Internet dan inovasi digital semakin menyelinap di sela-sela kehidupan kita. Termasuk untuk urusan transportasi. Belakangan ini cukup ramai soal isu taksi online, yakni layanan transportasi berbasis aplikasi. Di luar masalah legalitas bisnis yang masih simpang siur, inovasi aplikasi ini memang memberikan kemudahan tak hanya bagi pengguna, namun juga penyedia jasa.

Dengan maraknya penggunaan smartphone dan penetrasinya yang semakin kuat, tak ayal penggunaan aplikasi semakin akrab di kalangan masyarakat. Jika awalnya untuk memesan taksi harus menghubungi melalui telepon dan berbicara panjang lebar, kini bisa dilakukan hanya dengan beberapa sentuhan dalam sekian detik saja.

Saya sendiri bukan tipe pengguna angkutan berbasis aplikasi setiap hari. Namun dalam beberapa bulan belakangan memang cukup terbantu dengan adanya trend di industri transportasi ini. Apa saja yang sudah saya coba? Bagaimana plus dan minusnya?

Uber (UberX dan UberBlack)

Walau statusnya masih simpang siur, kedua layanan Uber ini cukup bisa diandalkan. UberX dan UberBlack berbeda di tarifnya karena berbeda kelas kendaraan yang ditawarkan. UberBlack lebih mahal karena mobil yang digunakan juga sedikit lebih premium.

Kelebihan Uber adalah pembayaran menggunakan kartu kredit dan informasi lokasi yang bisa mengandalkan GPS dari ponsel. Alhasil, tak perlu susah payah menjelaskan lokasi penjemputan. Pun kita bisa melihat langsung mobil-mobil yang berseliweran di sekitar kita secara real time.

Begitu juga dengan alamat tujuan, tinggal tandai di peta. Pengemudi Uber umumnya akan menggunakan aplikasi navigasi berbasis GPS untuk menuju ke sana.

Saya tak mau membahas harga sebagai nilai plus (atau nilai minus?), walau konon banyak pihak yang merasa terancam dengan harganya yang kompetitif. Toh, dengan adanya konsep Surge Pricing, harganya fluktuatif. Kadang bisa murah, kadang bisa sangat mahal.

Namun untuk nilai minusnya adalah keterbatasan pada sistem 3-in-1 karena mobilnya berpelat hitam. Terlepas dari wacana bahwasistem 3-in-1 akan segera dihapuskan. Selain itu, pembayaran dengan kartu kredit hanya bisa untuk biaya perjalanan, tak bisa mencakupi biaya tol, parkir, dan juga uang tips. Ketiga itu mesti tetap membawa uang tunai. Tak bisa fully cashless.

Dengan layanan Uber, setiap perjalanan akan diberikan kwitansi dalam bentuk email. Bagus untuk dokumentasi atau keperluan laporan. Misalnya untuk perjalanan dalam rangka bisnis atau dinas.

Ingin menjajal Uber? Silakan gunakan tautan ini atau gunakan kode promosi uberadhamsue untuk mendapatkan diskon hingga 75 ribu untuk penggunaan pertama kali.

GrabTaxi

GrabTaxi sering menjadi andalan saya untuk memesan taksi. Terutama jika butuh untuk melintasi jalur 3-in-1. Kelebihan penggunaan GrabTaxi dibanding pemesanan taksi melalui telepon adalah penggunaan peta dan GPS. Mirip dengan Uber, kita tinggal menentukan titik penjemputan dan titik tujuan. Tak perlu menjelaskan panjang lebar di telepon.

Namun karena terbuka untuk beberapa armada taksi, kita tak bisa memilih armada yang mau digunakan. Saya pribadi umumnya mendapatkan armada Express dan Link. Tergantung tempat nongkrong taksi yang dekat dengan titik penjemputan.

Untuk pembayaran, saya masih mengandalkan argo di taksi dengan uang tunai. Kadang dengan beberapa kode voucher promo, bisa mendapatkan diskon dari harga yang tertera di argo.

Kini GrabTaxi sudah mendukung pembayaran dengan kartu kredit. Namun karena argo berjalan di dalam mobil, bukan di aplikasi, saya masih kurang percaya kalau pengemudi akan memasukkan angka yang sesuai dengan argo.

Seringkali saya mendapatkan email kwitansi dengan angka yang tak sesuai. Untungnya pembayaran dengan uang cash. Sehingga angka di kwitansi tak jadi masalah serius, kecuali jika kwitansi ingin dijadikan sebagai salah satu dokumen laporan.

Sementara untuk GrabCar saya belum mencoba. Namun secara singkat, mirip dengan Uber, yakni kendaraan pelat hitam.

Ingin menjajal GrabTaxi atau GrabCar? Silakan gunakan tautan ini atau gunakan kode promosi B792B9 untuk mendapatkan diskon hingga 30 ribu untuk penggunaan pertama kali.

Blue Bird

Taksi Blue Bird punya tempat tersendiri di kalangan pengguna taksi yang butuh kualitas baik dan terpercaya. Walau seringkali pengemudinya tak paham jalan, tak jadi masalah buat yang cukup paham lika-liku Jakarta. Toh ada GPS juga kalau bingung. Taksi ini pun punya aplikasi untuk pemesanan armadanya. Namun sayang, kualitas aplikasi BlueBird jauh di bawah Uber dan Grab.

Alasan saya untuk tetap memakai BlueBird adalah untuk keperluan dinas perusahaan yang menggunakan voucher untuk pembayarannya.

Namun untuk aplikasi BlueBird ini, kita harus secara manual melakukan input alamat penjemputan. Dan sebelum melakukan pemesanan, alamat itu harus disimpan dulu di akun kita. Hal ini cukup memudahkan untuk penjemputan yang rutin di tempat yang sama. Namun jika ingin dijemput di tempat yang bukan biasa, akan sangat repot sekali.

Selain itu, kita juga tidak bisa memberikan alamat tujuan di aplikasi. Jadi, baru bisa memberikan tujuan saat sudah duduk di dalam taksi. Terkadang hal ini juga tidak menguntungkan pengemudi, misalnya saat dia berharap mendapatkan penumpang yang searah dengan jalan pulangnya.

Karena memakai voucher, saya bisa minta tolong kepada pengemudi untuk membayarkan parkir dan juga biaya tol. Yang nantinya akan saya akumulasikan ke total pembayaran di dalam voucher. Bahkan jika mau, saya bisa menambahkan uang tips juga. Dengan aplikasi dan voucher, saya bisa benar-benar cashless dalam bepergian. Namun perlu diingat pula, seperti halnya reservasi melalui telepon, reservasi melalui aplikasi ini dikenakan kebijakan pembayaran minimal Rp.40.000,-

Selain untuk memesan taksi BlueBird, aplikasi ini juga bisa untuk memesan Silver Bird (sedan dan van) dan juga Blue Bird MPV.

GoJek, GrabBike, dan UberMotor

Kurang pas rasanya kalau tak sekalian membahas ojek online atau ojek berbasis aplikasi. Tapi, sayangnya saya jarang sekali menggunakan layanan ini, secara sehari-hari saya mengendarai sepeda motor. Lebih banyak saya menggunakan layanan ojek online ini untuk pengantaran barang (Go-Send dan GrabExpress) dan berbelanja makanan (Go-Food) saat mager. Sementara untuk berbelanja bulanan (grocery shopping), walau ada layanan semacam Go-Mart dan HappyFresh, saya lebih memilih untuk berbelanja langsung.

Seperti halnya GrabTaxi dan Uber, jika Anda ingin mencoba GrabBike, GrabExpress, atau UberMotor, bisa menggunakan petunjuk di atas untuk mendapatkan diskon promo.

Jika Anda ingin mencoba HappyFresh, silakan gunakan kode voucher Yt851 untuk mendapatkan pengantaran gratis.

Nah bagaimana dengan Anda? Apakah sudah mulai mencoba layanan transportasi dengan aplikasi, atau masih senang dengan cara-cara konvensional?