Solusi lampu dan pencahayaan Philips Hue memang menarik dan tentunya sangat cerdas karena dapat terhubung dengan internet. Tapi sayangnya, selain harganya yang masih selangit, pun belum tersedia di pasar Indonesia. Entahlah, mungkin suatu saat nanti saya akan implementasi ekosistem Hue ini untuk pencahayaan di tempat tinggal saya. Nanti.

Nah, beberapa waktu lalu, saya menemukan produk lampu Philips EasyScene yang tak kalah menarik. Walau masih berbasis CFL (compact fluorescent) seperti halnya LHE (lampu hemat energi) Philips Tornado, EasyScene menawarkan solusi percahayaan yang bisa ditemaramkan (dimmable) dan pengendalian tanpa kabel (remote control). Menarik!

Untuk paket perdana (starter pack), terdiri dari dua komponen: satu lampu EasyScene 20 watt, dan satu remote control lengkap dengan sepasang baterai AA. Paket perdana tersedia dua versi: cool daylight (CDL, 6500K), dan warm white (WW, 2700K). Silakan dipilih sesuai selera.

Pemasangannya pun cukup gampang. Tentunya remote control perlu ditenagai oleh baterai. Tinggal pasang baterai yang disediakan. Sementara unit lampu, cukup ganti lampu lama dengan lampu EasyScene layaknya mengganti lampu biasa. Jangan lupa untuk menghidupkan saklarnya. Langkah terakhir adalah konfigurasi untuk menyandingkan (pairing) unit lampu dengan remote control. Langkah-langkah detail tersedia dalam lembar instruksi. Tak sulit kok.

Remote control unit warna putih yang disediakan cukup ergonomis di tangan. Satu remote control dapat disandingkan dengan 100 unit lampu. Tapi kontrol independen hanya tersedia untuk 4 kanal. Jadi, jika menggunakan lebih dari 4 lampu, harus ada lampu yang dikelompokkan dalam minimal satu kanal. Tersedia pula satu tombol utama untuk menyalakan dan mematikan semua lampu yang tersanding (tidak per kelompok). Semacam saklar utama (main switch). Saat digunakan baik untuk sakelar ataupun dimming, maka lampu di belakang dial pada remote control akan berpendar jingga. Sangat membantu di kala gelap.

Koneksi antara remote control dengan lampu menggunakan standar IEEE 802.15.4 dengan pita frekuensi radio 2.4 GHz. Karena tak menggunakan sinar infra merah seperti televisi, maka penggunaan remote control tak perlu diarahkan ke lampu. Pun secara teori, dapat digunakan dalam radius 15 meter. Cukup untuk penggunaan di rumahan.

Kekurangannya, remote control tidak dilengkapi dengan "cantelan" atau docking yang dapat ditempel di dinding seperti halnya remote control pada penyejuk rungan (AC). Hal ini cukup merepotkan dalam penyimpanan remote control. Selain itu, Satu lampu hanya bisa disandingkan dengan satu remote control.

Nah, untuk mengatur intensitas cahaya, pengguna hanya perlu memilih grup kanal lampu dengan menekan tombol "on" di remote control, lalu dapat langsung memutar dial yang ada di tengah. Hanya saja, lampu tak dapat ditemaramkan hingga mendekati "mati", hanya dapat ditemaramkan hingga sekitar 5% saja.

Menarik? Tunggu dulu. Yang membuat kurang menarik mungkin harganya: paket perdana ditawarkan ke pasar dengan harga sekitar Rp. 480.000. Tak murah. Untungnya ane beli di kaskus, gan. Dapetnya 390 rebu ditambah ongkir. Dikasih kaos pula sama seller-nya, gan!

Kenapa ane jadi kaskus banget gini, gan?

Untuk bola lampu EasyScene dapat dibeli terpisah. Tersedia dalam varian 15 watt dan 20 watt, baik versi CDL maupun WW. Harganya berkisar Rp. 190.000 dan Rp. 220.000. Tidak murah, mengingat masih CFL, belum LED. Sementara remote control unit tidak dijual terpisah, hanya bisa didapatkan dari paket perdana.

Intinya, ada dua fitur yang ditawarkan oleh EasyScene: kenyamanan kendali remote control; dan dimmable. Jika ingin mendapatkan kedua fitur ini untuk pencahayaan di tempat tinggal, maka EasyScene cocok untuk Anda. Salah satu alasan kenapa saya pilih EasyScene yakni karena tak perlu lagi turun dari ranjang untuk mematikan atau meredupkan lampu sesaat sebelum tidur. Alasan lain, tentunya saya hanya perlu satu lampu saja, baik itu ketika membutuhkan cahaya terang untuk membaca buku, dan juga ketika membutuhkan cahaya yang temaram saja untuk beristirahat melepas lelah.

Tapi kalau ingin yang jauh lebih canggih, misalnya fitur penggantian warna, pemrograman, kendali melalui ponsel, hingga konektivitas ke internet, maka Philips Hue akan lebih cocok. Dengan harga yang juga "jauh lebih canggih" tentunya.

Pemutakhiran 12 Juli 2014: Sebagai tambahan informasi, untuk bohlam 20 watt CDL diklaim memiliki kekuatan sebesar 1100 lumens.