Musik seringkali tak bisa dipisahkan dengan olahraga. Sebagai pelari, tak jarang saya mendengarkan musik untuk menemani saat berlari. Bagi yang gemar berolahraga di pusat kebugaran, sepertinya tak jauh berbeda: suka mendengarkan musik saat berolahraga. Saya sendiri menggunakan beragam jenis earphone saat berolahraga, mulai dari yang berkabel, hingga yang wireless.

Kali ini saya berkesempatan mencoba Plantronics BackBeat FIT 2100 selama sebulan. Seperti yang kita tahu, Plantronics merupakan produsen yang sudah lama berkecimpung di dunia earphone nirkabel. Nah, BackBeat FIT 2100 ini adalah produk yang didesain untuk penggunaan saat berolahraga. Tentunya karena tidak menggunakan kabel, penggunaan earphone ini dapat membebaskan saya dari gangguan kabel saat berlari.

Sesuai dengan namanya, BackBeat, maka earphone ini akan melingkar di belakang kepala. Dengan bahan mirip karet, walau tampak kaku, BackBeat FIT 2100 ini cukup elastis. Sehingga, pengguna tidak perlu takut patah atau putus. Pun karena telah bersertifikasi IP57, maka BackBeat FIT 2100 ini tahan air. Baik itu keringat saat berolahraga, maupun air hujan. Saya sendiri sempat mengalami kehujanan saat berlari menggunakan BackBeat FIT 2100, dan earphone ini baik-baik saja.

Dalam paket penjualannya, tak banyak yang disertakan oleh Plantronics: unit earphone, kabel USB untuk mengisi daya, dan buku manual. Ada empat pilihan warna yang bisa Anda pilih: merah, biru, hitam, dan abu-abu. Unit yang saya uji kali ini berwarna abu-abu, yang menurut saya adalah warna yang paling netral di antara keempat pilihan warna tersebut.

Koneksi yang digunakan adalah Bluetooth Low Energy yang dapat dipasangkan ke berbagai perangkat seperti ponsel, laptop, ataupun pemutar musik yang mendukung koneksi bluetooth seperti TomTom Spark Cardio Musik, atau Apple Watch.

BackBeat FIT 2100 memiliki kaitan (hook) yang dikaitkan ke daun telinga, dan memiliki earpiece yang dapat terpasang di kawah telinga dengan kokoh. Karet earpiece pun dapat disesuaikan agar dapat terpasang dengan nyaman dan stabil. Bentuk earpiece-nya sendiri bukan berbentuk in-ear plug. Sehingga terasa lebih nyaman, pun lebih aman karena tidak "kedap" dan kita masih dapat mendengar suara dari sekitar kita. Hal ini sangat penting untuk faktor keselamatan bagi para pelari di jalan raya.

Jika diperhatikan, BackBeat Fit 2100 ini tampak tidak memiliki tombol sama sekali. Namun ternyata bagian sisi yang tampak seperti kacamata polarized ini adalah tombolnya. Di sisi kanan adalah tombol utama yang dapat ditekan. Sementara di sebelah kiri adalah tombol kapasitif MyTap.

Tombol utama di kanan dapat.digunakan untuk menyalakan dan mematikan perangkat jika ditekan lama, termasuk untuk memulai proses pairing. Namun klik singkat pada tombol ini berfungsi untuk kontrol musik seperti play, pause, back, dan skip. Yang seru adalah tombol sebelah kiri karena berjenis kapasitif. Tak perlu ditekan, cukup disentuh saja seperti halnya layar sentuh ponsel. MyTap inj dapat diprogram untuk melakukan berbagai perintah melalui aplikasi Plantronics BackBeat. Tapi secara default, MyTap digunakan untuk mengatur volume. Tap sekali untuk mengeraskan volume, tap dan tahan untuk sebaliknya.

Namun sayangnya MyTap ini menjadi kurang responsif dalam kondisi basah seperti saat saya kehujanan sewaktu berlari. Ini wajar karena sifat alami teknologi tombol kapasitif.

Seperti halnya earphone wireless kekinian, BackBeat FIT 2100 dapat dihubungkan ke dua perangkat sekaligus. Saya memasangkan BackBeat FIT 2100 ke Nokia 6.1 dengan lancar, namun sudah terlalu biasa mendengarkan musik dari ponsel. Oleh karena itu, saya mau mencoba yang kurang umum, yakni memasangkan BackBeat FIT 2100 ke jam tangan TomTom Spark Cardio Music.

Proses pairing pun berjalan lancar. Saya dapat mengontrol musik di TomTom Spark menggunakan tombol utama dan juga MyTap tanpa kendala.

Saat digunakan untuk berlari pun tak ada kendala yang saya alami. Musik berjalan dengan lancar. Earphone tak lepas dari telinga, apalagi sampai jatuh. Pun tidak membuat telinga menjadi berat atau pegal saat saya gunakan berlari selama 30 menit hingga 1 jam. Dengan bobot 28 gram, BackBeat FIT 2100 tidak terasa berat saat digunakan. Namun bentuknya yang cukup kaku ini mungkin dapat mengganggu kenyamanan bagi pelari yang menggunakan topi atau berambut panjang.

Selain berlari, saya juga menggunakan BackBeat FIT 2100 untuk mendengarkan musik dan juga menonton Netflix saat bersepeda di rumah menggunakan trainer. Tentunya suara musik atau film menjadi lebih jelas saat menggunakan earphone dibanding mendengarkan suara dari speakerphone ponsel.

Perhatian. Mendengarkan musik saat berlari di jalan raya menimbulkan risiko kecelakaan lalu lintas. Perhatikan volume musik agar Anda tetap awas dengan suara lingkungan sekitar. Saya menyarankan untuk tidak mendengarkan musik sama sekali saat bersepeda di jalan raya, karena berbagi jalan dengan kendaraan bermotor. 

Menurut klaim, dalam keadaan penuh, BackBeat FIT 2100 dapat digunakan hingga 7 jam pemakaian. Untuk mendapatkan sertifikasi tahan air IP57, tampaknya Plantronics juga "menyembunyikan" port micro USB dengan baik. Port ini menggunakan penutup yang dapat dibuka saat pengisian daya, namun dapat ditutup untuk melindungi masuknya air. Penggunaan port micro USB ini bisa menjadi nilai plus ataupun minus, tergantung kondisi Anda. Jika semua perangkat Anda sudah menggunakan USB-C, maka micro USB mungkin akan tampak kuno bagi Anda. Namun, jika Anda masih dikelilingi oleh perangkat dengan micro USB, maka ini akan menjadi nilai plus.

Bagaimana dengan kualitas suara? Untuk kategori wireless earphone, kualitas BackBeat FIT 2100 cukup baik. Reproduksi musik pun terdengar apik walau earphone ini tidak menggunakan earpiece jenis earplug yang kedap suara. Penggunaan untuk telepon pun dapat dilakukan dengan adanya mikrofon, walau saya lebih sering meninggalkan ponsel di rumah saat berlari.

Aplikasi BackBeat yang tersedia di Play Store dan juga AppStore bisa dibilang pusat untuk segala pengaturan earphone Plantronics BackBeat. Mulai dari pengelolaan koneksi, mengkonfigurasi MyTap, hingga melakukan pembaruan firmware.

Fitur Find MyHeadset yang tersedia dalam aplikasi BackBeat dapat membantu mencari earphone dengan mengingat lokasi terakhir kali earphone terhubung dengan ponsel. Walau mungkin tidak terlalu akurat, setidaknya fitur ini cukup membantu bagi yang sering ketinggalan earphone. Selain itu, di dalam aplikasi ini juga terdapat petunjuk penggunaan earphone yang tak hanya berbasis teks, namun juga dilengkapi dengan petunjuk berupa video.

Plantronics menawarkan BackBeat FIT 2100 seharga Rp.1.799.000, dan dapat dibeli secara resmi melalui toko resminya di Tokopedia, TokoPDA, dan Lazada. Selain itu, produk-produk Plantronics tersedia di berbagai toko elektronik atau gawai.