Selasa (22/03) dini hari, Apple memperkenalkan produk iPhone terbarunya: iPhone SE. Memang dalam durasi satu jam tersebut, Apple mengumumkan beberapa hal lain termasuk iPad Pro 9.7 inci. Namun, mari kita fokus pada iPhone SE dulu. Bisa dibilang, ini merupakan iPhone baru dengan wajah lama. Secara singkat, iPhone SE merupakan iPhone 6s yang berbentuk iPhone 5s. Dengan ukuran layar 4 inci yang konon memiliki pasarnya sendiri.

Tak sekedar mirip iPhone 5s (dan iPhone 5), tapi memang secara fisik sama persis. Yang membedakan hanya opsi warna rosegold saja. Jika Anda membandingkan iPhone SE warna silver, gold, dan space grey dengan iPhone 5s, maka hasilnya plek-ketiplek.

Tentunya tak seluruh spesifikasinya mirip dengan iPhone 6s. Fitur 3D touch absen pada iPhone SE, bahkan layar masih menggunakan komponen yang mirip dengan iPhone 5s. Untuk prosesor misalnya menggunakan chip A9 yang sama dengan iPhone 6s. Bisa dibilang, hampir semua komponen iPhone SE adalah penggunaan ulang (repurpose) dari iPhone 5s, iPhone 6, dan iPhone 6s. Mungkin hanya baterai dan logic board saja yang didesain baru.

Untuk spesifikasi lengkap dan perbandingan dengan iPhone 6/6s/Plus, silakan cek langsung di situs resmi Apple.

Hal lain yang menarik dari iPhone SE adalah harganya yang cukup terjangkau, hanya 399 USD untuk varian 16GB dan 499 USD untuk varian 64GB tanpa kontrak. Sebagai perbandingan, Apple menawarkan iPhone pertama kali seharga 499 USD untuk varian 4GB (599 USD untuk 8GB) tanpa kontrak. Perbandingan tambahan, iPhone 5s ditawarkan 450 USD untuk 16GB sebelum iPhone SE diluncurkan. Sepertinya harga murah ini bisa dicapai karena strategi penggunaan ulang komponen. Sehingga biaya riset, pengembangan, dan desain bisa ditekan hingga titik paling minimal.

Bahkan, iPhone SE ditawarkan lebih murah daripada iPhone 6. Padahal spesifikasi iPhone 6 lebih rendah dari iPhone SE yang bermesinkan iPhone 6s. Minus iPhone SE jika dibandingkan dengan iPhone 6 hanya di sensor barometer dan teknologi layar.

Namun, jika misalnya kita merujuk ke Apple Store cabang Singapura, maka selisih harganya dengan Amerika Serikat cukup lumayan. iPhone SE 16GB dibanderol SGD 658 dan SGD 828 untuk 64GB. Entah berapa lagi kenaikannya jika masuk ke pasar Indonesia. Toh, iPhone 6s (dan 6s Plus) saja belum jelas kabarnya.

iPhone SE juga merupakan iPhone yang tak menggunakan penamaan seri angka sejak iPhone 3GS. Penamaan iPhone SE juga menarik tentunya karena banyak yang menduga-duga kepanjangan dari SE. Ya, SE berarti Special Edition, seperti halnya pada Macintosh SE. Bukan iPhone Sekenan Euy, ya. Mentang-mentang murah.

Mungkin Apple dilema dalam memberi nama untuk iPhone ini. Jika diberikan nama iPhone 6s mini (atau 6c), tapi karena bentuknya mirip dengan iPhone 5s, jadi kurang greget. Tapi jika diberi nama iPhone 5SE (atau 5X, atau 5SS), maka akan memberikan kesan bahwa iPhone ini usang (outdated) dan tak mencerminkan mesin iPhone 6s. Malah tak ada gregetnya sama sekali.

Bisa jadi, kalau iPhone SE cukup sukses mengisi ceruk pasar yang sensitif terhadap ukuran layar ini, Apple akan merencanakan iPhone generasi berikutnya dalam 3 ukuran layar sekaligus: 4 inci, 4.7 inci, dan 5.5 inci. Bisa jadi: iPhone 7 mini, iPhone 7, dan iPhone 7 Plus. Bisa jadi. Karena ada sebagian pengguna iPhone 5s yang sampai saat ini belum mau melakukan upgrade ke iPhone 6 atau 6s hanya karena ukurannya yang dianggap besar. Ergonominya beda, apalagi untuk kita orang Asia. Saya termasuk salah satu penganut paham ini, seperti halnya Steve Jobs.

Namun dengan berlanjutnya iPhone dengan layar 4 inci, ini berarti para pengembang aplikasi iOS masih harus tetap menjaga kompatibilitas aplikasinya terhadap layar 4 inci setidaknya untuk beberapa tahun ke depan. Singkatnya, untuk sebuah aplikasi iOS yang universal, maka harus kompatibel untuk 6 ukuran layar: 4 inci, 4.7 inci, 5.5 inci, 7.9 inci, 9.7 inci, dan 12.9 inci.

Satu hal yang menarik lagi adalah soal aksesori. Tentunya, aksesori yang bisa digunakan pada iPhone 5 dan 5s akan bisa digunakan pada iPhone SE. Untuk para pengusaha toko aksesori ponsel, tentunya kehadiran iPhone SE akan meningkatkan kembali permintaan pasar terkait aksesori iPhone 5s yang mungkin sudah menumpuk di gudang. Bisa jadi, produsen aksesori pun akan kembali memproduksi ulang aksesori iPhone 5s yang mungkin saat ini sudah mereka hentikan produksi dan penjualannya.

Tentunya saya sangat bahagia dengan hadirnya iPhone SE setelah lama menanti kehadiran iPhone baru berukuran kompak sejak 2 tahun lalu. Sudah pasti, iPhone 5 yang saat ini saya pakai tak lama lagi akan segera usang. Walau tampilan fisik tak terlihat segar karena mirip dengan iPhone 5 yang diluncurkan tahun 2012. Untuk Anda yang mementingkan penampilan, tentunya ada warna rosegold yang membuat orang tak mungkin salah menerka iPhone SE Anda sebagai iPhone 5 atau 5s. Penting ya?