Istilah kudapan terasa asing di telinga? Ya, mungkin istilah cemilan lebih terasa familiar. Atau, biar terdengar keren, kita bisa pakai istilah snack. Tapi yang paling penting kan rasanya, bukan sebutannya. Setuju?

Entahlah. Teman-teman di tempat saya bekerja paling antusias dengan adanya kudapan saat bekerja. Mulai dari kudapan sehat seperti oatmeal (ya, di sini oatmeal bisa jadi kudapan), buah-buahan (termasuk rujak, tentunya), biskuit, roti tawar (benar, roti tawar hanya dianggap kudapan), hingga makanan kontroversial: gorengan tradisional. Kalau kerupuk dan sebangsanya, tak perlu dianggap kudapan, karena akan musnah seketika dilahap berjamaah. Paling seru memang kalau ada yang membawa atau mendapat kiriman berupa kudapan khas dari daerah lain. Semua lantas memamah biak.

Tak seperti mitos yang mengidentikkan kebiasaan ngemil dengan stereotip atau kalangan tertentu, di kantor saya hal itu tak berlaku. Demografi teman-teman saya cukup luas: pria dan wanita, rentang usia 20-an awal hingga 40-an. Mungkin ngemil ini sudah menjadi hobi, atau malah sejenis wabah. Menjangkiti setiap orang.

Di antara teman-teman kerja itu, ada satu yang sedang mengandung dan satu lagi sedang menyusui bayi. Tentunya kudapan perlu diperhatikan untuk kedua ibu muda ini. Untungnya teman-teman di sekeliling saya ini sangat kompak dan perhatian. Sehingga kedua ibu ini selalu dihindari dari kudapan yang tak sehat. Apalagi ada juga "ibu-ibu berpengalaman", yang tentunya lebih paham soal do and donts untuk ibu muda.

Untuk ibu hamil dan menyusui memang sebaiknya mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Tentunya untuk kesehatan dan kebaikan sang anak. Selain makanan, umumnya ibu muda saat ini pun mengkonsumsi susu khusus semacam Prenagen. Tapi bukan berarti lantas haram untuk ngemil. Boleh saja asal sehat.

Cemilan kontroversial seperti gorengan dari gerobak pinggir jalan tentunya terlarang karena kualitas minyak goreng dan tingkat higienisnya merupakan tanda tanya besar. Kami sering menyebutnya sebagai makanan fear factor. Cemilan buah di sela-sela bekerja selain mengisi perut juga memberi manfaat baik bagi kesehatan.

Seperti yang saya tulis sebelumnya, buah-buahan tertentu juga kaya akan kandungan asam folat. Apalagi ibu-ibu muda ini kebutuhan asam folatnya meningkat. Anggur dan apel merupakan contoh cemilan sehat untuk ibu-ibu muda. Delima juga baik kandungan asam folat dan vitaminnya. Tapi tampaknya cukup rempong untuk mengkonsumsi beberapa jenis buah di kantor. Mangga misalnya, kecuali dalam bentuk rujak, harus dikupas terlebih dahulu. Maklum, kantor kami masih relatif konservatif: tidak punya perlengkapan dapur. Jadi memang sulit mengkonsumsi kudapan yang tidak praktis atau perlu diolah lagi.

Salah satu solusinya adalah dengan membuat jus buah. Olah buah-buahan jadi jus di rumah, lalu bawa ke kantor dalam botol atau tumbler. Tapi kalau masih dirasa kurang praktis, mungkin produk seperti Prenagen Juice bisa pula dilirik sebagai solusi.

Prenagen Juice merupakan jus campuran dari buah anggur, delima, cranberry, dan apel dengan kadar 25%. Pun kadar gulanya tidak tinggi, sehingga manisnya tak mengganggu kesehatan. Oh, iya, zero fat. Tak ada lemak. Walaupun Prenagen Juice yang dibanderol Rp.7.500 per botol ini kaya akan asam folat dan vitamin C, bukan berarti bisa menggantikan susu maternal. Karena banyak nutrisi lain yang terkandung dalam susu maternal.

Jadi, walaupun aktif dan sibuk, ibu-ibu muda masih bisa mendapatkan nutrisi dari camilan yang praktis tapi tetap sehat.