tapi saya berasumsi Pertamina Premium. Mio J digunakan berkendara di dalam kota Jakarta baik sendirian maupun berboncengan. Tentunya sudah termasuk fitur "macet" khas ibukota. Jadi jangan berharap bisa mendapatkan angka yang maksimal khas jalanan luar kota.

Pertama kali saya mengisi bahan bakar adalah pada saat odometer menunjukkan angka 147.2 km. Pengisian dilakukan di SPBU Pertamina Jalan Gatot Subroto, di dekat Balai Kartini. Pengisian Pertamax terukur 3.90 liter.

Jadi kalau mau dihitung, maka 1 liter premium bisa menempuh jarak 37.74 km. Tetapi perhitungan ini tidak valid, karena motor sering dipanaskan tanpa dijalankan. Jadi, mari kita hitung di pengisian berikutnya.

Pengisian bahan bakar kedua, saya lakukan saat odomoter menunjukkan angka 319.6 km. Tetap konsisten dengan Pertamax dari SPBU yang sama pula (bahkan dari dispenser yang sama) untuk konsistensi akurasi pengukuran. Angka yang ditunjukkan oleh dispenser adalah 3.92 liter.

Mari lakukan matematikanya. Pertamax telah dikonsumsi oleh skutik ini sebanyak 3.92 liter untuk menempuh jarak 172.4 km (319.6 - 147.2 km). Maka rata-rata 1 liter dihabiskan untuk menempuh 43.98 km.

Saya melakukan kedua isi ulang BBM ini saat jarum indikator BBM sudah di bawah garis merah. Kalau memang benar klaim Yamaha mengenai kapasitas penuh tangki sebesar 4.8 liter, maka saat jarum sudah menyentuh garis merah artinya di dalam tangki masih ada sekitar 1 liter bahan bakar (reserved). Maka, saat indikator sudah "merah", Anda masih punya 43.98 km untuk mencari SPBU di Jakarta (jika Anda menggunakan Pertamax).

Catatan penting terkait akurasi:

Pengukuran volum bahan bakar mengandalkan alat ukur dari mesin dispenser Pertamina yang tersertifikasi "Pasti Pas", tentunya setiap alat ukur punya toleransi ukur. Begitu juga dengan penunjukkan angka digital, ketelitian hanya sampai 0.01 liter.

Pengukuran jarak hanya mengandalkan odometer dengan tingkat akurasi akan dipengaruhi juga oleh ukuran dan kondisi tekanan angin ban depan. Untuk jenis ban yang digunakan masih standar bawaan pabrik, jadi tingkat akurasinya belum berubah. Ketelitian angka odometer hanya sampai 0.1 km (100 meter).

Jenis bahan bakar terkait oktan juga mempengaruhi jarak tempuh per liternya. Saya menggunakan Pertamax untuk menyesuaikan kompresi mesin yang diklaim Yamaha, 9.3:1.

Sekali lagi saya tekankan: kondisi lalu lintas (macet atau lancar), banyaknya pemberhentian, kondisi topologi jalanan (datar, menanjak, atau menurun), rute (lurus atau banyak berbelok) serta gaya berkendara (riding style, tenang atau agresif) tentunya punya pengaruh yang cukup besar untuk konsumsi bahan bakar.

Adham Somantrie.