Menjelang Standard-Chartered Singapore Marathon di bulan Desember, pihak SCB (Standard-Chartered Bank) Indonesia mengadakan lomba untuk pemanasan di bulan Oktober-November, yakni Standard-Chartered Half Marathon Indonesia (SCHMI). Dua minggu lalu (04/11) SCHMI memperlombakan dua kategori jarak: 10K dan Half Marathon (21K). Ini adalah kali kedua saya mengikuti lomba SCHMI. Jika tahun lalu saya mengambil nomor 10K, maka tahun ini saya mencoba untuk mengambil kategori Half Marathon.

Jika di tahun-tahun sebelumnya SCHMI dilaksanakan di Kebun Binatang Ragunan, untuk tahun ini berbeda, dilakukan di kawasan BSD (Bumi Serpong Damai) seperti halnya Adidas KOTR 2012. Rutenya pun mirip. Tentunya karena 21K lebih jauh daripada 16.8K, ada tambahan rute. Untuk tahun ini, partisipannya lumayan membludak. Sekitar 400-an bib untuk 21K dan 900-an bib untuk 10K.

Bis shuttle pun disediakan dari fX (dan beberapa titik lain) ke BSD dan juga untuk pulangnya. Mirip dengan KOTR.

Berhubung cidera lutut yang saya alami saat lomba KOTR kemarin, praktis saya tidak bisa latihan untuk mempersiapkan lomba kali ini. Istirahat lari sebulan. Menjelang lomba, saya hanya berlari 5K saja untuk sekedar melemaskan otot dan melatih pernafasan. Memang kali ini perhatian saya hampir seluruhnya hanya untuk lutut. Memastikan agar lutut tak bermasalah saat lomba hingga garis finish.

Setibanya di BSD, saya langsung mempersiapkan diri. Dan, ketika saya mengenakan kaos resmi lomba, ternyata ukuran lengannya terlalu kecil! Hahaha. Ya sudah, saya coba pakai saja dengan harapan tidak mengganggu sepanjang lomba. Saya juga sudah membawa singlet SCSM 2011 untuk jaga-jaga sih, tapi diputuskan tidak akan mengenakan singlet karena diprediksi cuaca akan sangat panas.

Ya, lomba kali ini pasti akan sangat lama. Nike+ Sportwatch GPS dan Polar Wearlink tentunya kembali menjadi andalan untuk memantau jarak, kecepatan, dan kondisi jantung selama lomba. Tak lupa, saya juga sudah mempersiapkan knee support untuk pencegahan cidera lutut.

Mungkin karena terlalu fokus dengan kondisi lutut, saya pun lupa membawa iPod shuffle untuk bekal musik. Yap, 21K adalah jarak yang cukup jauh, waktu tempuhnya tidak mungkin sebentar dan pastinya akan sangat membosankan bila tanpa musik. Run without tunes, again.

Setelah peregangan (stretching) dan pemanasan (warming up) saya langsung bergabung dengan para partisipan di garis start. Yak, ada kendala teknis dan lomba diundur 15 menit. Lomba untuk kategori 21K dimulai pada 5.45 WIB. Sementara kategori 10K menyusul 15 menit setelahnya.

Saya mengasumsikan kualitas lombanya tidak jauh beda dengan KOTR kemarin. Tapi ternyata sedikit meleset. Saya tidak membawa serta Fuelbelt untuk bekal hidrasi, hanya mengandalkan water station yang ternyata tidak sebanyak KOTR. Jadi untuk beberapa saat, saya harus menahan haus hingga tiba di water station. Saya pun terpaksa membawa botol air mineral dari setiap water station untuk bekal hingga water station berikutnya. Minuman yang disediakan selain Aqua adalah Mizone, yang cenderung bikin tambah haus. Padahal saya berharap disediakan 100 Plus.

Yang lucu adalah adanya "gelang penanda" di KM 9 dan KM 11 untuk memastikan peserta sudah berada di jalur yang tepat. Padahal lomba ini sudah menggunakan perlengkapan waktu dari MyLaps. Harusnya menempatkan checkpoint mat saja di kedua titik tersebut. Aneh.

Yang unik dari SCHMI 2012 adalah bib. Jika umumnya bib dominan oleh nomor peserta, kali ini yang dominan adalah nama pelari tersebut. Jadi mirip dengan bib para atlet profesional di gelaran Olimpiade.

Hal yang perlu dicermati untuk SCHMI adalah lomba ini sebenarnya merupakan "pemanasan" untuk yang akan berlomba Full Marathon di Singapore Marathon. Sehingga memang tidak disarankan untuk para pemula. Tahun lalu cut-off time kategori 21K adalah 2:45, sementara tahun ini dilonggarkan menjadi 3:00. Tetap saja bukan hal yang gampang untuk yang pertama kali.

Hingga 10K, saya masih mampu menjaga waktu tempuh. Namun setelah itu, kecepatan pun mulai menurun. Ditambah dengan kondisi yang tidak cukup bersahabat: langit bersih tanpa awan, matahari panas terik, dan lingkungan yang gersang minus pepohonan. Siksaan sempurna!

Bahkan di 4 kilometer terakhir, saya tak sanggup lagi berlari bukan karena kaki yang letih ataupun nafas yang tinggal setengah, melainkan kepala yang pusing karena kepanasan, plus mata sudah mulai berkunang-kunang. Ah iya, perut pun sudah mulai keroncongan!

Tanda "1 km to finish" tentunya menjadi penyemangat tersendiri. Namun alangkah terkejut saya melihat chronometer yang sudah menunjukkan 2:55:00. Waktu yang tersisa hanya 5 menit lagi sebelum cut-off time!

Tambah seru lagi ketika beberapa meter menjelang garis finish, panitia sudah mulai membersihkan rambu-rambu lomba dan juga cone. "Wah, jangan-jangan gerbang finish-nya sudah dibongkar nih", dan hati pun semakin bimbang.

Dan yak! akhirnya saya mampu melewati garis finish ketika Nike+ Sportwatch menunjukkan 3:02'28". Disambut oleh Mbak Nitta yang memberikan medali 21K. Saya pun menamatkan lomba Half-Marathon resmi pertama saya! Walaupun sedikit melewati cut-off time.

Ternyata panitia memberikan toleransi tambahan 15 menit untuk para pelari yang melebihi batasan waktu 3 jam. Tentunya peserta yang terlambat hanya beberapa menit tidak jadi kecewa karena masih disambut dengan baik setelah berjuang sepanjang 21 km.

Setelah finish, saya berteduh sejenak di tenda istirahat sambil mengunyah buah jambu untuk menahan lapar. Karena waktu yang sudah hampir menunjukkan pukul 09.00, saya pun bergegas mengambil tas dari penitipan dan langsung menuju bis untuk kembali ke fX. Tak sempat walau hanya untuk sekedar berfoto.

Memang catatan waktu masih kurang memuaskan. Padahal cut-off time sudah lebih longgar. Tapi ini menjadi lomba 21K pertama saya. Dengan kondisi lutut yang baru sembuh dan latihan yang tidak optimal, hasil ini perlu dimaklumi. Tentunya, untuk tahun depan harus jauh lebih baik.

Sampai jumpa di Standard-Chartered Singapore Marathon 2012!

—Adham Somantrie.