Beberapa waktu yang lalu, Microsoft meluncurkan produk sistem operasi terbarunya, yakni Windows 11 yang tentu saja menjadi penerus dari Windows 10 yang sudah berusia 5 tahun. Windows 11 menawarkan pengalaman yang baru, termasuk tampilan yang lebih segar dan telah didesain ulang, walau secara umum masih familiar untuk pengguna Windows 10.
Windows 11 berfokus pada optimalisasi kinerja yang memanfaatkan perangkat komputer modern, terutama arsitektur 64-bit dan juga sistem keamanan berbasis hardware. Kreativitas dan produktivitas juga menjadi sorotan pada Windows 11, dengan pengaturan ulang tata letak menu dan informasi yang intuitif. Termasuk menghadirkan kembali fitur widgets (Windows Gadgets).
Tombol "Start" kini berada di tengah taskbar!
Windows 11 memperkenalkan fitur Snap Layouts, Snap Groups, dan Desktops untuk memudahkan bekerja dengan banyak jendela dan mengoptimalkan layar sehingga Anda dapat melihat semua informasi dengan efisien. Anda juga dapat membuat desktop terpisah untuk setiap kebutuhan, sesuai keinginan Anda – misalnya desktop yang terpisah untuk bekerja, bermain game, atau belajar.
Pada Windows 11, Microsoft mengintegrasikan produk dan layanannya lebih dalam lagi, misalnya OneDrive dan Microsoft 365. Selain itu, untuk sisi komunikasi Microsoft pun mengintegrasikan Teams ke dalam Windows 11. Lalu, seperti yang sudah diduga, peramban web yang akan diandalkan oleh Windows 11 adalah Edge.
Satu hal yang menarik dari Windows 11 adalah Microsoft Store yang baru dan diharapkan menjadi andalan untuk mencari dan memasang aplikasi. Dengan integrasi ke Amazon Appstore, maka dengan Windows 11 Anda akan dapat menjalankan aplikasi Android dengan memanfaatkan teknologi Intel Bridge. Tampaknya strategi baru Microsoft ini membuat Windows dan Android semakin dekat dan terintegrasi.
Tentunya akan lebih menarik lagi kalau nantinya Windows 11 berjalan di arsitektur ARM64 seperti Snapdragon, maka aplikasi Android bisa berjalan lebih optimal lagi.
Salah satu alasan menggunakan Windows adalah untuk bermain game. Tak salah kalau Windows 11 juga memberikan fokus pada sektor ini, seperti DirectX12 Ultimate, dukungan HDR, dan tentunya Xbox Game Pass. Bahkan dengan Xbox Game Pass Ultimate, Anda dapat menikmati Xbox Cloud Gaming melalui browser, tapi perlu memiliki komputer dengan spesifikasi tinggi. Namun membutuhkan koneksi internet yang sangat cepat.
Bagaimana kita menyambut Windows 11 ini? Kebanyakan komputer modern yang diluncurkan dalam 3 tahun terakhir sudah mendukung Windows 11. Umumnya, komputer yang mendukung Windows 10 juga dapat mendukung Windows 11 tapi tentu saja tidak semuanya. Berikut spesifikasi minimal yang dibutuhkan oleh Windows 11:
- Prosesor atau SoC (system-on-chip) 64 bit dengan 2-core berkecepatan 1 GHz. Tidak ada spesifikasi arsitektur tertentu, namun bisa diasumsikan mendukung x64 dan ARM64.
- Memori RAM 4 GB
- Media penyimpanan 64 GB. Baik itu SSD ataupun HDD tradisional.
- Kartu grafis atau VGA card yang mendukung DirectX 12 atau WDDM 2.x
- Layar 9 inci atau lebih besar dengan resolusi HD 720p (1280x720)
- Koneksi internet
- TPM (Trusted Platform Module) versi 2.0
- UEFI dengan Secure Boot
Sekilas kebutuhannya tidak terlalu tinggi. Namun yang unik adalah kebutuhan UEFI plus Secure Boot dan TPM 2.0. Kedua hal ini mungkin kurang familiar untuk pengguna umum. Untuk pengguna perusahaan (enterprise) mungkin kedua hal ini menjadi sesuatu yang penting dan wajib, namun tidak untuk pengguna umum. Untungnya, kebanyakan laptop dan juga komputer desktop pre-built, umumnya sudah mendukung kedua fitur ini.
UEFI mulai populer ketika Apple menggunakan platform Intel dalam lini Mac (dimulai dengan MacBook Pro) pada 2006. Dalam 15 tahun terakhir, komputer berbasis Intel x86/x64 pun sudah menyediakan UEFI bersamaan dengan BIOS.
Begitu pula dengan TPM, sebagai modul keamanan, umumnya diterapkan pada komputer kelas korporasi (seperti ThinkPad). Namun, tak jarang pula disematkan pada komputer kelas konsumer. Versi dari TPM ini perlu diperhatikan. Misalnya pada ThinkPad X250 saya, walau sudah mendukung TPM, namun hanya versi 1.2. Sehingga diprediksi tidak dapat menggunakan Windows 11 nantinya.
Untuk pengguna komputer rakitan, ada beberapa alternatif untuk TPM jika motherboard memiliki chip TPM. Alternatif pertama adalah menambahkan modul TPM. Alternatif kedua adalah menggunakan modul TPM yang terintegrasi dalam prosesor Intel (PTT) ataupun AMD (fTPM).
Saya sendiri telah berhasil mengaktifkan fitur fTPM pada desktop saya yang menggunakan AMD Ryzen 5 3600 dengan motherboard Asus TUF B450M Plus. Tutorialnya akan saya bahas di artikel terpisah.
Terdengar memusingkan? Memang. Awalnya Microsoft menyediakan aplikasi yang memudahkan kita untuk memeriksa apakah komputer kita dapat menjalankan Windows 11 atau tidak, yakni PC Health Check, yang sayangnya saat ini tak lagi tersedia.
Jangan sedih jika komputer Anda tidak mendukung Windows 11, karena Microsoft masih akan terus memberikan dukungan dan pembaruan untuk Windows 10 hingga 14 Oktober 2025. Toh, dengan adanya Windows 11 pun, komputer Windows 10 Anda masih tetap digunakan dengan baik.
Jika Anda telah memiliki lisensi Windows 10, maka upgrade ke Windows 11 adalah gratis alias tanpa biaya. Jika Anda tidak memiliki lisensi Windows 10, informasi mengenai pembelian lisensi retail belum diumumkan Microsoft. Sepertinya, tetap bisa dibeli bebas secara retail seperti Windows 10. Terutama untuk mereka yang merakit komputer.
Sabar. Karena Windows 11 baru akan diluncurkan secara resmi menjelang akhir tahun. Saat ini telah beredar versi tidak resminya, yang tentunya sangat tidak disarankan untuk digunakan, sehingga sebaiknya dihindari.
Jika Anda memang teratarik untuk menguji coba Windows 11, Anda bisa mendaftar di Windows Insider Program, kemudian masuk ke Settings > Update & Security > Windows Insider Program pada perangkat Windows 10 untuk mengaktifkan "Dev Channel" dan mendapatkan Windows 11. Tentu saja selain untuk kebutuhan uji coba, sangat tidak direkomendasikan untuk digunakan sehari-hari.
Bagaimana, tertarik untuk upgrade ke Windows 11?