Akhirnya sensor sepatu (shoepod) Nike+ saya pun mati! Sensor ini merupakan paketan dari Nike+ Sportband yang saya beli pada Januari 2010. Walaupun Sportband-nya sendiri hanya mampu bertahan sampai April 2012, ternyata sensornya sendiri bertahan hingga Februari 2014. 4 tahun 1 bulan. Untungnya saya punya sensor cadangan yang masih mendekam di dalam dus Nike+ SportWatch GPS. Permasalahan terselesaikan tanpa harus membeli sensor baru.

Namun saya masih penasaran dengan praktek penggantian baterai pada sensor Nike+. Trik lama memang, tapi saya baru berkesempatan untuk melakukannya sekarang. Hehehe. Baterai yang digunakan untuk sensor ini adalah tipe CR 2032 yang tersedia bebas di pasaran. CR 2032 juga banyak digunakan untuk baterai CMOS di beberapa motherboard komputer. Harganya bervariasi antara 5.000 hingga 15.000 rupiah. Bahkan bisa didapatkan dengan harga 3.000 rupiah per keping untuk pembelian grosir. Murah kan? Tanpa perlu membeli sensor baru seharga 200 ribu — yang kini melambung hingga 300 ribu karena melemahnya rupiah.

Catatan: Perlu diketahui pula bahwa sensor Nike+ ini tidak didesain untuk dibongkar. Jadi, pembongkaran sensor ini memang tidak mudah dan beresiko merusak. Namun bukan berarti tidak bisa. Sehingga diperlukan tangan yang terampil dan cekatan serta pengetahuan dasar elektronika. Lebih baik lagi jika memiliki kemampuan untuk menyolder.

Untuk membuka sensor ini, kita harus membelah sensor, membaginya menjadi dua bagian: bagian bawah yang putih, serta bagian atas berlogo Apple dan Nike yang dikelilingi warna merah. Pemotongan bisa dilakukan dengan pisau ataupun cutter. Tentunya perlu berhati-hati agar tidak cidera atau terluka. Saya sendiri terluka saat memotong sensor dengan cutter. Lebih baik jika menggunakan ragum, agar dapat memegang sensor dengan mantap saat pemotongan. Gergaji besi juga bisa digunakan untuk pemotongan.

Setelah sensor terbelah, lepaskan papan sirkuit dari cangkang dengan membuka dua baut menggunakan obeng. Setelah itu, lepaskan baterai perlahan dari elektroda yang menempel. Pastikan tidak ada kabel yang terpotong atau terputus. Perlu diperhatikan juga agar elektroda tidak membengkok dan tetap lurus, untuk memudahkan saat pemasangan kembali. Lalu, pasang kembali dengan baterai yang baru. Solder baterai baru dengan elektroda jika perlu agar tidak gampang terlepas. Atau cukup beri selotip agar elektroda menempel ke baterai dan tak gampang bergeser atau lepas.

Pasang kembali papan sirkuit ke cangkang plastik. Nah, untuk menggabungkan kembali dua bagian cangkang sensor yang sudah terbelah, bisa kita lilitkan dengan selotip sebagai cara yang sederhana. Atau bisa juga menggunakan lem yang kuat. Tentunya setelah dibongkar sensor ini tak lagi kedap air, kecuali Anda bisa mengisolasi kembali dengan baik dan rapat. Pastikan selotip atau lem tidak terlalu tebal, agar sensor masih muat di dalam sepatu.

Untuk petunjuk detail, bisa merujuk ke laman Instructables ini.

Yak! Sensor berhasil dihidupkan kembali. Dapat dikenali langsung oleh Nike+ SportWatch GPS tanpa kendala. Namun sensor bermasalah ketika saya pasangkan dengan iPhone (aplikasi Nike+ iPod). Setelah saya coba pasangkan kembali, ternyata terjadi perubahan nomor seri sensor. Ada 4 digit nomor serial yang berubah jadi nol. Mungkin pembongkaran kurang rapi sehingga merusak salah satu IC di sensor.

Jadi, apakah lebih baik ganti baterai atau beli sensor baru?

Jika Anda punya waktu luang yang cukup, punya kemampuan reparasi yang baik, apalagi punya ketertarikan dalam hal bongkar-membongkar, mengganti baterai mungkin jadi alternatif yang menarik. Apalagi biayanya jauh lebih murah dibanding beli baru. Tapi tentunya ada resiko kegagalan dan tak lagi kedap air. Anda harus berhati-hati jangan sampai sensor kemasukan air.

Jika Anda bukan tipe orang seperti digambarkan di atas, atau memang memilih yang gampang, ya beli baru saja. Toh, harganya masih cukup wajar, tidak terlalu mahal.

Kalau hanya punya satu sensor, sementara saya yakin pelari punya sepatu lebih dari satu. Sebaiknya beli sensor baru saja, dan sensor yang lama diganti baterainya. Sehingga Anda akan punya dua sensor yang bisa dipasangkan di dua pasang sepatu. Tak perlu memindahkan sensor kalau mau mengganti sepatu.

PS: Berikut informasi teknis dari beberapa vendor baterai CR 2032 sebagai referensi.

Energizer 225 mAH, 3.3 gram ; Maxell: 220 mAH, 3.0 gram ; Panasonic: 225 mAH, 2.9 gram ; Sanyo: 240 mAH, 3.0 gram; Sony: 220 mAH, 3.2 gram.

Berdasarkan informasi di atas, saya menyarankan untuk memilih baterai Sanyo yang berkapasitas paling besar, sehingga umurnya lebih tahan lama. Pun, soal bobot, hanya terpaut sedikit dengan Panasonic yang paling ringan.

Oh iya, baterai bawaan di dalam sensor punya saya adalah Panasonic, made in Indonesia.