Tahun lalu, Nike mencoba untuk membuat sejarah di dunia marathon dengan kampanye Breaking2, yakni mencoba memecahkan rekor marathon di bawah 2 jam. Untuk itu, Nike menciptakan sepatu khusus untuk atlet elitnya: Nike Vaporfly Elite. Nike pun membuat sepatu turunannya untuk pasar massal: Vaporfly 4%, Zoom Fly, dan tak lupa Pegasus 34 sebagai pelengkap. 

Selama setahun terakhir, Vaporfly 4% dan Zoom Fly menghiasi berbagai podium lomba lari dunia, dan juga tampak banyak menghiasi lomba-lomba lari di kaki para pelari non-profesional. Tampaknya usaha pemasaran Breaking2 ini cukup berhasil. Untuk itu, Nike melanjutkan evolusi sepatu balap mereka dengan penggunaan material Flyknit pada Vaporfly 4% serta Zoom Fly.

Zoom Vaporfly 4% Flyknit

Tahun lalu, yang membedakan 4% dengan Elite hanyalah di bagian upper saja. 4% masih menggunakan Flymesh, sementara Elite sudah menggunakan Flyknit. Keduanya menggunakan sol ZoomX yang sama, bahkan dengan pelat serat karbon yang sama juga.

Namun, mulai 23 Agustus 2018, Nike sudah memperbarui 4% dengan Flyknit, sehingga Vaporfly 4% Flyknit sudah selayaknya Vaporfly Elite yang digunakan Eliud Kipchoge saat berlari di Monza tahun lalu. Tentunya, kini lebih ringan.

Bagaimana dengan Nike Zoom Vaporfly Elite?

Vaporfly Elite sudah diperbarukan beberapa bulan lalu dengan mengganti bagian upper Flyknit dengan teknologi 3D-printing: Flyprint. Tentunya, Nike Zoom Vaporfly Elite Flyprint ini hanya tersedia untuk para pelari elit Nike seperti Eliud Kipchoge.

Zoom Fly Flyknit

Bisa dibilang, pada awalnya Zoom Fly ini merupakan "versi murah" dari 4%. Secara umum desainnya mirip. Namun sol ZoomX diganti dengan sol Lunarlon yang lebih "ekonomis", pun pelat serat karbon diganti dengan pelat nylon yang dicampur serat karbon. Alhasil 4% seharga 250 USD pun bisa ditekan menjadi 150 USD di Zoom Fly.

Tak lama berselang, Nike pun meluncurkan Zoom Fly SP, edisi special production untuk Zoom Fly. Bedanya hanya di bagian upper yang menggunakan bahan yang lebih tipis dan lebih ringan. Belum lama ini pun, Nike pun sempat meluncurkan pembaruan dari SP ini, yakni Nike Zoom Fly SP Fast.

Namun, sekarang Nike telah meluncurkan versi terbaru dari Zoom Fly, yang menggunakan bahan Flyknit: Nike Zoom Fly Flyknit.

Tak hanya bagian upper saja yang diperbarui, bagian sol kini menggunakan material React yang diklaim empuk dan ringan. Selain itu, di dalam sol kini sudah tertanam pelat serat karbon seperti halnya Vaporfly Elite.

Bisa dibilang, Zoom Fly Flyknit ini hampir sama seperti 4% Flyknit. Bedanya hanya di material sol: 4% menggunakan bahan ZoomX foam, sedangkan ZoomFly pakai React.

Lalu, Nike Zoom Pegasus?

Pegasus 34 sebagai anak bawang sudah digantikan dengan Pegasus 35 yang diluncurkan beberapa bulan lalu. Walau tanpa pelat karbon, Pegasus 35 mengusung Air Zoom unit yang menyerupai pelat karbon. Sesuai posisinya sebagai sepatu tradisional yang nyaman untuk dipakai latihan setiap hari, namun tetap bisa diandalkan untuk berlomba bagi pelari rekreasional. 

Pun, ada versi khusus dengan sol ZoomX seperti halnya VaporFly 4%, yakni Pegasus Turbo, yang ditujukan untuk para pelari yang menyukai Pegasus, namun butuh kecepatan lebih. Tak jarang pula kita temui Pegasus Turbo ini digunakan oleh para pelari profesional di lomba-lomba resmi seperti halnya Asian Games 2018 kemarin.

Apakah Pegasus akan menggunakan Flyknit? Tampaknya tidak dalam waktu dekat. Selain karena harganya yang akan merangkak naik dan bersaing dengan Zoom Fly, posisi Pegasus lebih ditujukan untuk para pelari rekreasional yang tidak meletakkan kecepatan sebagai prioritas tertinggi.

Belum ada informasi mengenai harga Zoom Fly Flyknit dan 4% Flyknit. Keduanya akan tersedia secara bertahap pada September dan Oktober 2018. Sementara untuk pilihan warna, baru tampak opsi merah abu-abu untuk 4%, dan "neon on black" untuk Zoom Fly.

Kalau Anda bingung memilih sepatu untuk berlari, coba cek panduan memilih sepatu lari di artikel ini.