"While my Indonesian friends and I used to run in fields with water buffalo and goats, a new generation of Indonesians is among the most wired in the world - connected through cell phones and social networks. And while Indonesia as a young nation focused inward, a growing Indonesia now plays a key role in the Asia Pacific and the global economy."
Barrack Obama (Indonesia, 10 November 2010).

Indonesia termasuk salah satu negara yang paling aktif menggunakan jejaring media sosial di internet. Bisa jadi, jumlah penduduk yang memperkuat hal ini. Dan tentunya, karakteristik bangsa Indonesia yang suka bergaul dan bersosialisasi. Pertumbuhan pengguna internet musafir (mobile internet) di Indonesia pun dalam beberapa tahun belakangan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Bahkan banyak pengguna internet via ponsel yang tidak menyadari bahwa dia menggunakan internet.

Banyak gerakan-gerakan sosial dan kemanusiaan yang bermula dari twitter ataupun Facebook. Misalnya saat kasus Prita atau penggalangan dana bantuan untuk korban musibah bencana alam. Kemajuan di bidang telekomunikasi dan informasi banyak membantu melancarkan komunikasi dan koordinasi gerakan-gerakan tersebut. Koordinasi tidak perlu lagi dengan temu wajah secara fisik, sehingga waktu menjadi lebih efektif, dan biaya transportasi menjadi efisien: hampir tidak ada.

Tentu saja, teknologi itu seperti mata pisau, bisa berdampak positif tetapi juga bisa berdampak negatif. Tergantung penggunaannya. Lancarnya arus informasi tanpa penyaringan informasi misalnya dapat membantu penyebaran berita bohong (hoax) yang dapat meresahkan masyarakat.

Sebagai pengguna internet yang aktif bersosialisasi baik luring maupun daring. Tentunya kita memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri dan masyarakat, bahkan kepada bangsa dan dunia. Gerakan seperti Internet Sehat merupakan suatu gerakan yang memberi banyak dampak positif kepada pengguna internet di Indonesia.

Penggunaan ponsel dan perangkat internet musafir (mobile internet device), tentunya banyak mengurangi penggunaan komputer meja. Sebagian besar pengguna komputer di Indonesia saat ini pun lebih cenderung untuk menggunakan komputer jinjing daripada komputer meja agar lebih dinamis.

Hal positif yang dapat diambil adalah penghematan energi. Tentu saja ponsel lebih hemat energi daripada harus menggunakan komputer meja untuk sekedar mengakses internet. Komputer jinjing pun masih lebih baik, rata-rata hanya mengkonsumsi 45-80 watt. Bahkan netbook dan komputer tablet ada yang hanya mengkomsumsi kurang dari 20 watt saja, tidak jauh berbeda dengan lampu di rumah Anda.

Internet adalah energi baru kita!

Adham Somantrie.