Philips dikenal sebagai pembuat peralatan pencahayaan berkualitas tinggi. Singkatnya, produsen lampu. Philips tentunya menjadi jaminan untuk lampu yang hemat daya dan tahan lama. Tidak cepat rusak. Bagi brand papan atas, tentunya tak cukup kalau cuma menawarkan kualitas, juga harus memberikan nilai lebih untuk para penggunanya. Oleh karena itu, Philips tak hanya ingin menjadi sekedar pembuat lampu, melainkan memberikan nilai tambah, yakni menjadi penyedia suasana (atmosphere provider). Lampu tak lagi hanya sebatas penerang, tapi mempengaruhi emosional.

Gampangnya seperti ini: kalau Anda pernah membeli lampu untuk di rumah, biasanya akan menemui pilihan "warna" lampu, misalnya cool daylight dan warm white. Walaupun terangnya sama, tetapi warna putihnya beda. Cool daylight memberikan kesan sejuk, sementara warm white memberikan kesan hangat. Padahal emisi panas yang dilepaskan adalah sama.

Tentunya warna hanya menjadi salah satu faktor saja dalam mengantarkan suasana tertentu. Dalam studi kasus inovasi oleh Dr. Dorothea Seebode, Gerard Harkin, dan Professor John Bessant (2009), bahkan Philips juga sudah melakukan riset tak lagi sebatas penerangan, melainkan hingga ke aroma, rasa, serta suara untuk menghantarkan suasana tertentu di ruangan pengguna.

Beberapa waktu yang lalu telah diluncurkan Philips Hue, salah satu produk penyedia suasana yang tak hanya lampu berteknologi tinggi, melainkan juga sentuhan dunia digital.

Pada dasarnya ini hanyalah produk lampu dengan teknologi LED yang dapat berubah warna. Jadi tak hanya putih, melainkan bisa berwarna-warni. Tak heran kalau namanya Hue. Bentuknya mirip dengan lampu LED biasa. Begitu juga pemasangannya, tinggal diputar (Indonesia menggunakan standar Edison Screw), lalu nyalakan dari saklar.

Nah, untuk mengatur warna yang akan dipancarkan dibutuhkan Hue Bridge. Hue Bridge ini akan berkomunikasi dengan lampu Hue secara nirkabel. Awalnya saya pikir komunikasinya menggunakan jaringan listrik (powerline communications) layaknya HomePlug. Namun ternyata Philips Hue memanfaatkan teknologi ZigBee yang bertopologi jejaring (mesh).

Hue Bridge ini selain dihubungkan dengan listrik, juga perlu dihubungkan dengan wireless router menggunakan kabel ethernet. Ketika Hue Bridge sudah terhubung dengan jaringan wifi, maka Anda bisa menggunakan aplikasi Philips Hue di iPhone, iPad, maupun perangkat Android.

Tak hanya melalui wifi. Kalau router sudah terhubung ke internet, maka setelah melakukan konfigurasi akun di situs Philips Hue, Anda pun dapat memadamkan/menyalakan lampu Hue dari mana saja menggunakan iPhone atau iPad. Misalnya ketika Anda lupa memadamkan lampu saat berangkat kerja, ataupun menyalakan lampu rumah saat Anda terlambat pulang. Anda juga bisa mengakses Hue melalui situs tersebut jika dirasa lebih nyaman menggunakan komputer daripada ponsel.

Oke, memilih warna dari ponsel mungkin hal lumrah. Tapi aplikasi ini menarik, ia akan mengambil warna dari foto. Misalnya Anda ingin mengenang liburan di pantai kemarin, maka tinggal buka foto liburan tersebut, lalu pilih warna dari beberapa titik di foto tersebut. Mungkin bisa ditambahkan musik reggae, dan mari bersantai seperti di pantai!

Bingung menentukan warna lampu? Philips sudah mempersiapkan empat LightRecipe untuk Anda: relax, concentrate, energize, dan reading. Tentunya Anda bisa membuat dan menyimpan LightRecipe sendiri.  Misalnya saat sedang galau bisa memilih warna kebiruan yang temaram, agar galaunya maksimal.

Kalau masih kurang, bisa juga saling bertukar "resep" dengan komunitas pengguna Hue.

Sayangnya harganya juga tidak murah. Walaupun lampu LED dari Philips diklaim bisa tahan hingga 15 tahun. Jadi, kalau pakai lampu LED sejak beli rumah, tidak perlu diganti lampunya hingga cicilan KPR lunas. Paket perdana (starter pack) Philips Hue dibanderol 199.95 USD, terdiri dari 3 bola lampu Hue dan 1 Hue Bridge. Sementara kalau butuh tambahan lampu, 1 bola lampu Hue dihargai 59.95 USD. 1 Hue Bridge dapat menangani hingga 50 bola lampu. Dan, sementara ini hanya dijual secara eksklusif di Apple Store.

Saya sendiri sangat berminat dengan Hue. Selain belum memiliki rumah sendiri, harganya juga masih agak mahal untuk saya. Tapi, suatu saat nanti saya akan menggunakan produk ini di ruang keluarga. Bagaimana dengan Anda?