
Secara materinya yang kurang saya senangi dibanding dengan ketiga buku lainnya, namun materi yang ada di buku ini cukup bagus dan membuka wawasan seputaran militer dan pemerintahan negara Amerika Serikat. Namun dari segi cerita, buku ini lebih baik daripada Digital Fortress yang mulai dari pertengahan cerita sudah dapat ditebak siapa yang menjadi dalang dari semua ini. Ya, seperti biasa, dalam ceritanya, Dan Brown suka sekali mempermainkan pembaca dengan membingungkan pembaca dalam menerka siapa-siapa saja yang menjadi aktor dibalik semua masalah yang ada di dalam ceritanya.
Ceritanya menjelang pemilihan presiden di Amerika Serikat. Presiden yang sedang bekerja adalah seorang yang melindungi NASA. Sementara rivalnya menggunakan isu ke-tidak-efisien-an NASA dan menuduh NASA telah menghabiskan uang negara yang berasal dari pajak. Sehingga posisi presiden saat ini dan NASA sangat terpojok, ditambah dengan dekatnya waktu dengan pemilihan presiden, tentu hal ini merugikan pihak presiden untuk memenangkan pemilu yang berikutnya. Namun, ternyata NASA menemukan sebuah meteorit yang sangat luar biasa yang dapat membuktikan bahwa ada kehidupan di luar planet bumi. Ya, tentunya yang bernama meteorit berasal dari luar bumi, dan jika ada tanda kehidupan di meteorit tersebut berarti ada kehidupan di luar bumi bukan? Tapi, tentu saja sesuai dengan judulnya: Deception Point, Titik Muslihat, tampak ada sesuatu yang janggal yang terjadi dalam cerita ini. Dan beberapa (atau banyak?) orang tampak menjadi sangat sibuk dengan adanya kejanggalan ini. Dan selanjutnya bagaimana? baca saja sendiri ya... hehehehehe...
Jika di buku The Da Vinci Code, Dan Brown banyak menyinggung tentang seni, agama, dan peradaban, atau pada Digital Fortress banyak disinggung mengenai komputer dan kriptografi, di buku ini tampak banyak dibahas mengenai geologi, ilmu alam, militer dan pemerintahan Amerika Serikat, dan tak lupa dengan beberapa cerita politis.