Senin (10/12) kemarin, Nike mengumumkan Nike+ Accelerator yang merupakan sebuah program akselerasi untuk para pengembang (developer) aplikasi dengan memanfaatkan platform Nike+. Sejak kemunculannya pertama kali bersama Apple dengan Nike+ iPod di 2006, banyak perkembangan dalam aplikasi Nike+. Yang semula hanya mengukur jarak tempuh lari, lalu fitur mencatat detak jantung, menjejak rute lari, hingga kini tak sekedar untuk berlari. Juga dengan Nike+ Fuelband, Nike mencoba membuat aktivitas fisik menjadi lebih menarik dengan sentuhan digital.

Tak ayal, sistem Nike+ yang tertutup juga memancing banyak sistem tandingan yang lebih terbuka seperti Endomondo, Runkeeper, atau MapMyRun. Namun ketika Nike meluncurkan aplikasi untuk iPhone dan Android, ekosistem Nike+ menjadi lebih terbuka tanpa harus memiliki perangkat keras Nike+. Namun tetap saja, Nike+  relatif tertutup. Data hanya bisa diakses melalui situs ataupun aplikasi Nike+. Hanya aplikasi jejaring sosial Twitter dan Facebook saja yang bisa terhubung dengan ekosistem Nike+. Path menjadi aplikasi pertama yang bisa berhubungan langsung dengan aplikasi Nike+ Running.

Selain substitusi perangkat lunak di ponsel cerdas, banyak juga kompetitor yang membuat solusi sejenis berbasis perangkat keras. Sebut saja adidas miCoach, Jawbone Up, dan perangkat keluaran FitBit. Belum lagi startup yang bermunculan untuk membuat perangkat pemantau kesehatan digital. Juga proyek-proyek di Kickstarter.

Sepertinya Nike mencoba menghalangi para kompetitor yang potensial dengan program Nike+ Accelerator ini. Ya, daripada mereka membuat produk yang akan berperang di pasar dengan Nike+, ya sekalian saja rangkul mereka untuk bergabung dan mengembangkan Nike+.

Perusahaan, startup, dan developer ditantang untuk membuat aplikasi dengan memanfaatkan platform Nike+. Ya, API (application programming interface) Nike+ akan segera tersedia. Sehingga bisa memanfaatkan data yang ada di sistem Nike+. Juga developer kit untuk iOS dan Android. Termasuk library untuk mengakses Nike+ Fuelband di aplikasi iOS.

Bersama dengan Techstars, Nike akan memilih 10 proposal terbaik dari perusahaan untuk diinkubasi selama 3 bulan. Tentunya selain kucuran dana pengembangan sebesar 20.000 USD per perusahaan, juga diberikan akses kepada pimpinan puncak Nike serta sesi bersama mentor-mentor yang berasal dari perusahaan seperti Spotify, Foursquare, Twitter, Facebook, dll; termasuk mentor dari Techstar dan juga investor.

Jadi, bisa saja nanti ada aplikasi permainan (games) yang akan memanfaatkan Nike+ Fuelband sebagai salah unsur untuk bermain. Atau, akan ada notifikasi ketika ada pelari Nike+ lain yang berlari di lokasi yang sama. Anda juga bisa membuat aplikasi yang menganalisa hasil olahraga dan memberikan rekomendasi yang sesuai. Dan tentunya masih ada banyak kemungkinan lain yang bisa dilakukan dengan platform ini.

Adakah developer atau startup Indonesia yang berminat untuk ikutan program Nike+ Accelerator?