Baru-baru ini, produsen otomotif asal Jepang Subaru memperkenalkan mobil terbarunya, yakni Subaru REX. Khusus untuk pasar domestik Jepang (JDM), Subaru REX mengisi lini compact SUV. REX dulunya adalah kei car Subaru yang hidup selama tiga generasi sejak 1972 hingga 1992. Kini, Subaru menghidupkan kembali nameplate REX dalam kategori yang berbeda. Tak hanya itu, REX mengusung tampilan yang berbeda dengan mobil Subaru yang lain. Pun, DNA dan teknologinya pun berbeda. Tapi kok tampak familiar?

Jangan kaget kalau ternyata memang Subaru REX adalah Daihatsu Rocky hasil rebadge. Subaru REX hadir melengkapi tiga kembaran lainnya dari aliansi otomotif Toyota: Toyota Raize, Daihatsu Rocky, dan Perodua Ativa.

Jelas, ini karena Toyota memiliki 20% saham dari Subaru. Masih ingat kembar Subaru BRZ dan Toyota 86? Tapi kali ini berbeda. Bisa dibilang tidak ada sumbangsih Subaru dalam REX, apalagi dalam ketiga kembarannya. Tampilan eksteriornya saja murni fotokopi dari Rocky. Bahkan Perodua Ativa saja tetap melakukan rombakan dari Rocky. Padahal, Perodua sejatinya adalah semacam "PT. Daihatsu Malaysia", namun tetap ada kandungan lokalnya dari Malaysia.

Walaupun Raize lahir dari kubu Toyota, kembar empat ini alih-alih mengusung platform dari Daihatsu, yakni DNGA, bukan TNGA milik Toyota. Alhasil, jangan mengharapkan "darah Subaru" dari REX. Tidak ada boxer engine dan tidak ada fitur Symmetrical All Wheel Drive (S-AWD) khas Subaru. Bahkan tidak ada pilihan varian turbo. Hanya menggunakan mesin Daihatsu WA-VE 3 silinder 1.200cc N/A seperti pada Rocky dan Raize varian termurah di Indonesia. Tapi memang, Subaru REX dulunya sebagai kei car menggunakan konfigurasi 2WD, kecuali pada generasi ketiga yang terdapat varian "part time 4WD".

Oke. Memang tidak semua Subaru harus AWD. Kei car Subaru jelas tidak AWD (secara umum). Subaru BRZ memang didesain untuk RWD sebagai mobil sport — karena R dalam BRZ itu adalah "rear". Dan walaupun BRZ ini sharing platform dengan Toyota, mesinnya tetap menggunakan Subaru Boxer FB24. Bahkan, Subaru Impreza saja ada varian FWD kok khusus untuk JDM. Jadi bukan hal baru kalau Subaru tidak mengusung AWD, walau memang bukan kebiasaan juga.

Kalau Daihatsu Indonesia punya banyak sekali varian Rocky, tidak dengan Subaru REX di Jepang. Subaru Jepang hanya menawarkan 2 varian REX: G sebagai varian dasar, dan Z sebagai varian "mewah". Varian G mengusung velg 16 inci dan kelengkapan standar. Sementara varian Z mengusung velg 17 inci duo-tone beserta tambahan fitur seperti auto-levelling headlights, LED sequential turn lights, LED foglamp, electric parking brake, serta interior yang lebih mewah dengan material kulit asli plus soft-touch.

Yang menarik, Subaru tidak menggunakan EyeSight di REX yang baru ini. Walau tidak menggunakan teknologi TSS ataupun ASA dari aliansinya, Subaru masih menggunakan teknologi kamera stereo yang mirip dengan EyeSight, namun mengusung nama Smart Assist. Entah apa saja perbedaanya, tapi sepertinya Subaru punya alasan yang kuat untuk tidak menggunakan nama EyeSight di REX. Padahal, Subaru masih menggunakan EyeSight di BRZ yang kembaran Toyota GR86 itu.

Entah apa strategi Subaru ataupun Toyota dengan REX ini. Target penjualannya saja hanya 150 unit per bulan. Subaru Impreza, yang bisa dibilang mobil non-kei car paling "entry level" Subaru saja berhasil terjual sedikitnya 30 ribu unit selama 2021 di Jepang. Artinya, rata-rata terjual setidaknya 2.500 unit tiap bulannya. Jelas, REX ini bukan untuk "volume maker" Subaru Jepang. Sebagai perbandingan, selama 2021 di Jepang, angka penjualan Rocky dan Raize adalah lebih dari 21 ribu unit dan 81 ribu unit.

Tetap tertarik dengan Subaru REX? Saya pribadi tidak yakin Plaza Subaru selaku ATPM Subaru di Indonesia akan menawarkan REX. Apalagi memang targetnya JDM. Namun, Anda bisa membeli Daihatsu Rocky dan melakukan rebadge mandiri dengan berburu parts dari Jepang.

Layak untuk dicoba untuk tampil beda? Toh, Anda beli REX dari Subaru pun, kemungkinan besar orang-orang di jalanan Indonesia akan tetap melihat mobil Anda sebagai Daihatsu Rocky. Ya, memang merek Subaru di Indonesia sebagai mobil masih kurang dikenal. Begitulah.