Sritex, salah satu manufaktur tekstil terbesar di Asia Tenggara, tahun ini merayakan ulang tahunnya yang ke-50. Usia emas memang layak dirayakan. Tak tanggung-tanggung, Sritex merayakan dengan rangkaian acara yang meriah di sepanjang tahun 2016 dengan tema-tema spesifik per bulannya.

Untuk bulan April 2016, Sritex memilih topik olahraga untuk rangkaian kegiatan perayaan Sritex 50. Diawali dengan berbagai lomba di Stadion Sriwedari, Solo, meliputi futsal, voli, tenis meja dan cabang olahraga lain yang diramaikan oleh perusahaan-perusahaan dari Grup Sritex. Lalu dilanjutkan dengan lomba lari Sritex Run 10K 2016 yang diadakan di Kabupaten Sukoharjo, lokasi pabrik tekstil PT. Sri Rejeki Isman pada hari Minggu, 24 April 2016.

Memenuhi undangan dari panitia Sritex Run, Sabtu (23/04) saya pun terbang ke Solo untuk berpartisipasi dalam lomba lari 10K tersebut. Tentunya bersama tim AyoLariin dari Jakarta dan juga dari Solo.

Sesampainya di Bandara Adi Sumarmo, saya menumpang bis Damri untuk menuju pusat Kota Solo. Saya turun di Jl. Slamet Riyadi, tepat di depan Hotel Diamond karena pengambilan paket lomba (racepack) diadakan di hotel yang dimiliki oleh Grup Sritex tersebut.

Pengambilan paket lomba cukup lancar siang itu. Isi paket lomba mungkin termasuk biasa: nomor peserta (bib) dengan cip pemantau (tracker chip) RFID, baju lomba, beberapa voucher diskon belanja, dan petunjuk lomba serta tas. Yang menarik adalah baju lomba dan tas lomba tentunya merupakan produk dari Sritex sendiri. Bahkan tas lomba menggunakan bahan dengan corak militer (camouflage).

Karena lombanya diadakan di pabrik Sritex di Kab. Sukoharjo yang cukup jauh dari jantung kota Surakarta ini, panitia pun menyediakan transportasi berupa bis dengan rute Hotel Diamond Solo - Lokasi Lomba pp. Tampaknya bis ulang-alik (shuttle bus) sudah menjadi standar lomba berkualitas di Indonesia. Bis ini dijadwalkan untuk bertolak pada pukul 4.30 pagi. Perjalanan menuju lokasi lomba dengan bis memakan waktu kurang lebih satu jam. Sementara lomba dimulai pada 6.30 pagi. Artinya, tak boleh terlambat sedikitpun untuk bangun. Lombanya jauh!

Lokasi pabrik Sritex luar biasa luasnya. Bahkan, saya pikir untuk melangsungkan lomba 10K sepertinya bisa dilakukan di dalam kompleks pabrik ini saja. Begitu pula race village yang dibuat di lapangan upacara, sama luasnya.

Namun, rute untuk lomba 10K tak di dalam kompleks pabrik. Sudah jelas, pasti karena alasan keamanan, keselamatan, serta operasional pabrik yang tak boleh diganggu. Bahkan, untuk menyelenggarakan lomba ini, pabrik terpaksa membuat jalur baru untuk keluar-masuk pekerja pabrik karena pintu utama digunakan untuk keperluan lomba.

Lomba dimulai pada pukul 6.30 pagi, diawali dengan kata sambutan dari pihak Sritex dan berkumandangnya lagu Indonesia Raya. Memang 6.30 pagi dirasa cukup "kesiangan" untuk melakukan lomba, apalagi ini di Sukoharjo yang mataharinya lebih cepat terbit daripada di Jakarta. Tapi, mengingat perjalanan lomba cukup jauh dari Solo, hal ini cukup dimaklumi. Apalagi, di daerah Solo dan Sukoharjo pun, jam 6 pagi masih terlalu sepi. Belum banyak warga yang beraktivitas.

Garis start berada tepat di depan kantor utama pabrik Sritex, mengarah ke luar kompleks dan menyusuri jalan raya. Yang menarik adalah setelah KM 2.5 jalur berbelok dan memasuki jalanan khas pedesaan yang melintasi perkampungan dan persawahan. Pemandangan alam yang sangat indah!

Walau cukup kesiangan yang berakibat cuaca cukup hangat, namun lingkungan yang masih hijau memberikan keseimbangan dengan kesejukan alaminya. Begitu pula dengan pos air minum yang sangat konsisten setiap 2.5 km. Rapi dan tertib.

Jangan karena lokasi lomba yang berada di pelosok daerah terpencil membuat ekspektasi Anda terhadap lomba menjadi kecil. Tak sekedar lomba yang rapi, bahkan marka jarak pun sangat akurat, sesuai dengan GPS dari TomTom yang saya pakai. Begitu pula dengan catatan waktu, karena menggunakan sistem chronotrack, maka pencatatan waktu pun akurat.

Setelah melintasi garis finish, tak hanya mesin pencatat waktu yang berbunyi, panitia pun siap menyambut para penamat dengan memberikan medali penamat yang disepuh dengan emas dalam rangkat memperingati ulang tahun emas Sritex. Air minum dan pisang pun tersedia untuk mengisi kembali tenaga yang sudah terbakar sepanjang 10 km.

Selesai lomba? Masih banyak kemeriahan dalam Sritex Run. Pukul 9 pagi dilanjutkan dengan Kids Fun Run bagi anak-anak. Di lokasi race village pun ada bazaar beraneka produk termasuk makanan dan pakaian. Tentunya ada hiburan musik yang meriah. Dan ternyata, Presiden Direktur Sritex, Bapak Iwan Setiawan Lukminto pun berpartisipasi pula dalam Sritex Run 10K 2016 ini bersama adiknya yang suka berlari, Bapak Iwan K Lukminto, atau yang akrab dipanggil Pak Wawan. Pantas saja Sritex sangat serius dalam menggarap lomba ini. Layak diacungi jempol, kualitasnya tak kalah dengan lomba-lomba lari di kota besar.

Malamnya, saya kembali diundang untuk bersilaturahmi dengan pihak Sritex, panitia Sritex Run, dan juga beberapa komunitas lari. Tentunya ini kesempatan yang sangat baik untuk bersilaturahmi. Setelah menyampaikan rasa terima kasih dan juga beberapa feedback, saya pun menyampaikan sebuah pesan penting kepada Ibu Evi selaku perwakilan dari Sritex: "Sampai jumpa di Sritex Run 2017!"