Xiaomi cukup agresif meluncurkan berbagai lini ponselnya tahun ini. Untuk lini Redmi generasi kelima saja, ada banyak jenisnya: Redmi 5A, Redmi 5, Redmi 5 Plus, Redmi Note 5. Belum termasuk variannya, dan belum termasuk beberapa tipe yang tidak masuk secara resmi ke pasar Indonesia seperti Redmi Note 5 Pro.

Redmi 5 bisa dibilang menjadi "anak bawang" di antara saudaranya karena posisinya ada di tengah. Redmi 5A cukup kuat untuk segmen ponsel murah. Sementara Redmi 5 tampak seperti hilang di bawah bayang-bayang kembarannya Redmi 5 Plus yang diluncurkan berbarengan. Bahkan semakin tenggelam ketika Redmi Note 5 diluncurkan. Namun, apakah Redmi 5 memang tidak layak?

Saya akhirnya memilih Redmi 5 ini sebagai ponsel sekunder untuk menemani iPhone SE yang menjadi daily driver saya. Menggantikan Vivo V7+ yang sebelumnya saya pakai. Layar lega fullview menjadi salah satu alasan saya, tentunya untuk menjadi alternatif iPhone SE yang berukuran imut.

Saya termasuk yang kurang suka metode flash sale yang digunakan Xiaomi. Barang menjadi susah untuk dibeli di pasar secara "normal". Alhasil saya mesti menunggu beberapa minggu hingga produk tersedia di pasar dengan mudah dan harga yang "wajar". Pun, saya masih menunggu lebih lama lagi untuk mendapatkan varian warna hitam. Sebenarnya saya tidak terlalu mementingkan warnanya. Varian warna silver dan birunya pun cukup keren. Hanya saja, saya tidak menyukai bingkai layar yang berwarna putih.

Mifans jaman dahulu mungkin masih ingat kalau produk Xiaomi biasanya menggunakan kardus cokelat untuk kemasan penjualannya. Tapi kini sudah tidak lagi. Redmi 5 (maupun Redmi 5 Plus) dipasarkan dengan kemasan kardus berwarna oranye cerah dengan tulisan putih berukuran besar. Mungkin strategi ini digunakan untuk menarik perhatian konsumen saat dipajang di toko.

Seperti halnya Redmi yang lain, isi kemasan penjualan pun cukup sederhana. Hanya produk Redmi 5, kabel charger USB, "kepala charger" (power adapter), dan sebuah silicone case hitam transparan. Tidak ada earphone dalam paket penjualan, tentunya untuk menekan harga. Namun, tambahan silicone case ini menarik. Tapi sayangnya, untuk anti gores (screen protector) tidak disertakan. Hanya pelindung layar biasa, yang sebenarnya cukup fungsional walau tak merekat kuat ke ponsel, dan matte pula! Untungnya, screen protector Redmi 5 saat ini sudah gampang ditemukan di toko konvensional maupun daring.

Hal yang paling menonjol di seri ke lima Redmi ini adalah layarnya yang ekstra lega ala fullview. Alhasil, walau layarnya berukuran 5.7 inci dengan rasio 18:9, body-nya tetap lebih kecil dibandingkan ponsel tradisional dengan layar 5.5 inci seperti iPhone 7 Plus. Redmi 5 masih cukup nyaman untuk digenggam di tangan walau dimensinya tidak terlalu tipis. Tentunya dengan layar lapang ini, penggunaan yang nyaman adalah dengan menggunakan dua tangan. Untuk penggunaan satu tangan memang sulit, kecuali Anda mengaktifkan "mode satu tangan" yang mensimulasikan ukuran layar 4 inci atau 3.5 inci.

Walau sudah menganut fullview dengan bingkai (bezel) kiri-kanan yang cukup tipis, namun untuk bagian dahi dan dagu masih lumayan tebal. Dengan hadirnya layar lebar ini, tiga tombol “standar” Android yang dulunya merupakan tombol fisik (walau kapasitif), kini tersedia di dalam layar (soft button). Namun, jika Anda ingin memaksimalkan layar lebar ini, ketiga tombol tersebut dapat dihilangkan dan digantikan dengan gesture MIUI yang katanya mirip iPhone X itu.

Namun, untuk menghadirkan layar kekinian pada ponsel yang relatif murah, tentunya ada yang dikorbankan oleh Xiaomi, yakni resolusi layar yang masih 1440 x 720 (HD+). Belum Full HD+ seperti layaknya ponsel papan atas. Namun, bagi saya pribadi, resolusi 720 ini pun sudah cukup memadai mengingat kerapatan pikselnya sudah cukup baik (282 ppi). Reproduksi warnanya pun cukup indah dan cemerlang.

Redmi 5 tersedia dalam 2 jenis varian: RAM 2GB dengan kapasitas penyimpanan 16GB; dan RAM 3GB dengan kapasitas penyimpanan 32GB. Unit yang saya pakai adalah varian kedua: 3/32. RAM yang lebih besar tentunya memberikan kinerja yang lebih baik untuk berpindah-pindah aplikasi. Pun, kapasitas yang lebih besar membuat saya lebih lega untuk memasang lebih banyak aplikasi. Dari kapasitas 32GB yang diklaim Xiaomi, saat keluar dari kardusnya sisa ruang yang tersedia adalah 23.4GB sebelum saya menambah aplikasi ataupun melakukan update MIUI.

Namun, untuk Anda yang anggarannya terbatas, varian 2/16 mungkin bisa membantu Anda menghemat anggaran. Walau, saya sangat menyarankan untuk sebisa mungkin memilih varian 3/32 apalagi perbedaan harganya tak terlalu jauh. Pun, dengan kapasitas 16GB, Anda tetap harus membeli kartu micro SD tambahan.

Sayangnya, memang tidak ada varian dengan RAM 4GB dan kapasitas 64GB pada Redmi 5. Varian tersebut hanya tersedia untuk Redmi 5 Plus yang ukuran layarnya lebih besar. Jika anggaran Anda lebih longgar dan tak masalah dengan ukuran yang sedikit lebih besar, maka saya sarankan untuk memilih Redmi 5 Plus varian 4/64. RAM yang lebih besar tentunya selain memberikan kinerja yang lebih gegas, juga bisa memperpanjang usia pakai. Pun kapasitas yang lebih lega, membuat Anda tak perlu menambah micro SD card.

Terutama jika Anda berencana untuk menggunakan dua kartu nano SIM pada Redmi 5 (ataupun Redmi 5 Plus). Karena Redmi 5 menggunakan slot hybrid atau 3-choose-2. Sehingga jika Anda menggunakan SIM kedua, maka tak bisa memasang kartu micro SD. Begitu pula sebaliknya, jika memasang micro SD, maka hanya bisa menggunakan 1 kartu SIM saja.

Prosesor Snapdragon 450 mungkin tampak menjadi kekurangan Redmi 5 jika dibandingkan dengan beberapa ponsel lain yang sedikit lebih mahal namun sudah mengusung Snapdragon seri 600 termasuk jika dibandingkan dengan Redmi 5 Plus yang menggunakan Snapdragon 625.

Namun faktanya adalah Snapdragon 450 ini sangat mirip sekali dengan Snapdragon 625. Keduanya menggunakan octa-core ARM Cortex-A53. Bedanya? Tipis. Hanya perbedaan clock-speed CPU, clock-speed RAM, dan bandwith RAM. Itu saja. Selebihnya, plek-plekan! Keduanya pun sudah dibuat dengan fabrikasi FinFET 14nm.

Sehingga, jika dibandingan dengan Redmi 5 Plus yang mengusung Snapdragon 625, dari sisi performanya tidak akan jauh berbeda. 

Saat kondisi standby, dari 3GB RAM, yang masih bebas berkisar antara 1.5GB hingga 1.8GB. Sehingga masih cukup lapang untuk membuka banyak aplikasi.

Bagaimana performa saat bermain game? Untuk game kasual seperti Sonic Forces, berjalan cukup lancar. Sementara untuk game yang lebih berat seperti PUBG, juga berjalan lancar. Namun untuk PUBG, kualitas grafik yang disarankan oleh PUBG adalah "low".

Seperti umumnya ponsel Xiaomi, Redmi 5 mengusung MIUI 9.2.3.0 (Android 7.1.2) saat keluar dari kardusnya. Namun, Xiaomi menjanjikan update MIUI 10 untuk Redmi 5 di penghujung Juli 2018 ini. MIUI 10 menjadi menarik karena akan membawa banyak fitur yang ditenagai oleh teknologi artificial intelligence (AI), termasuk fitur pengolahan foto seperti bokeh secara software. Per tulisan ini dipublikasikan, terakhir kali saya mendapatkan update adalah pada 17 Juni 2018 untuk versi MIUI 9.5.14.0.

Memang, Xiaomi Redmi Note 5 sudah menggeser tradisi Redmi yang selalu memiliki kamera seadanya. Namun sayannya Redmi 5 ini termasuk Redmi generasi sebelum Redmi Note 5, sehingga kualitas kameranya pun "standar Redmi", ya kualitasnya seadanya saja. Jika Anda cukup mementingkan kualitas dan kemampuan kamera pada ponsel, maka Redmi 5 bukanlah pilihan yang cocok untuk Anda. Apalagi, saat ini selain era "layar penuh", juga eranya kamera ganda.

Pemindai sidik jadi terletak di bagian punggung ponsel, di bawah lensa kamera. Nyaman ketika digunakan dengan jari telunjuk. Namun untuk yang suka meletakkan ponsel di meja, tentunya posisi ini merepotkan. Pun, fitur face unlock belum tersedia pula di ponsel ini. Jika dilihat baik-baik sisi belakang ponsel ini tampak sangat familiar karena memang mirip dengan Redmi Note 4.

Layaknya ponsel Xiaomi pada umumnya, Redmi 5 memiliki infrared blaster. Sehingga dapat digunakan untuk mengendalikan perangkat elektronik lain seperti televisi dan pendingin udara. Tak salah memang jika Xiaomi acap disebut sebagai ponsel remot tipi.

Jika layarnya sudah kekinian, namun untuk beberapa hal Redmi 5 masih “kurang kekinian”. Misalnya port micro USB. Redmi 5 belum menggunakan USB-C. Akan tetapi, masih tersedianya port audio 3.5mm bisa menjadi nilai positif untuk penggemar musik yang suka menggunakan earphone atau headphone tradisional. Walau memang earphone tidak disediakan dalam paket penjualannya, sehingga Anda mesti membeli secara terpisah. Selain itu, Redmi 5 tidak memiliki DAC khusus seperti halnya Vivo V7+ (yang sama-sama menggunakan Snapdragon 450), sehingga kualitas audio hi-fi tidak bisa dinikmati di ponsel ini.

Dengan harga yang lumayan kompetitif, Redmi 5 cukup dapat direkomendasikan. Namun jika Anda termasuk yang mementingkan kualitas kamera, banyak alternatif lain di kisaran harga di kisaran 2 juta yang mengusung fitur kamera yang lebih baik, atau bahkan sudah berkamera ganda. Namun memang spesifikasi prosesor dan memorinya lebih rendah.

Dilema yang sering terjadi adalah hadirnya Redmi 5 Plus yang membuat Redmi 5 tampak jadi "anak bawang" karena "tanggung". Alhasil banyak yang menambah anggaran untuk upsize ke Redmi 5 Plus. Alternatif lainnya adalah upsize ke Mi A1 untuk mendapatkan spesifikasi yang lebih bagus, kamera ganda, dan Android One, tapi mengorbankan layar lega fullview.

Belum lama ini pula, Xiaomi juga telah meluncurkan Redmi 6 dan Redmi 6A. Tentunya banyak yang akan memilih untuk menunggu Redmi 6/6A yang sudah mengusung kamera ganda. Namun, sejauh apa Anda rela menunggu?

Biasanya butuh waktu beberapa minggu hingga berbulan-bulan sejak peluncuran di negeri tirai bambu hingga masuk ke pasar global dan Indonesia. Itu pun baru peluncurannya. Ada jeda beberapa minggu lagi antara peluncuran dengan ketersediaan di pasar, pun dengan metode flash sale yang acap membuat ponsel menjadi sekedar "hoax" saja: ramai diperbincangkan di internet namun tak bisa ditemukan buktinya; atau tersedia dengan harga yang kurang wajar.

Ya mungkin butuh waktu 4-6 bulan lagi Redmi 6/6A baru tersedia secara "normal" di pasaran Indonesia. Jadi, mending Redmi 5 dulu saja yekan?