Festival Bango Gedung Sate

Sabtu (28/06), adalah giliran Kota Bandung yang mendapatkan kesempatan untuk diselenggarakan Festival Jajanan Bango 2008. Seperti yang telah diketahui bersama, Festival Jajanan Bango selalu memberikan kesempatan kepada para pengunjung untuk mencicipi atau sededar melihat-lihat keanekaragaman kuliner tradisional khas nusantara. Kesempatan emas ini tentu saja tidak akan saya sia-siakan untuk menikmati kuliner-kuliner yang menarik.

Dengan membawa serta Lia, tentunya kami akan menjadi rekan yang bisa bekerja sama dengan baik dalam menikmati kuliner ini. Namun dengan kondisi weekend yang pastinya akan banyak sekali kendaraan dengan nomor polisi B yang memenuhi jalanan Kota Bandung, kami sedikit terlambat sampai di lokasi, yakni di Lapangan Gasibu, di depan Gedung Sate. Dan tidak dapat menyaksikan pembukaan festival ini yang dilaksanakan oleh Pak Dede Yusuf selaku Wakil Gubernur Jawa Barat.

Sesampainya di lokasi, saya berkumpul dengan Rendy dan Jaka yang sudah tiba terlebih dahulu. Dan setelah itu saya langsung menuju Media Center Booth untuk registrasi blogger. Ternyata di sana sudah ada Pak Raditya yang menyambut kami dengan hangat dan ramah.

Setelah registrasi, saya mendapatkan sebuah goodies bag yang berisi antara lain: dua produk kecap bango (kecap botol dan kemasan isi ulang), baju kaos, tatakan meja, sapu tangan, dan media kit. Setelah itu, dilanjutkan dengan sedikit bincang-bincang serta persiapan bahwa blogger akan diminta kesediaannya untuk diwawancara oleh pihak radio. Dan alangkah senangnya saya ketika ternyata kami diberikan masing-masing voucher senilai Rp.80.000,- yang dapat digunakan untuk berbelanja di booth Festival Jajanan Bango 2008. Blogger lain yang tidak mendapatkannya seperti, Fajar dan Bayu, tentunya berhak untuk iri

Terima kasih Pak Raditya!

Voucher dari Pak Raditya

Seberapa menarik sih Festival Jajanan Bango itu? Dalam rangka 80 tahun Kecap Bango, maka disediakan 80 rekan kuliner Bango. Ya, ada 80 stand yang menjual berbagai macam masakan khas Sunda dan khas nusantara. Boleh lihat foto di bawah ini:

Menu Hari Ini

Tentunya, masih ada beberapa "stand tambahan" di luar pagar Festival Jajanan Bango. Oleh karena itu, jangan heran jika kami pun kebingungan untuk menghabiskan kupon gratis tersebut!

Pertama, untuk pembuka, saya dan Lia memilih Iga Bakar Si Jangkung sebagai menu makan siang. Dan beruntungnya kami, kami bisa makan bareng Pak Dede Yusuf. Ya! Makan bareng! Maksudnya, eh, makannya di waktu yang bersamaan, tetapi di meja yang berbeda hehehehe

Setelah itu, kami mencoba Siomay dan Es Cendol Elizabeth. Hahaha, nikmat. Hanya saja, saya tidak sempat menikmatinya karena keburu dipanggil untuk wawancara dengan pihak radio.

Sekitar jam 15.00 WIB, saya, Rendy, Jaka, Fajar dan Bayu menuju ke studio bergerak (mobile studio) OZ Radio Bandung untuk melakukan wawancara dengan DJ Akmal. Karena keterbatasan kapasitas, dengan sangat terpaksa Lia tidak dapat ikut serta ke dalam studio, sehingga ia hanya menunggu di warung sebelah.

OZ Radio with DJ Akmal

Dalam sesi tanya jawab ini, dibahas mengenai seputar acara Festival Jajanan Bango ini. Mulai darimana kami mengetahui adanya acara ini, sampai tujuan datangnya blogger ke acara ini. Juga dibahas informasi mengenai lomba blog Festival Jajanan Bango. Setelah on-air, DJ Akmal juga melanjutkan pembicaraan secara off-air seputar blog, citizen journalism, dan teknologi internet.

Sore yang cerah, namun sebelumnya Gasibu diterpa hujan yang tidak kecil. Saya sendiri kurang tau jelasnya seperti apa, karena saat hujan berlangsung kami sedang berada di dalam mobil OZ Radio.

Setelah sesi bersama OZ Radio, saya dan Lia mencoba bergerilya kembali ke tengah "medan tempur". Setelah mendapatkan meja, dan dimulailah "perjuangan". Dimulai dari Sup Buah Pak Ewok yang berisi berbagai macam varian buah-buahan, dan dilanjutkan dengan Kupat Tahu Empol yang rasanya sunda pisan (sangat sunda, red). Lalu disambut menarik dengan segarnya Es Durian. Ditemani dengan cahaya senja di sore hari, dan udara sejuk yang bertiup. Sesekali ikut tertawa bersama para pengunjung yang lain, mengikuti canda tawa dari pembawa acara.

Tampaknya meja yang disediakan oleh panitia masih kurang dalam segi kuantitas, walaupun sudah bisa dibilang cukup memadai.

Selain bazaar makanan, juga ada acara hiburan musik serta demo memasak oleh seorang chef yang cukup menarik perhatian para pengunjung.

Untuk babak berikutnya, kami mencoba kuliner khas Sulawesi Selatan: Es Pallubutung... Ya, kami tidak perlu pergi ke Sulawesi untuk mencicipinya, karena ada Festival Bango!

Lia Ngantri RM Pelangi Makassar

Sebelum pulang, untuk menghabiskan kupon, kami pun memutuskan untuk membungkus Otak-Otak Bu Le untuk dibawa pulang dan disantap sambil menonton MotoGP di rumah. Yayayaya... Untuk saat itu, perut kami sudah overload

Masak Otak-Otak

Acara dilangsungkan hingga pukul 22.00 WIB, namun sekitar pukul 17.00 kami sudah meninggalkan lokasi. Capek juga keliling-keliling, tapi puas!

Memang tidak banyak makanan yang berasal dari rumah makan atau tempat makan di luar Bandung. Sebagian besar peserta Festival Jajanan Bango Bandung 2008 adalah tempat makan yang berlokasi di Bandung. Namun hal ini juga cukup menarik, karena Anda dapat menikmati beragam makanan tanpa harus repot-repot keliling Kota Bandung. Anda boleh membayangkan, bagaimana caranya jika Anda ingin menikmati Nasi Bakar dan Sup Buah, lalu melanjutkan dengan Batagor Riri, dan disambung dengan Es Cendol Elizabeth dalam satu hari

Jika boleh dianalogikan, Festival Jajanan Bango ini adalah seperti Soundrenaline di dunia kuliner.

Karena, tak hanya kuliner, namun juga ada hiburan keluarga di acara ini. Walaupun kita menyadari bahwa masih musim hujan, sehingga kita dapat memaklumi jika acara sedikit terkendala karena turunnya hujan.

Memang tidak semua peserta menggunakan kecap Bango, misalnya para pedagang es. Ya mau gimana rasanya kalau Es Durian dicampur kecap? Penggunaan piring kertas atau piring plastik ringan yang dilapis daun pisang oleh beberapa peserta, saya rasa sudah cukup baik. Namun sayangnya, di festival ini banyak sekali penggunaan styrofoam. Mungkin untuk lain kali, perlu dipertimbangkan lagi kemasan yang lebih ramah lingkungan.

Untuk pengunjung, saya sarankan untuk mengikuti sedikit tips dari saya jika ingin berpetualang dengan nikmat. Yakni, bawalah tissue dalam jumlah yang cukup (satu pak kemasan isi ulang, misalnya), dan bawalah sendok logam dari rumah jika Anda kesulitan untuk makan dengan sendok plastik yang disediakan.

Sampai jumpa di Festival Jajanan Bango Bandung 2009!

AdhaMode