Untuk kebutuhan pengembangan website, tentunya saya akan membutuhkan aplikasi server web. Sebenarnya solusinya sederhana, karena saya bisa melakukan instalasi paket seperti XAMPP. Namun kali ini saya ingin ada sistem yang terpisah dengan sistem yang saya gunakan untuk pekerjaan kantor sehari-hari.

Jadi, saya akan mencoba menggunakan virtual machine (VM) menggunakan Hyper-V di Windows 10. Dan tentu saja karena kebutuhannya untuk server web, saya tidak akan menggunakan Windows, melainkan FreeBSD.

Tentunya, menggunakan virtual machine memiliki beberapa keunggulan dibandingkan menggunakan metode dual-boot ataupun komputer server yang terpisah. VM memungkinkan saya untuk cukup memiliki satu komputer saja, namun tetap mendapatkan dua sistem yang berjalan bersamaan. Namun, tentu saja penggunaan resource-nya pun jadi lebih tinggi.

Tapi dengan spesifikasi yang cukup tinggi karena salah rancangan, menjalankan (beberapa) VM tidak menjadi masalah dengan Ryzen 3600 (6c/12t) dan RAM 32GB ini.

Selain itu, penggunaan VM juga lebih fleksibel. Saya dapat menghentikan sistem VM saat tidak dibutuhkan, misalnya saat bermain game. Melakukan backup pun lebih gampang. Sehingga kalau sistem VM saya crash atau rusak, saya cukup mengambil image VM backup, dan mejalankan ulang. Tanpa perlu konfigurasi lagi dari awal.

Oke, mari kita lanjutkan dengan instalasi FreeBSD di Windows 10 dengan Hyper-V.

Seperti biasa, Anda dapat mengunduh FreeBSD dari situs resminya di laman https://www.freebsd.org/where. Tersedia dalam berbagai pilihan, mulai dari "Installer Images" yang bisa dipakai dengan CD/DVD ataupun USB flashdisk, lalu "Virtual Machine Images" yang bisa langsung dipakai sebagai VM, ataupun "SD Card Images" yang bisa langsung dipakai pada kartu memori (SD card).

Untuk penggunaan dengan Hyper-V, tentunya saya memilih "Virtual Machine Images" dengan arsitektur "amd64" karena saya menggunakan Ryzen yang merupakan prosesor x64. Pun, jika Anda menggunakan prosesor Intel x64, tetap dapat menggunakan "amd64" ini. Sementara untuk format "images", saya pilih .vhd.

Tentu saja, Anda juga dapat menggunakan installer dengan format .ISO jika dirasa lebih familiar untuk melakukan instalasi secara "tradisional". Namun akan ada perbedaan cara konfigurasi VM.

Saat tulisan ini dibuat, laman unduh FreeBSD menyajikan berbagai versi, mulai dari 11 hingga 14. Namun yang perlu dilihat adalah jenisnya: RELEASE, CURRENT, atau STABLE. Versi RELEASE adalah versi terbaru yang tersedia untuk "pengguna umum". Sementara versi CURRENT adalah versi terbaru yang masih dalam pengembangan. Lalu STABLE, sesuai namanya, adalah versi yang paling stabil, namun biasanya bukanlah yang terbaru.

Karena berkas yang disediakan terkompresi dalam format .xz, maka kita perlu melakukan "uncompress" untuk mendapatkan berkas aslinya. Saya menggunakan aplikasi 7-Zip File Manager.

Lalu, permasalahan berikutnya adalah berkas image ini menggunakan format lama, yakni .vhd. Sementara Hyper-V yang baru wajib menggunakan format image yang baru pula, yakni .vhdx. Anda tidak perlu cemas, karena format .vhd dapat dikonversikan menjadi .vhdx dengan menggunakan perintah Convert-VHD melalui Windows Powershell sebagai berikut ini:

Convert-VHD .FreeBSD-12.2-STABLE-amd64.vhd .FreeBSD-12.2-STABLE-amd64.vhdx

Berikutnya, mari kita siapkan Virtual Machine di Hyper-V Manager. Jika Anda belum pernah menggunakan Hyper-V, maka besar kemungkinan Hyper-V ini belum aktif di Windows Anda. Silakan untuk mengaktifkannya terlebih dahulu.

Buka aplikasi Hyper-V Manager, lalu pilih menu "Action - New - Virtual Machine". Ikuti petunjuk yang ada, silakan beri nama dan lokasi penyimpanan berkas VM. Lalu untuk generasi, pilih generasi kedua.

Alokasikan memori secukupnya, dalam kasus ini, saya mengalokasikan 4GB RAM. Namun, Anda dapat mengaktifkan mode "Dynamic Memory" agar Hyper-V dapat menyesuaikan kebutuhan RAM secara fleksibel. Anda juga dapat mengubah alokasi RAM ini nantinya.

Untuk akses jaringan dan internet, silakan arahkan agar dapat terhubung dengan jaringan fisik komputer host. Saya sudah mengkonfigurasikan "External VM Switch", yakni menjembatani (bridge) ethernet pada FreeBSD ke ethernet pada komputer host. Kalau tidak butuh jaringan, Anda bisa melewati langkah ini.

Nah, untuk virtual harddisk, pilih "Use existing virtual hard disk". Lalu arahkan ke berkas .vhdx hasil konversi tadi.

Selesai! Anda bisa melakukan boot dengan memulai VM FreeBSD. Namun, saya mengalami kasus gagal boot. Solusinya, saya menonaktifkan fitur "Secure Boot" melalui "Settings - Security" lalu mematikan centang di "Enable secure boot".

Karena image VM ini adalah "pre-installed", maka Anda tidak perlu lagi melakukan instalasi dari awal. Langsung saja login dengan user "root" tanpa password. Lalu silakan melakukan konfigurasi pasca instalasi dengan "bsdconfig" untuk menambah user, membuat password, konfigurasi jaringan, zona waktu. Dan jika dibutuhkan, bisa melakukan "hardening".

Jika Anda pengguna lama FreeBSD seperti saya, harap diketahui bahwa perintah "sysinstall" sudah tidak ada lagi. Kini digantikan dengan "bsdconfig". Penggunaannya tidak jauh berbeda.

Selanjutnya, silakan dikonfigurasikan lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan Anda.