#pb2010

Akhir era blogger? Mungkin saya sedikit pesimis. Tapi tentu saja saya punya alasannya. Dan tentu saja penyelenggara punya alasan untuk menambahkan "plus" di akhir frasa
PestaBlogger" tersebut. Mungkin, ini untuk merangkul pengguna jejaring sosial yang bukan blogger (walaupun beberapa jejaring sosial tersebut termasuk blog: blog-mikro [microblog]). Atau mungkin saja, "profesi" sebagai blogger itu sudah tidak sepopuler beberapa tahun yang lalu.

Dan, terkadang banyak yang tidak menyadari bahwa ngeblog itu tidak harus menulis artikel dan panjang. Internet bukan lagi tempatnya teks yang polos. Internet mendukung informasi yang kaya, multimedia. Bahkan kini kapasitas dan infrastruktur internet di Indonesia sudah jauh lebih baik dibanding beberapa tahun lalu sehingga mampu mendukung komunikasi yang kaya. Blog foto (photoblog) dan podcast juga bisa dibilang sebagai blogger, kok.

Lalu "plus" ini apa maksudnya? Sepertinya, pengguna mayoritas internet di Indonesia sepertinya bukan blogger (lagi). Banyak netizen atau onliners yang aktif bersosialisasi di internet, namun tidak ngeblog (atau, sudah tidak ngeblog lagi seperti halnya Priyadi. #eh?). Penyelenggara PestaBlogger kali ini ingin mengundang tamu yang lebih luas, memperbesar target pengunjungnya. Banyaknya pengguna twitter, Facebook, bahkan Foursquare tentu sangat menarik bagi penyelenggara.

Jika kita lihat kampanye dan aktivitas para sponsor yang berkeliaran, sebagian besar juga tidak lagi fokus kepada para blogger. Banyak yang lebih meminta akun twitter ataupun Facebook. Salah satu sponsor misalnya, melakukan kampanye agar para pengunjung mengikuti akun twitter mereka dan menyukai halaman penggemar (likes, fan pages) Facebook mereka. Sama sekali tidak menanyakan alamat blog.

Mas Ikhlasul Amal — selaku tamu VIP rombongan PestaBlogger+ 2010 dari Bandung yang menggunakan alibi "narablog fotografi" untuk menjustifikasi miskin artikel — juga sedikit kebingungan saat breakout session untuk mencari kelas yang terpaut blog fotografi. Kini tidak sedikit kelas yang lebih konsentrasi pada komunitas, gerakan, produk, maupun jejaring sosial. Walaupun tentunya masih ada kelas yang masih tetap fokus pada blog.

Jadi, blogger tidak lagi potensial? Atau sudah sedemikian berkembang dan bergeser? Silakan berkomentar, bebas kok.

— Adham Somantrie.