Bandung Blog Village
Nama Bandung Blog Village (BBV) barangkali sudah tak asing bagi kalangan blogger di Bandung. Betapa tidak, karena BBV terbilang komunitas blogger pertama yang didirikan khusus regional Bandung.

Tepatnya pada 5 Juli 2002, BBV resmi berdiri, setelah beberapa calon anggota BBV mengadakan pertemuan di sebuah rumah makan di Jln. Pahlawan, Bandung. Awal pertemuan mereka rupanya juga merupakan sebuah keisengan, dari sekadar ajakan iseng dalam kotak shoutbox. Beberapa blogger yang membaca ajakan tersebut sepakat untuk melakukan kopi darat.

Setelah lebih dari enam tahun tergabung dalam BBV, rupanya jumlah keanggotaan BBV tak meningkat tajam. Menurut Community Representative BBV, Adham Somantrie, hal tersebut disengaja demi menjaga kualitas komunitas.

"Dari awal, kita memang enggak bertujuan untuk menambah jumlah anggota banyak-banyak, kita lebih menekankan kualitas. Harapannya supaya semua anggota saling kenal dan memiliki kedekatan tersendiri, yang penting solid," kata Adham. Dari jumlah tersebut, anggota BBV terbilang beragam, mulai dari mahasiswa, wiraswastawan, karyawan, praktisi IT, pekerja lepas, penulis, bahkan ibu rumah tangga dan siswa sekolah menengah.

Ketika awal terbentuk, anggota BBV yang mayoritas mahasiswa kerap berkumpul di suatu tempat, atau bahkan bermain internet bersama. "Kalau dulu kan laptop masih mahal, terus hotspot juga jarang, alhasil kita suka bareng-bareng ke warnet, coba-coba warnet," kata Adham.

Untuk menjadi anggota BBV, blogger harus lebih dulu aktif di Cafelounge milik BBV. Cafelounge sendiri merupakan portal terbuka yang bisa dimasuki oleh berbagai kalangan, tak harus blogger. "Anggota BBV juga bagian dari Cafelounge, tetapi BBV khusus bagi mereka yang suka ngeblog. Sementara Cafelounge buat yang suka ngumpul bareng, berarti tidak tertutup kemungkinan dari non-blogger. Hampir setiap weekend, ngariung bareng di kafe," kata Adham.

Bagi anggota BBV dan pengunjung, Cafelounge ibarat serambi, ruang tamu. Semua orang bisa bergabung. "Kalau dia memenuhi syarat, kita ajakin bergabung. Yang penting, harus aktif dulu di Cafelounge, terus datang kalau kopdar," kata Adham.

Menurut koordinator lapangan BBV, Ihwanul Iman, cikal bakal anggota BBV sendiri dulunya tergabung dalam komunitas blog Indonesia, Blogerrian dan Blogbugs. "Tetapi, itu kan sifatnya nasional, jadi kita bikin yang lokal," kata Ihwan.

Selain untuk wadah interaksi seputar blog dan berbagai informasi lainnya, Ihwan menambahkan bahwa mayoritas kegiatan yang dilakukan cenderung nonformal. "Seseruan aja, ngobrol, dan olah raga," kata Ihwan.

Namun, kesibukan yang melanda beberapa anggota inti BBV membuat kegiatan sempat terhenti. Tak sedikit pula yang harus meninggalkan Kota Bandung karena tuntutan pekerjaan. BBV pun sempat vakum selama beberapa tahun. Untuk itu, 2008 lalu BBV melakukan regenerasi dan kembali aktif berkumpul.

Untuk mencari komunitas ini sebenarnya cukup mudah. Dengan datang ke dua tempat makan yang biasanya mereka sambangi tiap Sabtu malam, Warung Pasta Jln. Ganeca dan Republik Kuliner Jln. Purnawarman, mereka dengan mudah dikenali. Sekumpulan anggota BBV sudah siap memanfaatkan fasilitas hotspot dan berselancar lewat blog. (Endah Asih/"PR")***

Sumber: Pikiran Rakyat edisi cetak. Rabu 7 Januari 2009.

Tulisan Terkait:
Blog, Keunikan Budaya Digital
Pendapat Mereka