Komputer notebook sekarang jadi pilihan utama bagi siapa saja, baik yang ingin mengganti notebook-nya yang lama atau mereka yang baru pertama kali memilikinya. Pilihan yang tersedia di pasaran pun beragam, dengan spesifikasi yang berbeda-beda satu sama lainnya.
Bagi Apple Inc (kata "Computers" dihilangkan dari nama perusahaan setelah mengumumkan iPhone bulan lalu) komputer notebook bukan hanya sekadar komoditas seperti pada merek-merek lain.
Kita pun condong menganggap produk Apple lebih pada state-of-the art dalam komputer, sebuah gabungan antara kemajuan teknologi dan desain futuristik yang menjadi ciri produknya seperti iPod maupun produk lainnya.
Salah satu keunggulan Apple Inc selama ini adalah konsistensi dalam menghadirkan berbagai produknya, termasuk notebook seri MacBook Pro. Dan, ketika Kompas mencoba salah satu notebook terbaru Apple, seri MacBook Pro 15 inci yang menggunakan prosesor terbaru Intel Core2Duo T2600 kecepatan 2,16 GHz dan prosesor grafik ATI Mobility Radeon X1600, ada yang berbeda dengan notebook ini dibanding notebook lain.
Pada awalnya, para pengguna fanatik komputer Mac merasa keberatan dengan keputusan Apple untuk menggunakan prosesor Intel menggantikan seri prosesor sebelumnya seperti G3, G4, maupun G5 yang berbasis RISC (Reduced Instruction Set Computer) yang lebih sederhana (lihat juga Kompas 20/2/2006). Namun, setelah mencoba MacBook Pro 15 inci selama beberapa saat, terasa produk terbaru Apple ini mampu menghadirkan sebuah nuansa yang berbeda.
Selama ini, komputer-komputer buatan Apple Inc dianggap sebagai produk eksklusif karena harganya yang tinggi, dan sistem operasinya yang berbeda dengan yang dikenal kebanyakan pengguna komputer di dunia yang menggunakan mesin Wintel (menggunakan Windows buatan Microsoft dan prosesor buatan Intel).
Dua sistem
Berbeda dengan sistem komputer notebook lain, MacBook Pro 15 inci selain memiliki berbagai fitur yang khas inovasi Apple, seperti rongga FireWire 800 untuk akses kecepatan tinggi serta sistem operasi Mac OS 10.4, salah satu fitur baru yang menarik setelah komputer Apple menggunakan prosesor Intel adalah aplikasi Boot Camp.
Aplikasi Boot Camp ini memungkinkan MacBook Pro yang digunakan juga memilih sistem operasi Windows XP (atau Vista) buatan Microsoft. Artinya, mereka yang sebelumnya menggunakan sistem operasi Windows sekarang juga bisa digunakan pada komputer buatan Apple, dan semua aplikasi yang jalan pada mesin Wintel bisa berfungsi sepenuhnya.
Aplikasi menarik lainnya yang dicoba Kompas dan menjadi lebih menarik daripada Boot Camp adalah aplikasi yang disebut sebagai Parallels Desktop for Mac buatan Parallels Inc, sebuah perusahaan yang berpusat di Renton, AS. Aplikasi ini memungkinkan sistem operasi Mac OS 10.4 berjalan bersamaan dengan sistem operasi Windows XP sehingga aplikasi-aplikasi yang hanya berjalan di atas sistem Windows XP (seperti Microsoft Outlook, Microsoft Project, Quicken, dan sejenisnya) bisa tetap dipergunakan.
Notebook MacBook Pro dengan memori 1 GB mampu menjalankan aplikasi ini tanpa harus rebooting, atau mengalami gangguan dengan menghadirkan dua jendela menjalankan kedua sistem operasi tersebut. Kemampuan ini yang tidak dimiliki pada komputer notebook lain, walaupun ada juga informasi yang melaporkan keberhasilan menggunakan sistem operasi Mac OS 10.4 di atas notebook bukan buatan Apple.
Lebih cepat
MacBook Pro terbaru ini juga dilengkapi dengan kamera video pada bagian tengah yang disebut iSight serta sistem catu daya listrik MagSafe Power Adapter dengan kabel yang tersambung ke notebook menggunakan magnet serta terlepas sendiri bila tertarik. Notebook ini sebenarnya bukan hanya dimaksudkan untuk menjadi komputer desktop, sehingga Apple pun melengkapinya dengan Sudden Motion Sensor yang melindungi hard disk ketika notebook terjatuh.
Daya tahan baterai MacBook Pro ini pun cukup memadai untuk digunakan di luar kantor atau rumah. Daya tahan baterai bisa mencapai 2,5 jam ketika digunakan untuk menonton film DVD dan mencapai sekitar empat jam bila digunakan untuk keperluan akses jaringan internet, menulis menggunakan pengolah kata, atau untuk mengedit foto digital.
Ketika membandingkan MacBook Pro dengan Core2Duo dan notebook Apple sebelumnya yang menggunakan prosesor G4, misalnya, kemampuan yang dihasilkan oleh notebook terbaru berbasis prosesor Intel ini bekerja lebih cepat ketika menggunakan aplikasi pengeditan foto seperti Adobe Photoshop.
Apple mengklaim bahwa MacBook Pro yang dijadikan sebagai "gacoan"-nya bekerja lima kali lebih cepat dibanding seri PowerBook menggunakan prosesor G4, serta menggunakan memori RAM (Random Access Memory) dua kali lebih cepat, dan tak menyebabkan terjadinya jeda pada saat membuka berbagai aplikasi secara bersamaan.
Mereka yang baru pertama kali ingin menggunakan notebook sebagai perangkat bekerja dan hiburan, pasti tidak akan kecewa pada kinerja dan fitur yang mampu disediakan MacBook Pro yang menggunakan prosesor Intel ini. Desain klasik dengan layar lebar serta fitur nirkabel dan rongga Gigabit Ethernet pasti memuaskan siapa saja. (rlp)
Sumber : Kompas 12 Februari 2007
Referensi : Apple MacBook Pro