Beberapa waktu yang lalu, saya memulai mencari ponsel pengganti Nokia E71 yang sudah mulai usang. Hingga akhirnya pilihan jatuh ke Nokia Asha 302 yang saya tebus di OkeShop senilai Rp.1.049.000. Bentuknya pun masih "mirip" dengan E71, sehingga diharapkan proses adaptasi menjadi lebih mudah.

Nokia S40 Asha Platform

Pastinya lini Nokia Asha menggunakan platform Nokia Series 40. Berbeda dengan Nokia E-series yang berbasis Symbian, S40 tidak mendukung multitasking yang sebenarnya. Walaupun begitu, memutar musik sambil chatting dengan WhatsApp tetap bisa dilakukan. Hanya saja, untuk berpindah aplikasi menjadi lebih ribet.

Selain itu, ukuran tulisan (font) relatif besar, kurang nyaman untuk saya pribadi.

Social by Nokia

Untuk urusan social media, ternyata ponsel ini tak kalah. Nokia sudah mempersiapkan aplikasi khusus untuk twitter dan facebook. Bahkan seakan tak mau kalah dengan Facebook Home di Android, cuplikan linimasa twitter ataupun facebook bisa ditampilkan di homescreen Asha!

Karena memang aplikasi ini berbasis Java, tentu saja banyak keterbatasan. Sehingga untuk penggunaan yang sangat intensif tidak bisa diakomodasi. Kali ini saya merindukan aplikasi Gravity di E71.

Nokia Music Unlimited

Memang ini bukan ponsel yang ditekankan untuk musik. Tetapi saya mendapatkan layanan Nokia Music Unlimited gratis selama 6 bulan untuk mengunduh musik-musik digital di "toko musik" Nokia. Memang koleksi musiknya tak sekaya iTunes Music Store, tapi lumayan. Sayangnya lagi, musik yang ditawarkan memiliki kompresi yang lumayan ketat. Tak heran kalau per lagu rata-rata hanya berukuran 1MB. Dengan jaringan HSPA, hanya butuh hitungan detik untuk mengunduh lagu. Begitu juga dengan headset yang diberikan, berkualitas seadanya.

USB Charging

Seperti halnya ponsel Nokia, Asha 302 ini masih dilengkapi charger standar Nokia. Karena segmennya termasuk low end, hanya dilengkapi charger dengan kapasitas arus 450 mAH, untuk mengisi baterai berkapasitas 1430mAH. Secara teori, akan butuh waktu lebih dari 3 jam. Saya sendiri akhirnya menggunakan charger E71 (800mAH).

Yang menarik adalah Asha 302 ini ini juga dapat diisi baterainya ketika terhubung dengan komputer menggunakan kabel USB. Namun, ketika saya menghubungkan dengan USB charger iPhone, baterai tidak terisi. Hanya terisi ketika dihubungkan dengan komputer (ada koneksi data).

Mac & iSync

Sinkronisasi dengan Mac adalah wajib bagi saya. Karena ternyata Nokia tak lagi mendukung Mac, maka saya terpaksa membuat sendiri plugin iSync untuk Asha 302. Urusan sinkronisasi tak lagi menjadi masalah!

Tombol Volume

Namun kekurangan yang paling fatal bagi saya adalah tak adanya tombol fisik untuk mengatur volume suara. Memang untuk mendengarkan musik ataupun radio bisa diatur melalui tombol navigasi. Tapi dengan tombol khusus, ini akan jauh lebih baik.

Kesimpulan?

Bisa dibilang kalau Nokia Asha 302 ini adalah featurephone dengan cita rasa smartphone. Memang banyak kekurangannya jika dibandingkan dengan E71, tapi sebagai sidekick messenger untuk iPhone 4S, sangat memadai. Apalagi memiliki fitur speed dial, sehingga menelpon nomor yang biasa dihubungi menjadi praktis.

Nah, apakah Anda juga masih bertahan menggunakan ponsel dengan full keyboard?