Konon sekarang eranya fintech, eranya cashless. Banyak yang mulai berkampanye untuk ini. Tapi, masih ingatkan Anda dengan era paperless? Konsep ini jauh lebih dahulu dikampanyekan sebelum cashless. Muncul saat komputer mewabah di awal 2000an. Tapi bagaimana implementasi konsep paperless ini di tahun 2018?

Belum lama ini saya berkesempatan untuk melakukan perjalanan ke luar kota dan saya mencoba konsep paperless dan juga cashless secara bersamaan. Untuk pemesanan tiket, saya menggunakan aplikasi Garuda Indonesia, dan pembayarannya saya lakukan dengan menggunakan kartu kredit. Pemesanan dan pembayaran saya lakukan melalui iPhone SE. Tanpa melibatkan komputer (dalam bentuk tradisional), dan tanpa melibatkan manusia lain baik dari maskapai maupun pihak bank. Swalayan sepenuhnya.

Penafian: Artikel ini tidak disponsori oleh Garuda Indonesia walaupun saya memang anggota GarudaMiles. Perjalanan ini bersifat mendadak dan kebetulan saat itu hanya tinggal maskapai ini yang tersedia kursinya untuk jadwal penerbangan yang saya inginkan. Bahkan, sejatinya pembelian tiket ini saya lakukan di dalam taksi saat perjalanan dari rumah menuju bandara.

Pembelian tiket berhasil. Reservasi kursi saya berhasil dikonfirmasi. Saya pun melanjutkan dengan proses check-in melalui aplikasi Garuda Indonesia di iPhone. Semua proses berjalan lancar, sampai saya tiba pada pilihan boarding pass: email, SMS, at the airport, dan add to passbook.

Ya, passbook! Sebagai pengguna iPhone, pilihan passbook untuk menggunakan Apple Wallet ini menarik untuk dijajal. Maka saya coba untuk menggunakan fitur passbook ini dengan Apple Wallet di iPhone.

Tahukah Anda? Awalnya Apple menggunakan aplikasi Passbook untuk menyimpan berbagai tiket-tiket dalam bentuk digital. Lalu, Apple menggantikan Passbook dengan Apple Wallet seiring hadirnya fitur Apple Pay. 

Setibanya saya di bandara, saya menanyakan kepada petugas maskapai, apakah saya tetap harus melakukan check-in dan mencetak boarding pass? Kebetulan memang saya tidak membawa bagasi tercatat, hanya tas backpack Deuter kesayangan saja. Menurut informasi dari petugas maskapai, saya tidak perlu mencetak boarding pass lagi. Cukup menunjukkan passbook ini untuk memasuki ruang tunggu dan untuk proses boarding.

Menarik! Ini akan menjadi pengalaman terbang dengan tiket paperless pertama saya.

Pintu masuk ruang tunggu berjarak hanya beberapa puluh meter dari meja check-in counter Garuda Indonesia. Ketika saya menunjukkan layar ponsel yang menampilkan boarding pass saya di aplikasi Apple Wallet kepada petugas keamanan yang menjaga pintu masuk ruang tunggu, petugas meminta saya untuk mencetak boarding pass di meja check-in counter.

Bah! Buyar sudah rencana paperless. Ternyata kembali ke cara tradisional.

Saya kembali ke meja check-in dan meminta pencetakan boarding pass tradisional. Petugas maskapai meminjam ponsel dan kartu identitas saya untuk pencetakan boarding pass, sementara saya dipersilakan untuk menunggu di sofa. Kebetulan ini business class, jadi ada sofanya.

Tak lama menunggu, hanya beberapa menit saja (itu pun karena seluruh petugas masih melayani penumpang lain), boarding pass tradisional saya sudah siap. Saya pun melanjutkan perjalanan ke ruang tunggu seraya membawa kertas boarding pass yang kelak akan disobek saat hendak menaiki pesawat.

Jadi, kapan kira-kira kita bisa menikmati penerbangan tanpa kertas di Indonesia ini? Atau mungkin ada rekan-rekan yang punya pengalaman yang lebih baik dengan maskapai lain?