Jika Anda membayangkan Sitti itu adalah seorang gadis cantik nan mempesona, maka Anda salah! SITTI sebenarnya adalah sebuah mesin. Ya, mesin. Mesin yang merupakan sistem iklan kontekstual yang sadar isi (content aware). Terdengar seperti AdSense dan AdWords? Anda tidak salah, memang mirip. Tetapi, SITTI adalah spesialis untuk Bahasa Indonesia!

Ah, mungkin Anda berpikir SITTI itu hanyalah pengikut AdSense khusus Bahasa Indonesia seperti yang sudah ada sebelumnya. SITTI tidak mungkin sebuah hal kecil yang biasa saja kalau SITTI mampu mencuri perhatian dari TechCrunch. SITTI memiliki algoritma-nya sendiri untuk mencari iklan yang relevan dengan konteks halaman. Dan tentu saja, seperti yang saya bilang sebelumnya, lebih "ahli" dalam menangani Bahasa Indonesia, non EYD. Pasti akan sangat ironis jika SITTI tidak lebih memahami Bahasa Indonesia daripada Google.

Tapi jika kita membandingkan SITTI dengan Google secara keseluruhan, tentu saja bagaikan gadis kecil dengan sang raksasa. Namun, untungnya, Indonesia bukanlah dunia. Indonesia hanya bagian dari dunia yang besar ini. Dan, bahagianya, SITTI memiliki keunggulan di sini, walaupun hanya dalam beberapa aspek. Tetapi ini merupakan langkah awal yang bagus dalam kompetisi.

Secara pribadi, tentu saya akan lebih memilih menggunakan SITTI untuk iklan di situs saya yang berbahasa Indonesia. AdSense sudah lama saya tinggalkan karena cenderung tidak relevan. Ya, mungkin Google juga masih perlu banyak belajar Bahasa Indonesia. Di samping itu, ternyata SITTI juga mampu mengenai bahasa 'slang' Indonesia hingga bahkan bahasa alay. Ya, tidak bisa dipungkiri bahwasanya masih banyak sekali halaman web berbahasa Indonesia yang tidak baku saat ini.

SITTI pun masih belajar. Walaupun SITTI mengklaim sudah "mempelajari" banyak sekali halaman web berbahasa Indonesia selama bertahun-tahun, saya rasa sistem SITTI masih belum sempurna. Saya sebagai penerbit iklan SITTI, sejak diundang dalam peluncuran terbatas di Kemang beberapa waktu lalu, melihat sistemnya masih belum selesai. Masih banyak fitur-fitur yang belum bisa diakses. Tetapi, saya yakin ini hanya masalah waktu saja. Membangun dan memperbaiki situs itu dapat dikerjakan dengan cepat saat ini.

Dengan banyaknya jumlah blogger Indonesia yang bertumbuh dengan cepat. Juga meningkatnya jumlah halaman berbahasa Indonesia di Internet. SITTI punya banyak potensi. Apalagi saat ini para produsen dan pemilik merk di Indonesia sudah mulai melek internet untuk promosi produk mereka. Saya rasa SITTI memiliki harapan baik untuk menjadi ekosistem yang menjembatani pengiklan, penerbit iklan, dan tentunya pemirsa iklan.

Masih penasaran? silakan kunjungi blog SITTI atau ikuti kicauan twitter @sittibelajar.

Terima kasih banyak untuk Mbak Sekar dan Mbak Nira yang telah mengundang saya untuk makan malam dan peluncuran halus (soft launching) serta uji coba SITTI di Kemang beberapa waktu lalu. Kami para blogger dari Bandung pun tidak sabar menunggu kunjungan SITTI di Kota Kembang ini.

Dan, mari kita lihat bagaimana SITTI akan berevolusi dari gadis kecil menjadi seorang wanita dewasa yang matang. Mungkin hanya waktu yang bisa menjawab. Tapi berapa lama? Tentunya kita bisa memprediksi atau sekedar berkomentar

Adham Somantrie.