Sebelumnya, saat odometer menunjukkan angka 3100-an km, bola lampu utama Mio J saya putus dan tentunya saya ganti dengan yang baru di bengkel resmi Yamaha saat servis rutin. Namun ternyata memang usianya tidak jauh berbeda. Saat odometer menunjukkan 7000-an kilometer (4000-an km jarak pakai sejak penggantian bohlam), lampu utama kembali mati. Putus.

Pada servis rutin berikutnya (7500-an km) saya minta penggantian bohlam lagi. Tapi sayangnya tidak bisa diakomodasi oleh bengkel resmi Yamaha karena stok lagi kosong. Alhasil, saya terpaksa menggunakan lampu jauh di siang maupun malam hari, karena peraturan yang mewajibkan sepeda motor untuk menghidupkan lampu di siang hari.

Akhir pekan kemarin saya jalan-jalan dari seputaran Setiabudi ke Bogor dengan Mio J. Jarak tempuh 45 km saya lalui selama 2 jam. Tapi sialnya, menjelang malam saat saya ingin pulang ke Jakarta, lampu jauh pun ikut putus saat odometer menunjukkan tepat di angka 10.001 km. Blackout!

Memang saya salah tidak mempersiapkan kendaraan. Tapi baru digunakan 2.500 km sudah putus? Untungnya saya menemukan bengkel yang masih buka pada malam hari di Jalan Raya Bogor. Tapi memang bengkel umum itu tidak punya stok bola lampu standar Yamaha. Bengkel menawarkan bola lampu "lokalan" seharga Rp.10.000 dan yang "katanya halogen" seharga Rp.15.000. Saya pakai prinsip "lebih mahal lebih bagus", jadi saya pilih yang "katanya halogen".

Dan, mari kita lihat saja kemampuan lampu "katanya halogen" yang bahkan di bengkel umum pinggir jalan harganya lebih murah daripada suku cadang resmi (Rp.18.000), apakah bisa bertahan lebih lama? Kalau ternyata lebih awet, maka suku cadang resmi perlu dipertanyakan kualitasnya.

Menurut saya, usia suku cadang (apalagi yang resmi) setidaknya mencapai satu tahun atau 10.000 km. Tidak sekedar 3.000 - 4.000 km saja. Saya pribadi lebih rela membeli suku cadang yang harganya lebih mahal tapi tahan lebih lama daripada harus sering-sering mampir ke bengkel. Dan suku cadang resmi harusnya berkualitas tinggi, apalagi Mio J memang didesain tanpa saklar untuk mematikan lampu.

Bagaimana pengguna Mio J yang lain? Apakah mengalami masalah yang sama? Atau, sudah menemukan alternatif suku cadang lampu yang lebih berkualitas?