Setelah sukses secara resmi meluncurkan Redmi 1S, Redmi Note, dan Redmi 2 untuk pasar Indonesia, Xiaomi pun melebarkan jajaran produknya ke kategori tablet dengan Xiaomi MiPad. Sebagai tablet pertama dari Xiaomi, apakah MiPad akan sesukses produk Xiaomi lainnya?

MiPad sendiri hadir dalam bentuk yang minimalis berbalut plastik mengkilap (glossy). Di sisi atas, tersedia port untuk audio dengan jack 3.5mm. Di sisi kanan terdapat tombol volume dan tombol lock yang bernuansa logam, namun sebenarnya plastik. Di bagian bawah sudah pasti kita akan menemukan port micro USB yang biasa digunakan untuk pengisian baterai. Sementara di bagian kiri tersedia "laci" (tray) yang dapat digunakan dengan menggunakan pin yang disediakan dalam penjualan. Namun jangan salah, karena "laci" ini bukanlah tempat meletakkan kartu SIM, melainkan untuk kartu penyimpanan micro SD. Dan di sisi belakang bagian bawah terdapat sepasang speaker stereo.

MiPad mengusung layar IPS berukuran 7.9 inci yang memiliki resolusi 2048 x 1536 piksel yang cukup jernih dan tajam (326 ppi). Dengan rasio layar 4:3, MiPad cukup nyaman digunakan secara vertikal (portrait) maupun horizontal (landscape), baik untuk membaca, mengakses laman web, ataupun bermain game. Pun layarnya sudah dilindungi dengan teknologi Gorilla Glass 3.

Yang menarik dari MiPad jika dibandingkan dengan tablet lainnya adalah penggunaan prosesor empat inti (quad core) 2.2 GHz nVidia Tegra K1. Seperti yang kita ketahui kalau nVidia adalah produsen GPU papan atas, maka tak heran kalau MiPad ini dipersenjatai dengan GPU Kepler 192-core yang tak hanya cepat tapi juga hemat energi. MiPad mengusung RAM LPDDR3 dengan kapasitas 2GB yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan bermain game.

Saya sendiri yang sudah lama tak bermain game akhirnya terjebak. Awalnya mencoba beberapa game untuk menguji kemampuan MiPad, hingga akhirnya saya jadi selalu bermain game di MiPad setiap harinya. Hahaha...

Game Asphalt 8: Airborne mampu dijalankan dengan baik pada MiPad. Namun, mata saya masih menangkap gerakan yang tak mulus. Setidaknya tak semulus yang biasanya saya lihat di PC. Mungkin angka fps (frame per second) tak cukup tinggi, walau saya yakin tak rendah juga. Namun ketika saya mencoba menurunkan kualitas gambar dari "high" ke "medium", gerakan pun menjadi lancar. Hal ini masih masuk akal mengingat resolusi yang cukup tinggi dibandingkan layar PC pada umumnya, atau bahkan dibandingkan konsol game dengan HDTV sekalipun.

Seperti halnya Redmi 2, MiPad juga sudah menggunakan MIUI 6 dengan kualitas pengalaman pengguna (UX) yang sangat intuitif. Walaupun masih menggunakan basis Android KitKat dan belum Android Lollipop, saat ini tidak menjadi masalah yang krusial. Sejauh ini aplikasi-aplikasi di Play Store bisa saya digunakan dengan baik.

MiPad sejatinya tersedia dalam kapasitas peyimpanan ROM sebesar 16GB dan 64GB. Namun, untuk pasar Indonesia, Xiaomi hanya menawarkan varian 16GB. Namun jangan khawatir karena masih bisa ditambahkan microSD untuk ekspansi penyimpanan hingga 128GB. Selain itu, ekspansi dapat pula dilakukan dengan USB on-the-go (OTG) baik untuk penyimpanan maupun periferal lain seperti keyboard.

Plastik bagian belakang casing MiPad tidak dapat dibuka. Sehingga tak seperti Redmi 2 yang bisa Anda ganti dengan banyak pilihan warna. Selain itu, ini artinya Anda juga tidak bisa melepas dan mengganti baterai MiPad. Penggunaan bahan plastik selain tidak memberikan kesan premium, juga membuat MiPad menjadi lebih tebal. Namun, MiPad memang tidak ditujukan untuk segmen premium.

Untuk bobot, walaupun di atas kertas MiPad lebih berat jika dibandingkan dengan tablet lain, namun tidak ada perbedaan yang signifikan saat saya mencoba menggunakannya. Kecuali memang jika diukur dengan timbangan. Bobot yang lebih berat ini disebabkan karena MiPad mengusung baterai yang lebih besar: 6700 mAh. Sehingga waktu aktifnya bisa lebih lama. Untuk pengisian baterai yang besar ini, Xiaomi sudah mengantisipasinya dengan dukungan pengisian baterai 5V 2A dan juga 9V 1.2A. Sayangnya, saya belum bisa mencoba pengisian dengan tegangan 9V karena tak menemukan charger dengan spesifikasi tersebut. Padahal Xiaomi mengklaim pengisian baterai dapat dilakukan hanya dalam 3.5 jam saja dengan pengisian 9V.

Dalam paket penjualannya, MiPad dilengkapi dengan charger dan kabel micro USB tanpa earphone seperti halnya Redmi. Namun sebagai tablet, umumnya memang tidak dilengkapi dengan earphone dalam paket penjualannya.

Namun sayangnya, MiPad tidak tersedia dalam varian seluler. Sehingga MiPad tidak bisa digunakan untuk jaringan 3G apalagi 4G. Pengguna hanya bisa mengandalkan wifi saja. Mungkin memang didesain untuk dipasangkan (tethering) dengan Redmi 2 yang sudah 4G LTE.

Kemampuan wifi MiPad cukup lengkap: 802.11a/b/g/n/ac pada frekuensi 2.4GHz dan 5GHz. Namun untuk pasar Indonesia sepertinya 802.11a dan 802.11ac tidak diaktifkan oleh Xiaomi agar lolos sertifikasi Postel karena regulasi frekuensi 5GHz. Entahlah, saya juga tak bisa mencobanya karena tak punya perangkat lain yang bekerja dengan 802.11a ataupun 802.11ac. Di samping wifi, MiPad juga sudah mendukung koneksi bluetooth 4.0 yang dapat pula disandingkan dengan mouse dan keyboard (HID).

Seakan menjadi sebuah tradisi, Xiaomi menggandeng Lazada untuk penjualan secara daring. Hanya warna putih (dan hanya varian 16GB) saja yang tersedia. Harga yang ditawarkan adalah Rp.2.999.000. Harga yang cukup menarik. Berminat?