Beberapa tahun yang lalu saya menjajal lampu Philips EasyScene yang menjadi andalan saya untuk pencahayaan di rumah karena dapat ditemaramkan dengan kendali jarak jauh. Sayangnya Philips EasyScene masih menggunakan teknologi lama CFL (compact fluorescent), belum berbasis LED (light emitting diode) yang lebih hemat energi.
Nah, kali ini saya mendapat kesempatan untuk menjajal generasi terbaru dari lampu Philips, yakni Philips SceneSwitch LED Brightness Change. Ya sesuai namanya, tentunya bola lampu ini sudah mengusung teknologi LED yang lebih hemat energi. Adanya embel-embel "brightness change" juga menunjukkan kalau tingkat kecerahannya bisa berubah layaknya lampu yang bisa ditemaramkan (dimmable).
Saya menjajal 2 unit lampu bohlam LED yang masing-masing konsumsi dayanya 9 watt. Perbedaanya, yang satu mengusung warna putih (cool daylight/CDL, 6.500K), sementara yang lain berwarna kuning (warm white/WW, 3.000K). Walau hanya mengkonsumsi daya 9 watt, namun cahaya yang dihasilkan cukup terang hinggal 800 lumens. Atau jika dibandingkan dengan bohlam tradisional, setara dengan bohlam 60 watt. Hemat daya hingga 85 persen!
Selain konsumsi daya yang hemat ala lampu LED, fitur yang ditonjolkan dalam seri produk ini adalah kemampuannya untuk memberikan cahaya dengan tingkat kecerahan yang berbeda. Perlu dicatat bahwa lampu ini sebenarnya tidak dapat ditemaramkan (dimmable). Tapi, hal ini menjadi sisi positif juga karena Anda tidak perlu untuk memasang perangkat dimmer di rumah. Bohlam ini cukup cerdas karena bisa dikendalikan hanya dengan saklar konvensional yang biasa ada di rumah-rumah pada umumnya.
Lalu bagaimana untuk mengubah tingkat kecerahan cahaya lampu ini? Anda hanya perlu mematikan dan menghidupkan kembali lampu Anda melalui saklar yang ada. Gampang kan? Anda tak perlu perangkat tambahan apapun untuk memasang lampu ini. Isi kemasannya pun hanya bohlam saja, tak ada perangkat tambahan lain. Cukup pasang seperti halnya bohlam biasa. Selesai!
Bisa dibilang kalau produk SceneSwitch LED yang saya jajal kali ini merupakan generasi ketiga yang mengusung 3 tingkat keterangan yang berbeda. Generasi awal SceneSwitch mengusung teknologi warna ganda, yakni satu bohlam mampu memancarkan warna putih (CDL) dan kuning (WW) secara bergantian. Generasi ini disebut dengan SceneSwitch Cool and Warm. Sementara generasi kedua hanya mengusung salah satu pilihan warna saja, yang berbeda adalah tingkat kecerahannya, generasi ini disebut dengan SceneSwitch Brightness Change. Namun di generasi kedua, hanya memiliki dua tingkat kecerahan saja.
Philips SceneSwitch LED Brightness Change 9W memberikan tiga pilihan tingkat kecerahan yang bisa Anda pilih sesuai dengan kebutuhan: 800 lumens (100%), 320 lumens (40%), dan 80 lumens (10%). Karena tak jarang ruangan-ruangan di rumah modern saat ini sering berfungsi ganda. Misalnya ruang keluarga yang tak hanya untuk berkumpul, tapi juga berfungsi sebagai ruang baca, atau bahkan ruang untuk mengerjakan tugas sekolah. Atau misalnya di apartemen tipe studio yang bisa merangkap sebagai ruang kerja, ruang makan, sekaligus tempat untuk beristirahat.
Cahaya terang 800 lumens bisa digunakan di saat Anda butuh untuk memeriksa detail. Sementara untuk membaca atau berkumpul bersama keluarga, bisa memilih 320 lumens agar terasa alami dan lebih nyaman. Ketika ingin beristirahat namun tak ingin dalam kegelapan, pilihan 80 lumens membantu Anda bersantai. Atau bisa juga menyesuaikan cahaya sesuai dengan suasana hati.
Saya sendiri sangat terbantu dengan adanya SceneSwitch LED ini. Karena saya hanya membutuhkan satu lampu saja untuk berbagai keperluan. Selain itu, konsumsi daya listrik pun bisa diatur. Umumnya saya menggunakan 320 lumens yang hanya mengkonsumsi 3.5 watt saja. Namun, ketika dibutuhkan, misalnya saat sedang membongkar barang, saya bisa mendapat cahaya yang terang dengan 800 lumens (9 watt). Dan ketika pulang dari kantor saya beristirahat sambil menonton televisi, lampu saya alihkan menjadi 80 lumens saja dan hanya mengkonsumsi daya sebesar 1.5 watt saja. Menarik bukan?