Pasar Kreasi

Beberapa hari lalu, saya mendapatkan undangan dari Telkom melalui Anis untuk menghadiri acara peluncuran situs Pasar Kreasi di MU Café, Sarinah, Jakarta, pada hari Rabu, 17 September 2008.

Pasar Kreasi, adalah sebuah situs baru yang dibuat untuk para insan yang berjiwa kreatif. Sebagai wadah untuk merangkul para insan kreatif, dan tentunya membantu publikasi karya-karya mereka. Baik itu merupakan citra, foto, animasi, musik, atau lainnya. Semoga dengan adanya situs ini, kreatifitas dapat tersalurkan, karya dapat diapresiasikan, dan dapat mempertemukan insan-insan kreatif layaknya web 2.0.

Apakah saya termasuk insan kreatif tersebut? tampaknya tidak, dan saya pun diundang ke acara tersebut sebagai blogger. Karena di acara tersebut juga ada acara penyerahan hadiah untuk para pemenang Flexter Blogging Competition 2008. Disediakan transportasi pulang-pergi Bandung-Jakarta-Bandung oleh pihak Telkom. Selain masalah efisiensi dana, tentunya riuh kebersamaan membimbing saya untuk menggunakan fasilitas ini.

Sebelum berangkat, para peserta melakukan sedikit briefing dan juga ada sedikit seremoni pelepasan oleh pejabat Telkom.

Direncanakan berangkat dari Flexi Center Dago sekitar pukul 11.30 WIB. Saya pun pergi meninggalkan kantor 20 menit sebelumnya. Untuk itu, untuk pertama kalinya saya masuk kantor di saat pagi buta, untuk mengerjakan pekerjaan tentunya, agar saat pergi tidak lagi dihantui pekerjaan. Jangan seperti Diki, di saat orang lain menikmati tol Cipularang, eh dia malah coding...

Juga terdeteksi beberapa peserta yang melakukan plurking dari dalam bis selama perjalanan padahal, kalau mau ngobrol kan tinggal teriak aja

Tampak beberapa wajah familiar yang mengikuti acara ini. Dari kubu BBV, hanya saya dan Diki yang berpartisipasi. Dari kalangan batagor dan flexter, tentu cukup ramai. Juga ada Bapak Guru Bahasa Indonesia Daring kita: Ikhsanul Alam Ikhlasul Amal.

Setelah menikmati fitur andalan Jakarta: macet, akhirnya kami pun tiba di lokasi. Dalam perjalanan dari bis menuju MU Café kami pun berpapasan dengan salah satu seleblog, Priyadi, ya.. ya.. the famous Priyadi itu... Dan, akhirnya semua peserta mengambil tempat duduknya masing-masing. Dan melanjutkan diskusinya masing-masing dengan lawan bicaranya.

Setelah beberapa rangkaian acara berlangsung, tumbuhlah bibit-bibit separatisme di kalangan blogger, dan juga plurker tentunya! Dan, mulailah separasi dilakukan ke sebuah pojok yang lebih lapang dan lebih terang. Hal ini ditenggarai oleh adanya "nabi kopdar" kesayangan kita: Chika Nadya. Dan sebagai blogger, saya tidak afdol jika tidak menemui sang nabi yang bermahzabkan kopdar ini...

Tidak bisa dipungkiri, walaupun semua mengaku tidak menyukai adanya aktifitas autis dengan perangkat telekomunikasi selama kopdar, namun sebagian besar secara reflek melakukan plurk dengan perangkatnya masing-masing. Ah, sepertinya Plurk memang menjadi bagian dari hidup para plurkr sejati. Dan, memang, menjelang detik-detik berbuka puasa, aktifitas plurk adalah yang terbaik

Hanya saja Pak Budi Rahardjo masih belum bergabung dengan para pelanggan plurk lainnya. Padahal, menurut saya, Nokia E61i yang dibawanya sudah cukup memadai untuk melakukan aktifitas plurk. Walaupun hanya dengan "tampilan bergerak" (mobile view), tentunya tidak mengurangi kenikmatan aktifitas plurk, karena tampilan garis waktu (timeline) hanyalah sebuah fitur, bukan inti dari plurk.

Untuk lebih banyak foto lagi, silakan klik di kumpulan foto kopdar di MU Cafe oleh Chika. Atau juga di kumpulan foto milik Mas Ikhlasul Amal.

Terpantau oleh saya, juga ada kehadiran Yulian Firdaus, atau yang biasa dikenal dengan Jay. Tentunya dengan kamera dan "pipa paralon", tampak asik berduet dengan Mas Amal yang membawa kamera berjenis dan bermerk sama. Ah, Nikonian!

Saya sendiri sebenarnya membawa kamera. Namun EOS dengan lensa semi-all-round 18-125 mm cukup merepotkan untuk acara seremonial seperti ini. Ya, seperti yang telah diingatkan oleh Ikhlasul Amal. Namun setelah beberapa pertimbangan, saya tetap merasa bahagia walaupun saya pulang dengan kondisi kamera tidak membawa foto yang bagus. karena, tentu saja dengan jalan tidak menjadi fotografer, maka saya bisa berada di setiap frame. Dan karena bukan dari kamera saya, maka saya tidak perlu repot-repot mengunggah foto tersebut. Intinya, saya hanya perlu berpose, dan menunggu hingga foto-foto saya tersebut terunggah di internet dan siap pakai. Saya memilih untuk tetap eksis sebagai blogger, daripada menjadi seorang fotografer

Dan, perlu dicatat. Bahwa narsis adalah fitur unggulan dari blogger, walaupun p0sE abE9eH adalah fitur tambahan. Jadi, berhati-hatilah

p0s3 aBe9eH

Sekitar pukul 19.30 WIB, rombongan asal Kota Bandung melakukan perjalanan pulang.

Tampak para peserta sebenarnya masih betah berada di lokasi, namun waktu juga yang memaksa. Kalau mau pulang telat, ntar sampe di Bandung jam berapa? besok masih hari kerja soalnya Namun pilihan itu tidak salah, di dalam bis, tampak mulai sepi. Mungkin sebagian peserta sudah letih, dan mulai memasuki "modus hemat daya". Walaupun ada beberapa peserta yang masih berdiskusi dengan seru. Saya sendiri duduk bersama Diki, dan melakukan beberapa plurk selama perjalanan, secara Diki pun memasuki "modus hemat daya". Mungkin besok pagi dia harus berkokok tepat waktu

Di tengah perjalanan, yakni di perhentian km 57, bis berhenti dan sejenak singgah di gerai Dunkin Donuts untuk mengisi perut. Konon, aktifitas ini disponsori oleh salah satu pemenang lomba blog flexter. Trio Adham-Amal-Diki tetap melanjutkan pembahasannya seputar dunia teknologi, tentunya dengan Bahasa Indonesia yang baku dan sesuai Ejaan yang Disempurnakan. Ah, dasar geek! Mungkin, beberapa hasil diskusi kami akan saya publikasikan juga di blog ini sebagai bahan diskusi, kelak.

Chocolate Brownies dan Iced Cappucino cukup untuk mengisi satu sektor di perut saya, sebelum perjalanan pulang dilanjutkan kembali.

iPod yang saya andalkan untuk mengisi waktu selama perjalanan sembari berinternet. Ya, saya bersyukur dengan adanya teknologi mobile internet dan portable music player. Dan alunan nada pun terdengar...

"mari semua dansa denganku... dekap aku dan hanyutkanku..."
(Aura Kasih - Mari Bercinta)