Segelas milkshake cokelat dan sepiring kentang goreng menemani seorang gadis cantik di salah satu sudut meja di Merdeka Walk. Sembari senyum-senyum sendiri, tangannya yang cekatan menekan tuts-tuts keyboard di laptop yang duduk tegak di meja di hadapannya. Sedang layar monitor laptop menangkap sepenggal tulisan:

Masih Tersungkur Untukmu
kuterjang gelap, rebahkan pekat...
kuperangkap rembulan, lelaplah di sampingku..
kujungkir balikkan dunia, jika itu yang kau mau..
kuterangi langit malam, jika itu yang kau tunggu...
lalu kau akan tahu,
aku masih tersungkur untuk hatimu
tak beranjak kemanapun,
sampai kapanpun...
hari ini pun, masih tetap kamu yang tersenyum manja di setiap sudut jalan dengan memegang bunga dan berpakaian serba pink..
walaupun cuma bayangan, tapi masih kamu...
cuma kamu...
ah, kujungkir balikkan saja dunia ini...

Kemudian di bagian bawah tulisan tersebut tercatat pula berbagai catatan pendek yang mengomentarinya.

Bolehlah... memanglah kaw ni pleboi sejati... macam mana tak klepek2 cewek baca puisi kaw ni... (Adham), yang langsung ditanggapi pemilik tulisan, Ih..cepat kali kau reply ya baru aja aku publish...hehehe (Poetra).

Disusul komentar-komentar lainnya Ngapain dia berdiri di sudut jalan, memegang bunga, dan memakai baju pink? lagi jualan mawar di hari valentine ya? Heueheue (Lika). Aih...aih... mo menjungkirbalikkan dunia jangan ah... beraaaat! (Rynz). Hati2 dari tersungkur menjadi tersingkir (Kabayan)

Cuplikan kalimat-kalimat di atas layaknya percakapan ini adalah sebagian tampilan dari blog milik Putra Nasution. Blogger berusia 26 tahun yang dimuat dalam folder Most Popular tahun 2006 di blognya http://ipoet.net/.

Mari Bercerita di Blog

"Blog ini enaknya tulisan kita dikomentari semua orang jadi ada interaksi," kata anggota awakmedan community yang merupakan salah satu komunitas blogger Medan yang baru terbentuk beberapa waktu lalu.

Dikatakan Putra, blog hampir sama dengan diary yang berisikan curhat, bentuk pemikiran atau opini. Namun menariknya tulisan yang dimuat di blog bisa dibaca oleh semua orang. Sehingga kita dapat tahu bagaimana tanggapan orang lain tentang apa yang kita tulis. "Blog adalah salah satu bentuk dari kebebasan berpendapat. Kita dapat menuangkan pemikiran kita di blog sembari tetap melangkah di koridor yang ada," tambah cowok yang memulai debutnya sebagai blogger sekitar tahun 2001 ini.

Isi blog beraneka macam, tergantung minat perorangan. Ada yang menyukai kuliner maka isi blognya adalah melulu soal-menyoal makanan. Bagi peminat wisata akan menuliskan rekam jejaknya di blog. Orang yang lain lagi senang akan puisi, cerpen dan segala hal yang beraroma sastra, ketimbang numpuk tiada guna di otak maka si "sastrawan" menjadikan blog menjadi wadah untuk meng-eksplorasi karya.

Selain punya minat di satu sisi, sering juga para blogger menuliskan pendapatnya tentang suatu hal. Bisa saja berdasarkan isu ter-hot saat ini atau mungkin pengalaman pribadi. Seperti yang dilakoni Putra dan blogger lain yang tergabung di bawah bendera awakmedan. "Karena basic kami di teknologi informasi, kami sering menulis hal-hal mengenai IT. Tapi tak menutup kemungkinan kami menulis di luar IT," ujar Putra yang mengaku memiliki private blog yang tidak untuk dipublikasikan.

Dari Mulai Curhat Sampai Dituduh Penipu

Banyak manfaat dan aneka pengalaman yang diakui para blogger didapat dari blog. Tak sekadar ajang curhat-curhatan, belajar menulis, menambah wawasan, sharing dengan blogger dari tempat-tempat nun jauh di sana, bertemu jodoh lewat blog bahkan menambah relasi bisnis.

Seperti yang dialami Ronald Saragih, salah satu personel awakmedan. Pemilik blog http://ronald. saragih.net dan blog.antarmedia.com ini sering menulis mengenai segala hal-hal mengenai komputer yang bersifat edukasi. Seputar pengalamannya, blogger berusia 27 tahun ini menghadapi per-masalahan IT dan hal-hal pakem lainnya.

Tanpa disengaja rutinitasnya ini telah menjadi salah satu sarana "mengiklankan" diri. Bahkan tak jarang pengunjung blognya tertarik dan menggunakan jasanya. "Dari blog bisa juga loh menghasilkan uang. Kalau blognya rame dikunjungi kemungkinan ada yang tertarik dan mengiklankan produknya di blog bersangkutan," terang alumni USU ini. Tak jauh berbeda, Adham Somantrie blogger 25 tahun asal Bandung yang aktif di komunitas BBV (Bandung Blog Village) yang merupakan brotherhood-nya awakmedan juga memiliki pengalaman serupa.

Bergelut di bidang IT membuat cowok yang untuk sementara menetap di Medan ini juga menuangkan hal-hal berbau IT, soal menyoal komputer di blognya http://adha.ms/. Uniknya cowok berwajah manis ini sering mendapat email yang menanyakan bagaimana memperbaiki komputer yang rusak. "Karena sering nulis tentang IT dan komputer, orang-orang jadi merasa kita tahu segalanya," tutur Adham seraya mengaku bila kebetulan tahu tentang problem yang ditanyakan ia tak segan-segan membalas email tersebut.

Ternyata pengalaman tak hanya unik dan lucu saja yang dialami blogger mania. Ada juga blogger yang tersandung kejadian tak mengenakkan menyangkut pencemaran nama baik layaknya yang dialami Adham.

Belum lama ini cowok berambut ikal ini sempat dituduh sebagai penipu di dunia maya. Ceritanya bermula dari nama. Adalah seorang Erwin Sumantri pelaku bisnis online yang sudah terkenal seantero penikmat produk online sebagai seorang penipu.

Karena ada kemiripan pelafalan nama, ada seseorang yang tanpa tedeng aling-aling mencap Adham Somantrie sebagai penipu yang sama seperti Erwin Sumantri. Bahkan dengan teganya si penuduh "menempelkan" tampilan website Adham dan menginformasikannya ke forum sebagai penipu yang selama ini dicari-cari.

"Waktu itu aku panas sekali sampai-sampai aku mem-publish pasporku ke forum dan menjelaskan panjang lebar ke pelaku kalau aku bukan orang yang dituduh," cerita Adham. Untungnya masalah tersebut dapat selesai dengan bantuan klarifikasi lewat forum yang dilakukan teman-teman sesama blogger yang mengenal identitas Adham.

Meski begitu toh kejadian tak mengenakkan ini tak sampai melonggarkan semangat Adham untuk tetap ngeblog. "Ya... nggak sampai malaslah cuma kesal aja dan terpenting aku nggak merasa sendiri karena ada teman-teman yang bantuin," jawabnya sambil tersenyum.

Bebas Namun Tidak Sebebasnya

Awalnya komunitas ini dimulai dari obrolan-obrolan ringan di MIRC oleh Putra Nasution, Ronald Saragih, Ahmad Zaky, Andra Elang, Azi Rianto dan Udi Nasution. Pada akhirnya dari sekadar ngobrol dan chatting-chatting seru lewat media online tercetuslah kerinduan untuk membuat komunitas blogger layaknya kota-kota lain seperti BBV di Bandung dan Angkringan di Yogyakarta.

Dan secara resmi 22 Februari 2009 lalu lahirlah awakmedan community, di mana pada 16 Agustus 2009 kemarin melakukan deklarasi offline di Merdeka Walk. Tujuan terbentuknya komunitas ini dikatakan Putra salah satunya karena melihat masih kurangnya minat masyarakat Medan untuk ber-blog ria. "Kami ini menyebarkan semangat blogging dan mendorong angka blogger agar lebih bertambah. Lewat blog kita dapat membentuk mind set dan memacu untuk lebih banyak menulis dan membaca. Kita ingin mewujudkan impian dari dunia maya ke dunia nyata," tambah Putra.

Meski bebas menulis, Putra juga mengatakan kebebasan yang dimaksud bukan berarti bebas sebebas-bebasnya yang dapat merugikan orang lain. Melainkan kebebasan yang bertanggung-jawab. "Tak ubahnya dunia nyata dalam dunia virtual juga ada tata krama dan netiket," pungkasnya.

Ester Pandiangan (Harian Global Medan, 10 September 2009)