Adham Somantrie

Platform Android dan Google Play Store telah menjadi salah satu ekosistem populer untuk bermain game mobile. Selain ketersediaan Play Store di Android, ekosistem Google Play Games juga menjadi platform yang memudahkan para gamer bermain dengan berbagai perangkat (multi-devices) berkat kemampuan sinkronisasi (sync). Jadi, gamer dapat memulai permainan di smartphone, lalu melanjutkan game di tablet, cukup dengan menggunakan akun Google yang sama.

Namun, bagaimana jika ingin memainkan game Android di komputer desktop ataupun laptop? Hal ini tidak mustahil dan bukan pula sesuatu yang baru. Ada beberapa solusi yang bisa digunakan untuk memainkan game di komputer berbasis Windows.

Read more...

Kondisi pandemi berdampak pada banyak hal, termasuk olahraga dan lomba lari. Praktis, lomba lari virtual menjadi populer belakangan ini. Termasuk Oppo, produsen ponsel dan gawai yang belum lama ini mengadakan Oppo Reno4 Virtual Run dalam rangka peluncuran ponsel Oppo Reno4, bersamaan dengan produk lainnya: Oppo Enco W51 dan Oppo Watch.

Tentunya berlari lebih nyaman dengan menggunakan Oppo Watch dibandingkan harus menenteng ponsel kan? Nah, maka dari itu saya kali ini mencoba untuk menggunakan Oppo Watch untuk berlari. Sejatinya, Oppo Watch ini adalah smartwatch berbasis Android Wear (WearOS), bukan sportwatch khusus. Namun dengan adanya fitur GPS dan juga tahan air, maka tak ada alasan untuk tak bisa diajak berlari kan?

Read more...

Setelah akhir tahun lalu mendapatkan informasi mengenai migrasi ke Google One, 10 Januari 2019 saya mendapatkan email dari Google bahwa akun Google One saya sudah aktif. Hanya berselang sekitar 3 minggu saja.

Apa saja keuntungan pakai Google One?

Read more...

Beberapa hari yang lalu saya dapat email dari Google terkait layanan Google Drive saya. Memang saya pakai layanan Google Drive berbayar. Tak mahal sebenarnya, hanya sekitar 27 ribu rupiah saja per bulan untuk kapasitas total 100GB. Paket Google Drive saya akan dimigrasikan menjadi Google One!

Sebagai pengguna Gmail sejak versi beta, tentunya inbox saya sudah jauh melebihi kapasitas awalnya yang 1GB, bahkan kapasitas gratis 15GB saat ini pun sudah penuh. Selain itu, saya juga akhirnya menggunakan Google Photos untuk menyimpan seluruh foto dari semua ponsel saya, baik iPhone maupun Android, dengan resolusi penuh seutuhnya.

Read more...

Mungkin banyak yang beranggapan bahwa apalah jadinya bisnis ponsel Samsung tanpa Android. Tak salah memang, karena bisnis ponsel Samsung banyak terbantu dengan mengadopsi Android. Seperti halnya Sony yang memutuskan untuk menggunakan Android pada setiap ponsel Xperia. Begitu pula Motorola di beberapa tahun lalu.

Tapi tentunya kebergantungan Samsung terhadap Google selaku pemilik Android juga kurang bagus. Terlebih ketika Google memutuskan untuk mengakuisi Motorola Mobility. Walaupun alasannya untuk membeli hak paten, tapi Google pun mendapatkan manufaktur perangkat keras, artinya Google memproduksi perangkat lunak dan perangkat kerasnya sendiri, bahkan jalur distribusi penjualannya. Hulu ke hilir.

Read more...

Google baru saja meluncurkan versi percobaan terbatas dari produk terbarunya, Google+ (Google Plus). Tidak, produk ini tidak mirip dengan Nike+. Mungkin lebih mirip dengan Facebook.

Saat ini, selain melalui web Google+ juga dapat diakses melalui aplikasi untuk perangkat Android. Sementara aplikasi Google+ untuk iOS masih belum tersedia di AppStore. Namun jangan berkecil hati, untuk Anda pengguna iPhone, iPad, ataupun iPod Touch masih dapat mengakses situs Google+ versi musafir (mobile). Aplikasi berbasis web (web app) walaupun berjalan di atas peramban (browser), namun memiliki citarasa (look and feel) yang mirip dengan aplikasi murni (native). Hanya saja, bagi beberapa kalangan, cukup merepotkan untuk membuka Safari lalu menuju halaman web jika dibandingkan dengan kemudahan menyentuh satu ikon aplikasi saja.

Di iOS, Anda dapat membuat penanda halaman (bookmark) dari sebuah web app (ataupun halaman web lainnya) menjadi sebuah ikon layaknya aplikasi. Caranya cukup gampang!

Read more...

JNE sebagai salah satu perusahaan kurir dan ekspedisi di Indonesia, telah mengaplikasikan pelacakan paket daring (online package tracking) di situsnya. Saya sebagai pelanggan yang cukup sering menggunakan layanan JNE, sangat terbantu dengan adanya fasilitas pelacakan (trace and tracking) ini.

Sebenarnya tidak ada yang kurang dalam fitur ini. Kecuali mungkin frekuensi pemutakhirannya tidak sangat cepat, namun hal ini dapat dimaklumi. Namun, untuk beberapa pengguna internet yang tidak terlalu cepat, membuka halaman depan situsnya saja sudah cukup lama, hanya untuk memasukkan nomor pelacakan.

Saya pikir, bagaimana kalau langkah itu dilewatkan saja. Misalnya dengan membuat sebuah halaman lokal di komputer dengan berkas HTML. Namun, ternyata kotak teks yang berada di kanan atas Mozilla Firefox saya cukup menarik. Hingga akhirnya saya membuat sebuah tambahan untuk Mozilla Firefox. Sehingga cukup menggunakan kotak pencarian Firefox untuk melakukan pelacakan paket. Hanya satu halaman saja yang perlu diakses untuk memeriksa status pelacakan paket, ya melompati halaman depan untuk memasukkan nomor pelacakan.

Read more...