Sebelumnya saya sudah menuliskan tentang pemantau detak jantung yang bisa digunakan saat berlari. Juga sedikit ulasan mengenai Polar Wearlink+ yang saya gunakan dengan Nike+.

Lalu, apa sebenarnya guna dari memantau detak jantung ini? Tentunya dengan semakin lengkap informasi mengenai olahraga kita, maka kita dapat lebih mengoptimalkan olahraga tersebut. Misalnya untuk mengetahui apakah kita kurang maksimal atau malah terlalu berlebihan?

Nah, detak jantung setiap individu itu unik. Tentunya untuk menganalisa kondisi jantung bukanlah hal yang gampang. Anda mungkin perlu mengunjungi dokter untuk analisa yang akurat. Namun, secara praktis tentunya ada beberapa hal yang dapat kita lakukan sebagai orang awam.

Salah satunya dengan menghitung zona atau rentang detak jantung yang optimal. Apakah untuk sekedar "menggerakkan badan", atau untuk mencapai batas maksimal kemampuan tubuh. Berlari secara "penuh" (all-out) dalam durasi yang cukup lama tentunya tidak baik juga untuk tubuh. Ada rentang tertentu yang mesti dijaga agar lari menjadi optimal, baik itu tujuannya untuk membakar lemak atau memang untuk meningkatkan kinerja.

Saya mencoba membuat aplikasi berbasis web untuk mengkalkulasikan zona detak jantung di alamat berikut, http://adha.ms/apps/heartrate/. Untuk menghitung, ada beberapa informasi yang dibutuhkan: usia, detak jantung saat tidak berolahraga (resting heart rate), dan jenis kelamin. Informasi detak jantung maksimal bersifat tidak wajib (optional). Jika tidak dimasukkan, maka aplikasi akan menghitung detak jantung maksimal Anda berdasarkan usia dan jenis kelamin. Tentu saja, karena setiap individu itu unik, maka akan lebih akurat jika Anda punya data mengenai detak jantung maksimal Anda.

Semoga lari Anda bisa lebih optimal.

— Adham Somantrie