Nike sedang menjalankan proyek ambisius Breaking2, yakni memecahkan rekor lari marathon dengan catatan waktu di bawah 2 jam. Targetnya 1:59:59. Tiga pelari papan atas bergabung dalam proyek ini: Eliud Kipchoge, Lelisa Desisa, dan Zersenay Tadese. Nike memperkenalkan sepatu khusus untuk proyek ini: Nike Zoom Vaporfly Elite; yang hanya dibuat tiga pasang secara unik untuk ketiga pelari tersebut, sesuai dengan karakter kaki masing-masing. Teknologi baru yang digunakan pada Vaporfly Elite adalah ZoomX unit baru serta bilah serat karbon untuk membuat sol kaku. Tak lupa, teknologi Flywire dan Flyknit juga diaplikasikan.

Untuk pelari umum, Nike menyediakan seri Zoom Vaporfly 4% yang juga mengusung teknologi baru itu, namun minus material atasan Flyknit. Jika Nike Zoom Vaporfly 4% didesain untuk berlomba (racer), maka untuk keperluan latihan dan lari harian Nike menyiapkan varian Nike Zoom Fly: tanpa ZoomX, dengan sol Lunarlon. Melengkapi jajaran sepatu cepat di atas, Nike juga memperkenalkan Nike Zoom Pegasus 34 yang saya tunggu sebagai penggemar seri Pegasus.

Nike Zoom Vaporfly 4%, Nike Zoom Fly, Nike Zoom Pegasus 34.

Tidak seperti Nike Zoom Air Pegasus 30 yang sangat fenomenal di komunitas lari saya, Nike banyak mengubah desain Pegasus ketika menginjak iterasi ke-31: sol menjadi lebih responsif, toe-drop berkurang. Hal ini membuat saya sempat beralih ke seri Vomero 9 dan melewatkan Pegasus 31 saat itu. Namun di generasi Pegasus 32, saya malah berubah pikiran dan kembali menebus Nike Zoom Pegasus 32 Competitors Pack yang saya pakai saat ini. Padahal perubahan pada Pegasus 32 hanya pada penambahan Flywire untuk mendukung kaki dengan high arch. Pada generasi Pegasus 33, perubahannya tidak terlalu banyak secara kosmetik: hanya memindahkan Flywire ke bagian dalam; namun tidak pada bagian sol: Pegasus 33 memiliki 2 zoom air unit, yakni di bagian depan kaki dan tumit.

Nah, pada Zoom Pegasus 34 ini, tampaknya tidak terlalu banyak perubahan dibandingkan Pegasus 33. Dari sisi kosmetik dan bagian atas, masih relatif sama, walau Nike mengklaim teknologi Flymesh sudah lebih ringan dan lebih “dingin". Begitu pula dengan bagian sol yang masih mengandalkan Cushlon dengan dua zoom air unit. Tampaknya, walau Nike mengklaim sebagai “All-New Pegasus 34”, berlari dengan Pegasus 34 akan sama rasanya ketika berlari dengan Pegasus 33. Evolusi Pegasus sejak seri 31 memang perlahan.

Namun jika sepatu ini sudah oke, untuk apa diubah lagi? Kan sudah berevolusi selama 34 tahun.

Ketiga produk ini (Vaportfly 4%, Zoom Fly, dan Pegasus 34) baru akan tersedia di pasar pada 8 Juni 2017. Masih lama memang. Sementara untuk pilihan warna yang diperkenalkan baru satu, yakni kombinasi putih, biru, dan merah yang terisnpirasi dari sirkuit Monza di Italia: tempat latihan ketiga atlet tersebut.

 

Untuk pengguna setia Nike Zoom Pegasus, terutama pengguna seri 31, 32, dan 33; saya menyarankan untuk tetap menggunakan seri Pegasus ini. Misalnya Pegasus lama Anda sudah usang, maka Pegasus 34 ini dapat menggantikannya tanpa Anda perlu melakukan banyak adaptasi. Atau mungkin, bahkan tanpa adaptasi sama sekali.

Apakah saya akan membeli Pegasus 34? Tentu saja, untuk menggantikan Pegasus 32 Competitors Pack yang saya pakai saat ini. Tapi, bukan opsi warna yang ini. Kemungkinan besar saya akan menunggu hingga menjelang akhir tahun, berharap akan ada Shield Pack di musim dingin. Atau mungkin edisi Nike Oregon Project?