Dalam rangka Bulan Bahasa, Oktober, dalam sebulan ini ada beberapa kontemplasi mengenai penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai aturan EYD dan KBBI oleh para blogger — termasuk di dalamnya pengguna layanan Plurk.

Juga dalam rangka memenuhi janji para pemuda untuk menggunakan Bahasa Indonesia: Sumpah Pemuda 28 Oktober — blogger yang merasa sudah tidak muda lagi tentunya pernah menjadi pemuda juga. Namun, seperti yang telah saya utarakan dalam tulisan saya sebelumnya mengenai penggunaan Bahasa Indonesia yang baku untuk blog, tentu saja tidak semudah membalik telapak tangan. Dibutuhkan pendidikan dari usia dini hingga balita untuk mengajari manusia agar bisa berbahasa. Dan pendidikan Bahasa Indonesia dimulai dari awal masuk SD hingga lulus SMU — atau sederajat — bahkan hingga perguruan tinggi.

Walaupun tidak menggunakan Bahasa Indonesia yang baku dalam blog, namun kesalahan penulisan ada baiknya diminimalkan. Sesuai dengan salah satu tulisan Ikhlasul Amal dalam layanan Plurk:

Ikhlasul Amal [pikir] perlu disosialisasikan: KETIK DI SPASI SINI. *termasuk juga di sana, di mana

Ya, penggunaan kata "di" acapkali salah dan tertukar antara fungsinya sebagai kata depan dan sebagai imbuhan kata kerja pasif. Sepanjang ini, kesalahan ini yang paling umum ditemukan dalam dunia blog — tidak hanya dunia blog, juga di dunia perketikan lainnya: seperti SMS.

Kata "di" — dan "di-" — digunakan dalam dua kondisi: sebagai kata depan, dan kata kerja pasif.

"Di" sebagai kata depan umumnya digunakan untuk menunjukkan suatu lokasi atau tempat. Misalnya:

di sini: Saya meletakknya tas di sini. Inti dari permasalahannya adalah di sini.
di mana: Kamu sedang berada di mana? Barang itu ada di mana?
di rumah: Saya sedang menggambar di rumah.

Hal yang perlu diperhatikan adalah: antara kata depan "di" dan kata yang mengikutinya terdapat spasi. Bukan disambung seperti: "dimana" atau "dirumah". Maka dari itu, saya harap kampanye "Ketik DI spasi SINI" tersebut dapat mengedukasi masyarakat.

"Di-" sebagai kata kerja pasif digunakan untuk menunjukkan aktivitas (predikat) yang dilakukan objek kalimat terhadap subjek kalimat. Misalnya:

dijahit: Baju merah itu dijahit oleh ibu.

Aktivitas penjahitan dilakukan oleh ibu (objek kalimat) terhadap baju merah (subjek kalimat). Antara kata "di-" dan "jahit" tidak dipisahkan oleh spasi, melainkan disambung. Ini karena "dijahit" adalah bentuk pasif dari kata "menjahit". Di mana awalan "me-" dan kata kerja "jahit" juga tidak dipisahkan oleh spasi.

Contoh lain:

diperbaiki: Mobil kami diperbaiki oleh ayah.
disimpan, diminum: Air kelapa yang disimpan di dalam lemari es itu diminum oleh Budi.

Mudah-mudahan tulisan ini dapat memberi pencerahan buat para pembaca dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Saya bukanlah ahli Bahasa Indonesia, hanya seorang warga negara Indonesia yang sedikit perhatian terhadap bahasa nasionalnya. Jadi, tidak tertutup kemungkinan adanya kesalahan yang terjadi dalam tulisan ini. Saya sangat berterima kasih untuk kritik, saran, dan masukan yang membangun untuk tulisan ini.

Semoga bermanfaat.

— Adham Somantrie, ST.