Sebagai pecinta otomotif, maka saya mengandalkan Yamaha Mio J saya sebagai moda transportasi untuk komuter harian yang tak seberapa jauh itu. Hanya 5 kilometer saja dari rumah ke kantor, dan tentunya begitu pula sebaliknya. Untuk jarak yang tak terlalu jauh, moda sepeda motor ini cukup efektif membelah kemacetan ibukota. Terutama untuk wilayah yang tak terjamah transportasi umum.
Ada satu lagi keuntungan mengendarai sepeda motor di ibukota selain menyelinap di sela-sela kemacetan: takkan kehujanan saat panas, dan takkan kepanasan saat hujan. Percayalah!
Sebenarnya walau tak terlalu jauh (apalagi untuk warga ibukota), rute perjalanan bermotor sehari-hari saya ini bisa dibilang cukup strategis. Tak hanya karena kantor saya berada di wilayah pusat perkantoran serta di dekat jalan protokol, namun juga karena rumah saya yang cukup dekat dengan stasiun kereta.
Tak jarang memang kolega saya di kantor suka nebeng saat pulang kerja. Terutama untuk mereka yang tinggal di kota satelit dan mengandalkan kereta commuterline untuk perjalanan antar kota ini. Seperti yang dapat diduga, teman kantor ini acapkali nebeng sampai ke stasiun kereta yang dekat dengan rumah saya. Otomatis, rute saya tak berubah.
Hingga pada suatu saat, tercetus ide agar saya ikut menjadi pengemudi transportasi daring saja. Memang, ini awalnya hanyalah candaan di kantor. Namun, setelah kami bahas, opsi ini cukup menarik dan layak (feasible). Sembari jalan pulang, saya bisa membawa penumpang dan mendapatkan tambahan penghasilan. Kolega yang jadi teman nebeng pun lebih nyaman karena tak merasa "menyusahkan" saya. Saya pun punya motivasi untuk sedikit mengubah rute perjalanan dan mengantarkannya hingga ke depan pintu masuk stasiun.
Apalagi, secara umum bisa dibilang saya tak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk membawa penumpang. Rute perjalanan tak berubah, paling hanya menambah bobot yang hanya sedikit mempengaruhi konsumsi BBM.
Namun, ide ini sempat terpatahkan karena bisa jadi penumpang yang saya bawa ternyata menuju ke arah yang berbeda dengan rumah saya. Memang saya tetap bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Akan tetapi, ini bukan tujuan saya.
Dengan hadirnya fitur GrabHitch dari aplikasi Grab, cita-cita ini bisa kembali dilanjutkan. Saya bisa bermotor pulang dengan membawa penumpang yang searah. Saya sendiri senang karena ada tambahan penghasilan, yang bisa saya gunakan untuk menutupi biaya operasional motor ini. Sementara teman tebengan juga bahagia karena lebih efisien. Namanya juga searah.
Akan tetapi, di atas itu semua, efisiensi bukan hanya sekedar hitungan finansial: Urusan tebeng-menebeng lebih besar dari itu. Akan lebih banyak motor yang dikendarai berdua, daripada hanya sendirian. Artinya, okupansi kendaraan menjadi maksimal. Sehingga, secara teori, jumlah motor yang beredar menjadi lebih sedikit untuk memindahkan jumlah orang yang sama. Penggunaan ruang jalanan pun lebih efisien. Dan karena searah, tak ada tambahan rute yang tak perlu. Angka konsumsi BBM pun mestinya ikut menurun.
Walau mungkin tak banyak, namun GrabHitch secara teori mampu mengurangi angka kepadatan lalu lintas, dan juga polusi udara.
Bagaimana? Tertarik untuk "narik" GrabHitch? Silakan mendaftar di sini. Pastikan Anda punya SIM dan STNK yang berlaku. Kalau KTP tentunya sudah pasti punya ya. Lalu tunggu 2 hari kerja untuk proses verifikasi dan persetujuannya. Yang pasti, jangan lupa instal aplikasi Grab di ponsel ya!