Tentunya di bulan Ramadhan ini akan ada banyak sekali acara buka puasa bersama rekan-rekan baik rekan kerja, kuliah, komunitas, dan perkumpulan-perkumpulan lainnya. Saya selaku mahasiswa yang frustasi dengan tugas akhir sudah tidak kuliah lagi, tentunya memiliki banyak (sekali) waktu untuk mengikuti acara-acara ini. Apalagi acara hura-hura jalan-jalan dan makan-makan. Seperti menjadi korban fenomena Jeng-Jeng-nya Zamroni Matriphe Wisata Kuliner-nya Pak Bondan Winarno. Dan minggu kemarin (23/09) saatnya buka puasa bersama rekan-rekan dari komunitas students STT Telkom.
Acara dimulai dari tempat yang biasa digunakan untuk berkumpul oleh mahasiswa di kampus: STT Telkom Square. Dan setelah mendapatkan dua unit angkot angkab, gerombolan rombongan pun berangkat disertai beberapa ekor bebek sepeda motor. Tujuan pertama adalah Jonas Photo yang berada di Jl. Banda. Ya, agenda tahunan adalah foto bareng.
Setelah acara foto bareng yang dilengkapi proses antrian yang panjang. Akhirnya kami meneruskan acara dengan menuju ke tempat makan. Setelah disepakati sebelumnya, tempat makan yang terpilih untuk dijajah adalah Ayam Goreng Merdeka. Dan dengan keputusan sepihak, diambil kebijakan untuk berjalan kaki menuju ke lokasi, sambil mengisi waktu sekitar 30 menit menjelang waktu magrib. Tentunya beberapa orang diutus untuk menggunakan sepeda motor agar dapat melakukan "reservasi" tempat terlebih dahulu.
Setelah sampai di lokasi, kami menyeberang terlebih dahulu ke Mesjid Al-Ukhuwah (need confirmation about the name) yang ada di seberang kantor DPRD. Tentunya didahulukan dengan meneguk sebotol teh dingin sebelum ke sana, untuk menambah kesegaran.
Tempat makan ini cukup ramai, apalagi pada saat bulan puasa seperti ini. Menunya antara lain ayam goreng/bakar, ikan, cumi, tahu tempe, ati ampela, usus, dan masih banyak lagi yang bisa menemani nasi putih ataupun nasi uduk. Tentunya dengan beberapa jenis sambal yang menantang serta dilengkapi juga dengan lalapan segar.
Ya... ya.. Anda benar sekali, tanpa skrinsut adalah hoax™!
Dan saya yakin dengan seyakin-yakinnya bahwasanya sarjana arkeologi jurusan jalan-jalan Zamroni akan memberikan komentar berisi FAQ khas-nya: yakni nominal total kerusakan yang diderita. Hahahaha... yang pasti, setelah saya "mengkonsumsi" nasi putih dengan sepotong paha ayam bakar ditambah dengan usus yang digoreng (dengan tambahan bonus lalapan dan sambal tentunya), dan meminum segelas es jeruk, saya mendapatkan tagihan sebesar Rp. 13.000,00 sebelum saya pulang.
Untuk pulangnya, kami menggunakan jasa dari angkot (ya, angkutan kota yang sebenarnya, trayek Kalapa-Dago) sebanyak 2 unit. Setelah sampai kembali ke titik awal, di STT Telkom Square, tentunya acara tidak akan langsung dibubarkan begitu saja tanpa seremonial penutupan.
Seraya menunggu foto studio dari Jonas yang pastinya belum selesai, selaku fotografer amatiran gadungan, saya mengajak semua peserta yang tersisa untuk membuat foto studio gadungan. Dan yang menjadi studionya adalah halaman gedung B dimana terletak "prasasti" STT Telkom.
Dan sebagai mahasiswa-mahasiswi teladan kreatif dan inovatif, tak lupa kami untuk berfoto lagi di depan gedung rektorat tencinta. Satu... dua... and say cheese!