Awalnya Samsung melansir Galaxy Note berukuran 5,3 inci. Tanggung memang. Disebut sebagai phablet, akibat krisis identitas antara phone (ponsel) dan tablet. Tapi ide Samsung ini perlu diacungi jempol. Ketika tablet lain mengandalkan sentuhan jari, Galaxy Note menggunakan teknologi Wacom yang bisa mendeteksi tekanan stylus (pressure sensitive) saat mencoret-coret.

Dengan adanya stylus ini, tentunya kurang nyaman jika layar berukuran imut layaknya ponsel normal. Nah, jika layar 5.3 inci masih dirasa kurang lega, ada Samsung Galaxy Note 10.1 yang tetap dilengkapi dengan S-Pen sebagai ciri khas Galaxy Note.

Dengan kemampuan untuk mengenali hingga 1024 tingkat tekanan, tentunya S-Pen setara dengan digitizer yang biasa digunakan oleh graphic designer profesional. Ditambah dengan portabilitas dan Android 4.0 (Ice Cream Sandwich) racikan Samsung, coretan ide, sketsa, maupun gambar dapat dituangkan kapan saja, di mana saja. Tak perlu lagi berada di depan komputer plus menggunakan digitizer. Bahkan, menggambar langsung di layar.

Fitur S-Pen tentunya tidak seru kalau tidak ada S-Note. Membuat catatan di kertas tentunya lebih "alami" daripada menggerak-gerakkan jari untuk membuat coretan digital. Tapi dengan S-Pen, pengalaman menulis di tablet tidak akan jauh berbeda. Bahkan, tulisan tangan pun bisa dikenali. Tak hanya teks biasa, rumus matematis pun dikenali. Jadi, kalau mau meeting, tidak perlu lagi membawa buku catatan dan laptop. Cukup Galaxy Note untuk "mencatat" dan juga tentunya mengakses email. Jangan takut kalau email kantor masih menggunakan Microsoft Exchange, bisa diakses dari tablet ini kok. Malahan, kalau mau pakai VPN Cisco atau Juniper juga bisa. Tak hanya wifi, opsi koneksi seluler HSPA+ juga tersedia. Jadi gak usah kelimpungan kalau tidak ada hotspot.

Yang lebih seru lagi, untuk mencatat dengan tulisan non-alfabet. Terlihat dalam foto di atas, sebut saja Ajeng (bukan, nama sebenarnya), seorang pengajar Bahasa Mandarin, yang sempat mencoba menulis dengan huruf Cina menggunakan S-Pen dengan lancar.

Tak hanya coretan kreasi. Ambil foto dengan kamera 5 MP lalu sunting foto tersebut dengan Adobe Photoshop Touch menggunakan S-Pen secara presisi. Tak akan ada piksel yang terlewat. Exact pointing. Beda 'kan kalau dibandingkan dengan sentuhan jari?

Ah iya, Photoshop Touch sudah tertanam di Galaxy Note 10.1 ini sejak pertama kali digunakan. Lumayan, hemat USD 9.99 serta tak perlu repot-repot lagi mengunduh dan memasangnya.

Urusan multimedia tak perlu diragukan lagi. Perangkat dengan sistem operasi modern tentu sudah sangat mumpuni. Prosesor dengan empat inti dapat memutar musik maupun memainkan video di layar dengan resolusi 1280x800. Kalau mau ditayangkan ke televisi cerdas juga bisa. Bermain game pun bukan sebuah masalah. Pilihan kapasitas tersedia dalam 16, 32, atau 64 GB; dan dapat ditambah dengan kartu microSD. Tinggal disesuaikan dengan kebutuhan saja.

Secara umum, komputasi tablet menuju ke tingkat yang lebih tinggi dengan S-Pen. Berkreasi menjadi semakin natural, sehingga produktivitas dapat meningkat. Bukankah salah satu fungsi teknologi adalah membantu kehidupan kita menjadi lebih cepat, nyaman, dan mudah?

Jadi, memang tidak salah Samsung mengadopsi teknologi Wacom untuk membuat Galaxy Note ini jadi unik, berbeda, dan tentunya tak tergantikan.

Nice move, Samsung!

Adham Somantrie