Setelah Under Armour (UA) memutuskan untuk menutup layanan Endomondo per 31 Desember 2020, maka pengguna Endomondo tentunya perlu mempertimbangkan untuk pindah ke layanan sejenis yang lain. Tentunya, UA merekomendasikan untuk beralih ke MapMyRun yang juga sama-sama dimiliki oleh UA.

Bagi sebagian pelari, hal ini tidak terlalu menjadi masalah besar karena saat ini banyak tersedia layanan sejenis, mulai dari MapMyRun, Strava, Nike+ (NRC), hingga Adidas Runtastic. Namun, bagi sebagian lainnya permasalahan tak selesai ketika membuat akun baru di layanan lain: data lari yang selama ini dikumpulkan di Endomondo juga harus dimigrasikan.

MapMyRun

Di artikel saya sebelumnya, saya telah memaparkan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk melakukan migrasi data dari Endomondo ke MapMyRun.

Ekspor Data dari Endomondo

Jika Anda ingin menyimpan secara "offline" berkas data lari (dan olahraga lainnya) dari Endomondo, atau ingin mengolahnya dengan aplikasi atau layanan lain, maka Anda perlu melakukan ekspor data Endomondo. Untuk melakukan hal ini pun telah saya paparkan di artikel sebelumnya mengenai penutupan layanan Endomondo.

Setelah kurang lebih satu hari sejak saya meminta salinan data saya dari situs Endomondo, saya mendapatkan email dari Endomondo yang menginformasikan bahwa salinan (backup) data saya sudah siap untuk diunduh. Berkas dalam format terkompres .zip sebesar 43 MB pun saya unduh yang berisi tak hanya catatan olahraga saya sejak 2010, namun juga data profil diri, data berat badan (saya mengkoneksikan Endomondo dengan timbangan Fitbit Aria), foto profil akun, dan senarai "teman" saya di Endomondo.

Oke, mari kita fokus pada data olahraga yang ada pada folder "Workouts". Setiap olahraga disimpan dalam dua format, yakni TCX dan JSON. Berkas pun dinamakan sesuai dengan tanggal dan waktu olahraganya, sehingga cukup mudah untuk ditelaah.

Perlu diperhatikan pula bahwa hanya lari yang memiliki data rute/GPS yang akan diekspor. Sebelum menggunakan Nike+ SportWatch GPS, saya menggunakan Nike+ Sportband yang tidak memiliki GPS. Data Endomondo saya adalah hasil sinkronisasi dari Nike+, sehingga catatan lari saya selama 2009-2012 tidak memiliki data GPS. Nah, data lari tanpa GPS ini tidak terekspor oleh Endomondo, termasuk data lari indoor/treadmill. Namun, jika semua data lari Anda memiliki rute atau data GPS, maka hal ini tidak menjadi masalah.

Format TCX merupakan salah satu format yang cukup universal dan digunakan oleh berbagai layanan olahraga. Sehingga Anda dapat melakukan impor berkas TCX ini ke berbagai layanan lain, misalnya Strava.

Melalui situs Strava, Anda dapat memilih menu "Upload activity" yang ada di sebelah kanan atas. Dalam sekali unggah, Anda dapat mengunggah beberapa berkas sekaligus, hingga 25 berkas TCX.

Nah, ini menjadi persoalan tersendiri jika Anda memiliki banyak sekali data lari. Saya misalnya, memiliki 1.346 berkas TCX hasil dari ekspor Endomondo. Walau untungnya saya hanya perlu mengimpor data sebelum saya bergabung dengan Strava pada Agustus 2015. Namun tetap saja, masih ada sekitar 600 berkas yang perlu saya unggah.

Alhasil saya perlu alternatif lain, karena tak hanya ada catatan yang tanpa GPS, juga jumlahnya terlalu banyak untuk diunggah manual.

SyncMyTracks (Android)

Untuk pengguna Android, ada solusi dengan menggunakan aplikasi SyncMyTracks. Aplikasi ini gratis, namun untuk mendapatkan fitur yang maksimal, Anda perlu menggunakan versi SyncMyTracks Pro yang berbayar.

Tak hanya Endomondo dan Strava saja, SyncMyTracks mendukung banyak layanan lainnya, termasuk Nike+, Adidas Runtastic, Bryton Active, Asics Runkeeper, Garmin Connect, Suunto, TomTom, dan banyak lagi. Senarai lengkapnya bisa dilihat di situs resminya http://syncmytracks.com/#compatibility 

RunGap (iOS)

Untuk pengguna iOS, alternatif serupa SyncMyTracks adalah RunGap. Begitu pula dengan biayanya, aplikasi ini tersedia untuk diunduh secara gratis, namun untuk mendapatkan fitur yang maksimal membutuhkan langganan melalui in-app purchase.

Karena tersedia untuk iOS, RunGap juga mendukung sinkronisasi data dari Apple Watch maupun aplikasi Apple Health. Sementara layanan lainnya seperti Strava, Endomondo, Runkeeper, Suunto, Garmin, Polar, dan banyak lainnya. Senarai lengkapnya bisa dilihat di situs resminya https://www.rungap.com 

Tapiriik (web)

Alternatif lain untuk Anda yang lebih suka menggunakan komputer (desktop atau laptop), adalah Tapiriik yang berbasis web. Anda cukup mengunjungi situsnya di https://tapiriik.com/ lalu menghubungkan dengan layanan yang Anda gunakan. Struktur biayanya pun sama, yakni freemium. Layanan tersedia secara gratis, namun jika Anda membutuhkan fitur sinkronisasi otomatis, perlu membayar biaya langganan minimal 2 USD per tahun.

Selain Endomondo dan Strava, ada 16 layanan lain yang didukung oleh Tapiriik seperti Garmin, Runkeeper, hingga Dropbox. Tapi sayangnya, Tapiriik tidak mendukung layanan Nike+ (NRC).

Ada Alternatif Lain?

Selain tiga alternatif di atas, jika Anda punya alternatif lain silakan bagikan di kolom komentar di bawah ya. Saya sendiri akhirnya menggunakan SyncMyTracks, yang sebenarnya sudah lama saya pakai untuk sinkronisasi Nike+ ke Endomondo. Namun alasan saya memilih SyncMyTracks karena kemampuannya melakukan sinkronisasi secara parsial, yakni hanya pada periode tertentu di mana saya belum menggunakan Strava.