Nike Pegasus adalah salah satu lini produk sepatu lari terpopuler dari Nike. Wajar kalau ia bisa bertahan hingga 37 generasi sejak kemunculan perdananya pada 1983. Nike pun baru saja meluncurkan generasi terbarunya, Nike Air Zoom Pegasus 37.

Generasi “ganjil” memang selalu ditunggu oleh para penggemarnya, karena di generasi ganjil Nike biasanya perubahan yang cukup radikal. Sementara di generasi “genap” Nike hanya melakukan perubahan minor untuk penyempurnaan. Mirip dengan strategi iPhone “S” milik Apple dan tick-tock milik Intel, dulu.

Memang, perubahan pada Pegasus 37 termasuk banyak dan besar, namun tetap mengacu pada karakter utama Pegasus yang telah diwariskan sejak lama. Jadi, jangan berharap Pegasus 37 akan berubah radikal seperti ZoomX AlphaFly. Pun Pegasus ini adalah sepatu lari untuk latihan. Walau memang masih bisa diandalkan untuk ikut lomba (race), tapi bukan didesain secara spesifik untuk kompetitif (racer shoes) seperti AlphaFly atau VaporFly.

Saya sendiri termasuk loyal dalam menggunakan Pegasus. Mulai dari generasi Pegasus 30, 32, 34, 35, hingga 36. Hal terbesar yang berubah pada Pegasus 37 adalah penggantian busa Cushlon dengan busa React yang diklaim Nike lebih ringan, lebih tahan lama, dan lebih responsif. Walau Nike tidak mendesain untuk kecepatan tinggi nan kompetitif, dengan bobot yang lebih ringan dan sol yang lebih responsif, tentunya membuat pelari bisa menjadi (sedikit) lebih cepat, atau lebih hemat tenaga.

Hal terbesar kedua yang berubah adalah kantong udara Air Zoom. Jika di generasi Pegasus 35 dan 36 menggunakan kantong udara tipis yang memanjang dari bagian depan hingga tumit, kini di Pegasus 37 Nike kembali menggunakan kantong udara yang tebal seperti biasa. Namun, penempatannya berbeda: hanya di bagian depan. Mirip dengan lini Nike Zoom Elite beberapa tahun lalu.

Bedanya, Nike memberikan kantong udara dua kali lebih tebal (juga lebih besar) untuk memberikan efek pantulan yang lebih besar, dan tentunya lebih responsif. Tekanan udaranya pun dibedakan antara pria dan wanita guna mengakomodasi perbedaan postur terhadap gender: 15 psi untuk wanita, 20 psi untuk pria.

Sementara untuk bagian tumit, tak ada lagi kantong udara yang akan menopang, terutama bagi pelari heel striker. Semoga dengan busa React, hantaman tumit saat berlari cukup dapat diatasi.

Dengan kantong udara yang lebih besar, otomatis sol sepatu pun tidak bisa tipis. Di bagian depan, ketebalan solnya terhitung 14mm. Sementara  untuk bagian tumit, tebalnya mencapai 24mm — semoga cukup aman untuk pelari heel striker. Sehingga total “toe drop” 10mm. Tidak terlalu “nungging”. Masih sama seperti Pegasus sebelumnya.

Dengan kedua perubahan itu — busa React dan forefoot airbag yang besar — tampaknya pelari yang sudah nyaman dengan generasi 35 dan 36 seperti saya akan butuh sedikit beradaptasi. Semoga saja perubahan ini positif.

Satu lagi hal baru tapi lama yang ada pada Pegasus 37, yakni "fit band" yang berguna untuk menyangga arch, menggantikan ketiadaan flywire yang ada pada generasi 32 hingga 36. Sekilas mirip arch-support pada Pegasus 30 dan 31, namun tampak lebih modern, lebih elastis, dan lebih fungsional.

Lanjut ke bagian outsole, tampak masih menggunakan lapisan karet keras untuk bagian terluarnya. Tentunya untuk melindungi busa React dari gesekan aspal dan jalanan yang abrasif, juga untuk memberikan traksi yang cukup. Pola “waffle” pun masih tampak familiar, namun ada modifikasi di bagian belakang. Sementara “crash pad” di sisi luar kaki masih tampak tak berubah banyak.

Begitu pula untuk bagian “upper”. Memang tampak tidak banyak perubahan dalam material “engineered mesh”, hanya perubahan di polanya saja.

Di Amerika serikat, Nike Pegasus 37 akan tersedia mulai 28 April 2020 dengan harga penawaran 120 USD. Harga yang sama dengan generasi sebelumnya, Pegasus 36. Di Indonesia, harganya mungkin akan tetap sama di Rp.1.799.000. Namun bisa juga ada penyesuaian mengingat kurs yang kurang stabil dan rupiah yang sedang melemah.

Tahun lalu, Nike menghadirkan kembali varian Trail untuk seri Pegasus dengan Pegasus 36 Trail — yang sebelumnya absen sejak generasi 31. Sejauh ini belum ada informasi resmi mengenai Pegasus 37 Trail, tapi berdasarkan rumor, akan segera menyusul dan hadir.

Bagaimana dengan edisi “musim hujan” atau “musim salju”? Ya musim dingin masih lama, namun melihat kebiasaannya, Nike akan mengeluarkan edisi khusus musim dingin seperti “Shield Pack” atau “Utility Pack”. Tapi, kalau pandemi COVID-19 masih berlanjut hingga akhir tahun, maka sepatu khusus untuk musim salju (juga sepatu trail) akan menjadi kurang relevan karena orang akan berlari di treadmill di dalam rumah saja kan?

Ya, semoga saja pandemi ini segera berakhir.