Sabtu (07/01) kemarin, dengan setengah nekad dan setengah tekad saya melakukan lari setengah marathon (half marathon) untuk pertama kalinya. Memang bukan lomba resmi, hanya berlari seorang diri. Mirip Xperiathon, tapi tidak ada kompetisi. Memang untuk tahun 2012 ini, target saya adalah menamatkan lomba lari half-marathon.

Untuk rutenya, saya memilih Kawasan Mega Kuningan karena faktor lokasi yang dekat dengan tempat tinggal saya. Selain itu, juga karena lingkungannya yang cukup kondusif serta cukup sepi dari lalu lintas saat akhir pekan. Video berlari saya di Mega Kuningan pada Februari 2011 ada di sini.

Musim hujan tentunya menjadi momok tersendiri bagi para pelari luar ruangan. Namun cuaca mendung dan hujan gerimis merupakan suatu berkah untuk saya pribadi karena saya tidak akan kepanasan. Bahkan, tetap teduh jika sudah melewati pukul 08.00 pagi.

Jarak terjauh yang pernah saya tempuh adalah saat lomba Adidas KOTR, yakni 16.8 km. Maka saya perlu tambahan sekitar 4 km. Walaupun sepatu Adidas ClimaCool Ride berhasil mengantar saya ke garis finish saat lomba SCSM kategori 10K pada Desember kemarin, namun saya belum yakin kenyamanannya untuk jarak 21K. Untuk itu, saya terpaksa membongkar kardus dan "menghidupkan kembali" Nike Air Turbulence+ yang sudah sobek bagian dalamnya itu. Dengan bantuan selembar plester penutup luka, diharapkan sepatu ini bisa digunakan tanpa gangguan dari plastik cangkang yang sebelumnya selalu menusuk kaki.

Nike Air Turbulence

Hujan memang turun pada malam sebelumnya. Bahkan hingga subuh. Namun sekitar pukul 06.00 WIB saya sudah bisa memulai lari setelah melakukan pemanasan sebelumnya. Untuk mengukur jarak, saya mengandalkan Nike+ Sportband yang sudah dikalibrasi. Tingkat keakuratannya mencapai 97.5%.

21 km tentunya bukan jarak yang dekat untuk pelari amatir, apalagi saya belum pernah mencapai jarak tersebut. Namun, kekuatan fisik hanyalah 10%, 90% sisanya adalah kekuatan pikiran. Saya menggunakan target bertahap: 5K, 10K, 16.8K, dan 21K. Saat start, kejar angka 5K di dalam benak. Setelah 5K tercapai, lalu pusatkan pikiran untuk 10K. Dan seterusnya. Metode ini berhasil untuk saya pribadi untuk menghilangkan persepsi bahwa 21K itu jauh.

Mega Kuningan bukanlah area yang luas. Sekali mengelilinginya hanyalah sekitar 2 hingga 4 km, tergantung variasi rute. Untuk jarak 21K, tentunya saya perlu berlari dengan banyak putaran berulang (looping). Dengan kondisi gerimis halus, tidak banyak yang berlari pada pagi itu. Mungkin saya terlihat seperti orang gila yang terus-menerus berlari mengelilingi Mega Kuningan tanpa henti. Tapi ingatlah, 90% kesuksesan berlari adalah kekuatan pikiran. Jadi konsentrasilah hanya pada lari.

Untuk kebutuhan hidrasi, karena ini bukan lomba resmi, maka tidak ada water station. Sehingga saya harus mampir di warung yang ada di pinggiran Mega Kuningan untuk membeli air minum dalam kemasan botol sehingga bisa saya bawa saat berlari. Ketika air minum habis, maka saya kembali mampir untuk membeli kembali.

Di kantong celana, saya membawa camilan energi (energy bar) untuk asupan nutrisi. Setelah memasuki KM 10, maka saya mengkonsumsi energy bar dan minum sambil berjalan kaki. Karena saya termasuk orang yang makannya lambat, maka "pengisian" ini saya lakukan sekitar 700 m.

Menjelang KM 11, sekitar pukul 07.30 hujan mulai turun dengan deras. Saya terpaksa berteduh di pos parkir gedung terdekat. Sekitar pukul 08.15 hujan sudah mulai reda, dan saya melanjutkan lari.

Di KM 16.8 hingga KM 17.8 saya kembali melakukan "pengisian" sambil berjalan kaki. Setelah itu, tentunya sisa perjalanan sudah tinggal sedikit, kurang dari 3.5 km. Namun realisasinya tidak segampang itu. Walaupun sudah beristirahat dan mengisi tenaga, badan sudah mulai merasa jenuh, kaki pun sudah mulai terasa pegal. Yak, di sini lah kekuatan pikiran itu menjadi penting. Sebelumnya saya sempat hit the wall mau berhenti di KM 15. Namun sebagai penamat KOTR 16.8K tentunya saya tidak boleh menyerah di KM 15.

Hingga akhirnya saya berhasil mencatatkan jarak 21.21 km di Sportband dengan waktu bersih 2:48:03. m/

Pesan moralnya adalah, untuk lari jarak jauh fisik saja tidak cukup, mental juga harus dilatih. Sebelum ini, saya tidak pernah berlari lebih dari 10K pasca Adidas KOTR pada akhir September 2011. Sebelumnya juga saya tidak ada persiapan untuk half-marathon. Inilah alasan mengapa di awal tulisan saya bilang setengah nekad.

Tetapi, walaupun tanpa persiapan yang baik, saya tetap melakukan perhitungan yang baik. Untuk jarak, sebagai penamat Adidas KOTR 16,8K tentunya menambah 4 km masih masuk akal. Untuk fisik, selain istirahat yang cukup, tentunya perlu asupan energi yang cukup. Pengisian tenaga (carbo loading) harus dilakukan sebelum berlari. Dan alat bantu pemantau detak jantung (heart rate monitor) saya anggap penting untuk mengawasi kondisi jantung, agar tidak terlalu dipaksa (over-trained).

Manajemen waktu dan tenaga sangat penting. Saya mengambil KM 10 dan KM 16.8 untuk mengkonsumsi energy bar. Jangan lupa minum air untuk mencegah dehidrasi. Namun jangan terlalu banyak minum air, agar tidak terguncang di dalam perut. Kondisi perut tentunya jangan kosong, namun juga jangan penuh. Tahan kecepatan, terutama di 10KM pertama. Saya menurunkan kecepatan 10-20% guna menghemat energi untuk di paruh kedua.

21K memang bukan jarak yang dekat, waktu tempuh juga tidak sebentar. Para pemula biasanya membutuhkan waktu lebih dari 2 jam, bahkan lebih dari 3 jam. Agar tidak bosan selama berlari, penggunaan iPod sebagai hiburan cukup disarankan.

Pencapaian ini penting secara pribadi sebagai pembuktian (proof of concept) bahwa menamatkan half-marathon itu bukanlah suatu yang mustahil bagi saya sekarang. Ini dapat menjadi motivasi untuk half-marathon berikutnya, termasuk saat berlomba. Jadi saya akan terdorong untuk menyelesaikan 21K jika kembali menyerah di tengah lomba. Juga menjadi perbandingan (benchmark) catatan waktu untuk latihan maupun lomba 21K berikutnya.

Terakhir, karena ini half-marathon perdana bagi saya, maka catatan waktu tidak begitu penting. Yang penting adalah menyelesaikan lari. Untuk catatan waktu, bisa dipertajam di kemudian hari.

Jadi, untuk teman-teman pelari yang saat ini sedang berlatih untuk half-marathon, semoga pengalaman lari half-marathon perdana saya ini dapat memberi semangat. Mari lari!

— Adham Somantrie.