Setelah beberapa waktu lalu meluncurkan Andromax R2 dan E2, Kamis lalu (02/06) Smarfren meluncurkan Andromax E2+ sebagai versi plus dari E2. Sekilas memang tampak tak signifikan perbedaan antara E2 dan E2+. Saya sendiri berkesempatan untuk menjajal Andromax E2+ dari Smartfren ini. Walau rasanya kurang pas karena belum pernah menjajal pendahulunya, Andromax E2.

Andromax E2+ bertenagakan prosesor Qualcomm Snapdragon 212 empat inti dengan clock 1.3GHz yang dipasangkan dengan RAM sebesar 2GB dan kapasitas penyimpanan internal 16GB. Tentunya kapasitas penyimpanan bisa ditambahkan dengan menggunakan kartu microSD jika dibutuhkan. Kombinasi prosesor dan kapasitas memori E2+ bisa dibilang terbaik di kelasnya.

Sementara kelengkapan paket penjualannya masih mirip dengan keluarga Andromax yang lain: unit ponsel, kabel USB, charger, earphone lengkap dengan busa, buku manual dan dokumen produk, serta baterai. Ya, seperti halnya Andromax E2, ponsel E2+ masih menggunakan baterai yang bisa dilepas-pasang. Sehingga ponsel ini masih mengadopsi sistem backdoor untuk akses ke kartu SIM, kartu microSD, dan baterai.

Saat keluar dari kardusnya, Andromax E2+ dibenamkan sistem operasi Android versi 5.1.1, atau yang akrab disebut Lollipop.

Tentunya VoLTE menjadi salah satu fitur yang diunggulkan dalam seluruh smartphone yang ditawarkan oleh Smartfren, termasuk Andromax E2+. Bahkan, dalam kotak kemasannya bertulisankan Andromax E2+ with VoLTE. Teknologi ini memungkinkan ponsel untuk mengirim dan menerima SMS, serta melakukan panggilan bahkan video melalui jaringan 4G LTE. Tanpa VoLTE, pengguna hanya menggunakan 4G LTE untuk koneksi internet saja, sementara untuk SMS dan telepon harus kembali ke 2G, 3G, atau CDMA 1x. Apalagi saat ini baru Smartfren yang menjadi operator yang mendukung jaringan VoLTE di Indonesia.

Untuk yang biasa menggunakan lebih dari satu operator, E2+ memiliki dua slot SIM untuk mengakomodasinya. Hanya saja, untuk slot SIM kedua bisa digunakan untuk jaringan GSM saja tanpa 3G dan 4G ataupun CDMA. Seperti halnya smartphone modern, E2+ mengadopsi micro SIM yang lebih kecil dari mini SIM. Namun jangan khawatir karena pengguna micro SIM sudah cukup umum dan tersedia dari semua operator di Indonesia.

Untuk sektor kamera yang bertugas mengabadikan momen, E2+ memiliki kamera 5 mega piksel yang dilengkapi dengan flash untuk pencahayaan di sisi belakang. Begitu juga untuk sisi depan: 5 mega piksel dengan flash untuk swafoto (selfie) yang lebih paripurna.

Ukuran layar pun masih sama dengan Andromax E2, yakni 4.5 inci. Begitu juga dengan dimensi ponsel. Namun layar E2+ sudah mengusung teknologi IPS yang kualitasnya lebih baik. Namun jika dibandingkan dengan Andromax R2, untuk ketebalannya memang berbeda, walaupun E2 dan R2 diluncurkan bersamaan. Berbeda segmen.

Saya termasuk pengguna yang cukup memperhatikan softkeys yang ada pada Android. Harus backlit-iluminated untuk memudahkan penggunaan saat gelap. Karena softkeys pada Android tidak bisa diraba: bukan tombol fisik. E2+ memiliki softkeys dengan backlit-iluminated untuk kenyamanan pengguna.

Walau Andromax E2+ bukanlah ponsel kelas premium, namun dengan mengusung teknologi 4G LTE terkini, kecepatan internetnya tentu sangat bisa diandalkan. Saya sendiri sudah melakukan uji selama beberapa minggu untuk mengkonsumsi hiburan multimedia dari Apple Music dan Youtube. Semua dapat dinikmati dengan lancar tanpa masalah.

Bahkan, Andromax E2+ cukup bisa diandalkan untuk merekam video timelapse menggunakan aplikasi Hyperlapse. Bahkan saya ujicoba untuk melakukan penyuntingan (editing) video. Semua berjalan lancar. Kecuali untuk modus Full HD karena kameranya hanya mendukung perekaman video dengan resolusi 720p.

Baterai yang diusung oleh E2+ berkapasitas 1.900mAH. Dengan charger 1A yang disediakan, tentunya akan membutuhkan waktu sekitar 2 jam lebih untuk mengisi baterai dari kosong hingga penuh. Sementara untuk penggunaan harian yang saya coba, baterai bisa bertahan dari pagi hingga sore hari.

Unit yang saya gunakan untuk uji coba adalah kombinasi warna putih untuk bagian depan dan plastik penutup baterai di belakang dengan warna emas pada kerangka (frame) berbahan logam. Walau bahan logam memberikan kesan solid dan juga memperkokoh struktur ponsel, hanya saja walau sudah dibalut warna emas, kesan mewahnya belum muncul. Namun tak adil juga kalau kita membandingkan dengan ponsel premium.

Selain opsi warna putih-emas, juga tersedia opsi warna hitam-silver. Saya pribadi lebih menyukai warna hitam untuk bagian disekitar layar. Warna putih di sekitar layar seringkali menganggu pandangan saya. Tentunya ini preferensi pribadi.

Tertarik untuk segera memboyong ponsel Smartfren ini? Andromax E2+ sudah dijual dengan paket kartu perdana Smartfren dengan harga Rp.1.199.000. Tunggu apa lagi? Ayo segera mampir ke Galeri Smartfren, atau ke gerai ponsel kesayangan Anda!