Senin (07/04) saya berangkat ke Jogjakarta dari Palembang melalui Jakarta (connecting flight). Dan saya sempatkan untuk bertemu dengan para eblis penghuni neraka Jogja.

Berhubung saya cuma kenal dan hanya bisa menghubungi Zamroni, maka saya coba hubungi beliau untuk berjumpa dengan eblis CahAndong. Namun sayang seribu kali sayang, Selasa (08/04) beliau harus pergi meninggalkan Jogja menuju ibukota demi masa depan. Sehingga saya coba sempatkan untuk melepasnya di stasiun Tugu, sekalian saya membeli tiket untuk pulang.

Bermodalkan foto di Wiki Laknat, akhirnya saya nekat aja panggil orang yang mirip dengan foto tersebut. Untungnya, benar bahwasanya itu adalah Zam. Lah, jangan sampai ada orang lain yang mirip dengan Zam, kesian orang itu...

Malamnya, Tika mengajak saya untuk menghadiri acara kumpul-kumpul anak Mac.Web.id di "BookPoint". Namun disamping Tika sendiri tidak menghadiri acara tersebut karena alasan fisik, saya juga tidak menghadiri karena sudah terlanjur janji dengan anak-anak CahAndong untung berkumpul malam ini.

Sekitar jam setengah sembilan malam, saya datang ke Djambur sesuai instruksi dari Tika. Di sana hanya bisa didapati Alex bersama seorang teman wanitanya. Disusul dengan makan malam. Sambil mengabari beberapa rekan-rekan melalui SMS.

Funkshit, satu-satunya yang mengirim SMS konfirmasi bahwa tidak dapat hadir karena dia harus pulang ke rumah secara dia sudah lama tidak pulang ke rumah, layaknya Bang Toyib.

Dan, satu-persatu orang pun mulai berdatangan ke lokasi. Sandal, Leksa, Gunawan, Ekowanz, dan Antogirang Antobilang. Hanya saja Tika yang tidak kunjung hadir hingga saya pulang sekitar pukul sebelas malam. Bahkan, menurut laporan, Tika pun tidak hadir hingga acara kumpul-kumpul dibubarkan paksa oleh warga.

Terima kasih atas sambutan dari rekan-rekan CahAndong. Walaupun dari seluruh bloger yang saya temui waktu itu adalah belum pernah saya temui sebelumnya, alias pertemuan pertama, namun mereka sungguh ramah dan bersikap tangan terbuka. Termasuk Alex yang hobi curhat

Mohon maaf teman-teman, waktuku tidak banyak. Saya ingin sekali berlama-lama dengan kalian. Saya tidak bisa menemani kalian hingga larut malam karena saya punya rencana lain untuk keesokan paginya

Dan, terima kasih buat Tika yang telah banyak membantu melalui telepon selular. Yang walaupun katanya pengen nganter pulang ke stasiun, tapi hingga saya sampai di Bandung pun saya tidak melihat sedikitpun penampakan Tika yang kebangetan itu